26

1.9K 209 7
                                    

Seperti sepasang kekasih kebanyakan. Jennie dan Taeyong duduk berhadap-hadapan menikmati makan siang mereka sambil sesekali bercerita tentang kegiatan sehari-hari mereka saat mereka tidak bersama.

Lalu tiba-tiba Jennie terdiam setelah menerima pesan dari Lisa yang mengatakan : Jen, besok Jisoo mau ketemu kita. Kayaknya Jisoo mau minta kita jadi bridemaidsnya, apa kamu mau? Aku nggak yakin kamu mau, kan ada Jaewon di sana.

Jennie hanya membaca pesan itu tanpa ada niatan untuk membalasnya lalu meletakkan hapenya di dalam tasnya lagi.

Jujur Jennie masih sedikit sakit hati dengan Jaewon dulu, dia ditinggal saat perasaannya tumbuh semakin banyak. Ditambah lagi tiba-tiba lelaki itu akan menikah dengan 'sahabat'nya. Bayangkan saja jika kalian jadi Jennie?

"Jen..kamu lagi mikirin apa? Orang yang kamu pikirin itu ada di depan kamu!" Ucap Taeyong sambil menyuapkan sepotong steak daging ke mulut Jennie.

"Ha? Kenapa aku bisa berpacaran dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi sepertimu sih" Jennie berdecak malas. Lalu membuka mulutnya, menerima suapan dari Taeyong.

"Jelas aja aku harus percaya diri, karena aku punya segalanya" ucapnya sombong.

"Iya, aku percaya kamu punya segalanya" Jennie memutar bola matanya malas.

"Karena aku punya kamu, kamu, dan kamu" Taeyong mengangkat kedua bahunya.

"Apaan sih? Nggak banget gombalnya" Jennie lalu melanjutkan kegiatan makannya yang terpotong hanya karena dia melamun.

"Jen, aku penasaran apa yang membuatmu melamun. Apa karena pekerjaanmu? Aku kan sudah bilang apapun pekerjaanmu yang berhubungan dengan Jaehyun atau perusahaanku, katakan saja..aku pasti akan membantumu" Taeyong mengusap pelan punggung tangan Jennie yang ada di atas meja.

Sebenarnya bukan tentang pekerjaan ataupun tentang hubungannya dengan Taeyong yang memenuhi pikirannya saat ini. Tapi karena permintaan tolong Jisoo untuk menjadi bridemaidsnya yang selalu terbayang di otaknya. Apalagi jika ia harus bertemu lagi dengan Jaewon yang sempat mengisi hatinya dulu lalu pergi entah kemana tanpa berpamitan pada Jennie.

Jennie tidak tahu harus menceritakannya pada Taeyong atau tidak, ia takut Taeyong justru akan marah dan malah melarangnya.

"Jen? Kamu dengar apa yang aku bicarakan kan?" Taeyong memiringkan kepalanya menatap wajah Jennie dengan lekat.

Jennie mengerjap-kerjapkan matanya, menyadarkan diri dari lamunannya sendiri.

"Ah..i-iya apa?"

"Jen, just tell me your problem. Anything.."

"Jisoo..memintaku untuk menjadi bridemaidsnya dua minggu lagi"

"Jisoo?" Taeyong mengernyitkan dahinya.

"Iya Jisoo sahabatku, dia akan menikah dua minggu lagi dan aku di minta untuk menjadi bridemaidsnya"

Taeyong terlihat berpikir sejenak lalu menatap wajah Jennie lagi.

"Ya udah lakukan saja, Jen..lagipula dia sahabatmu kan?"

"Tapi-" belum selesai Jennie berbicara, Taeyong menggenggam tangan Jennie lebih erat dan menatap matanya lekat, "Lakukan apa yang hatimu katakan, Jen"

Jennie tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Hm Jen, aku rindu kamu sangaaat merindukanmu. Boleh ya aku menginap satu malam di apartemenmu?" Bujuk Taeyong.

"Anio!" Jawab Jennie tegas sambil menatap kedua mata Taeyong karena Jennie tau apa yang akan Taeyong lakukan padanya jika sudah bilang 'rindu' dan merajuk seperti sekarang ini.

"Wae??? Kamu nggak kasihan sama aku? Kamu nggak rindu aku? Aku janji nggak akan melakukan apapun, aku hanya ingin tidur di sampingmu memelukmu sepanjang malam. Itu saja.." ucap Taeyong sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Jennie tetap menggelengkan kepalanya kuat.

"Arra..tapi aku masih mau di sini sama kamu, aku belum mau pulang lalu setelahnya kuantar kamu pulang" ucap Taeyong sambil menunduk sedih.

"Taeyong, kamu lupa? Itu mobilku, aku yang mengantarmu bukan kamu yang mengantarku, arra?" Ucap Jennie sambil menunjuk mobilnya yang terparkir di luar jendela.

"Ah ne nona Kim! Omong-omong di mana temanmu itu akan menikah? Aku ikut kan?" Tanya Taeyong sambil mengangkat kedua alisnya.

"Ya, kamu boleh ikut tapi jangan buat masalah"

"Untuk apa aku buat masalah? Apa calon suami temanmu itu adalah mantanmu?" Tanya Taeyong seakan ia bisa membaca pikiran Jennie.

DEG

Pertanyaan Taeyong otomatis membuat Jennie membelalakkan matanya. Bagaimana bisa Taeyong tau? Apa Taeyong sedang membaca pikirannya sekarang?

"Jen..kenapa mukamu begitu? Lagipula aku cuma bercanda Jennie" Taeyong tersenyum.

"Tapi kamu benar Taeyong" ucap Jennie sambil menundukkan kepalanya memainkan garpunya.

"Oh ya? Itu bagus Jen..kamu bisa buktikan padanya kalo kamu bisa cari pendamping yang lebih baik darinya, omong-omong mantanmu itu bukan Hanbin kan? Mana mungkin Hanbin bisa menikah dengan orang lain secepat itu setelah putus denganmu"

Jennie menggeleng pelan.

"Lalu mantanmu siapa? Aku tidak tau lagi selain Hanbin"

"Jaewon, dia cinta pertamaku"

"Oh..pasti masih sangat membekas di hatimu kan? Makanya kamu terlihat murung"

"Bukan begitu Taeyong, justru aku takut kamu ngelarang aku buat jadi bridemaidsnya Jisoo cuma gara-gara Jaewon mantanku. Kalo aku sih biasa aja, lagipula aku udah punya kamu"

"Bagus lah..kamu emang harus bangga bisa naklukin playboy internasional kayak aku" Taeyong tersenyum penuh kemenangan.

Jennie menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku pikir kamu bakal marah"

"Buat apa aku marah? Hm? Aku yakin kamu tidak akan tergoda lagi dengan mantanmu. Karena aku yang paling menggoda untukmu sekarang ini" Taeyong mengusap lembut punggung tangan Jennie dan mengecupnya sekilas. Lalu mengeluarkan smirk khasnya.

Bersambung..

Aku nggak tau ini aku nulis apaan '-'
Semoga masih dapet feelnya

Selamat berpuasa semuanyaa ♡

Busan, im in Love! | JENYONG️ ✔Where stories live. Discover now