9 - The New Guy

3.6K 534 159
                                    

Warning: mature content

(-)

PERTEMUAN pertama antara Leeds Bersaudara dengan pemuda dari organisasi pemburu monster bernama Typhon itu berlangsung canggung. Hannes tidak tahu mana yang harus disalahkan: dirinya atau Mrs. Evangeline Zorn—salah satu pimpinan Typhon yang menjadi alasan utama mengapa mereka menerima Giver Airshield sebagai bantuan melawan Succubi dan Incubi.

Sebagai orang dewasa, Hannes tahu ia semestinya berusaha membuat kedua anak didiknya bisa berakrab-akrab ria dengan Giver. Mungkin mudah jika hanya Astron, tetapi Alyster bukanlah seseorang yang suka beramah tamah kepada orang baru—apalagi jika orang barunya tampak terang-terangan menunjukkan bahwa dirinya bosan setengah mati berada di sini.

Evangeline memang sudah mengingatkan Hannes mengenai sikap Giver yang ... yah, tidak terlalu baik. Bahkan cenderung kurang ajar. Orang harus memperhatikan mood lelaki itu baik-baik jika ingin menjalin percakapan tanpa menyebabkan salah satu pihak menjadi kesal.

"Dia anak yang—jujur saja—brengsek dan tidak tahu sopan santun." Begitu kata Evangeline sewaktu berbicara di telpon. "Kurang lebih sama seperti anak didik perempuanmu yang kau ceritakan, hanya saja Giver lebih suka menggunakan kata-kata kasar daripada sarkasme."

"Mm, maaf, Mrs. Zorn. Tetapi kenapa kau mengutus Giver dan bukan yang ... lebih aman?" Hannes bertanya—lantas langsung merasa menyesal. Kenapa ia malah bilang begitu? Memangnya Giver macan lepas.

"Ah, itu karena dia sedang menjalankan hukuman." Tawa Evangeline mengalun seolah keputusannya takkan membuat Alyster dan Giver saling cakar kelak. "Tenang saja, Mr. Leeds. Ia adalah seorang pemburu yang andal. Aku berani menjamin keberhasilan misi serta keselamatan anak-anak didikmu."

"Oh ... baiklah. Terima kasih, Mrs. Evangeline."

"Sama-sama, Mr. Leeds."

Kembali lagi ke masa kini, tepatnya di ruang tamu kediaman Hannes pada malam hari pukul delapan. Astron, Alyster, dan Giver masih asyik dengan pikiran masing-masing setelah lima belas menit lamanya waktu berlalu tanpa obrolan. Bahkan saat perkenalan tadi, Hannes-lah yang justru angkat bicara untuk memperkenalkan satu sama lain. Sungguh tidak bisa diharapkan.

Mata Hannes memicing ke arah Astron selaku satu-satunya pihak yang dianggap paling masuk akal untuk mencairkan suasana. Ke mana kemampuan bersosialisasi anak itu ketika dibutuhkan? Apa ia sudah terlanjur merasakan aura tak bersahabat dari lelaki Typhon itu?

Merasakan tatapan Hannes yang perlahan membakar kepalanya, Astron berdeham pelan sebelum buka suara, "Giver, bisakah kau jelaskan lebih lanjut mengenai monster yang akan kita lawan ini?" Salah satu alis Giver terangkat dan ekspresi terganggunya membuat Astron meringis.

Giver terdiam sejenak seolah sedang mempertimbangkan apakah pertanyaan Astron penting untuk kelangsungan hidupnya atau tidak. Menilai dari putaran bola matanya, jawabannya pasti tidak. Meski begitu ia tetap menjawab pertanyaan Astron dengan jelas—sejelas yang ia bersedia lakukan.

"Succubi memiliki dua wujud: monster dan fana," katanya. "Wujud fana mereka berupa wanita paling cantik yang pernah ditemui oleh para lelaki. Fungsinya untuk menarik perhatian korban, tentu saja. Hal yang sama berlaku kepada Incubi, bedanya wujud fana mereka adalah laki-laki."

"Bagaimana dengan wujud monster mereka?"

"Ha? Untuk apa kau tahu? Tidak ada gunanya repot-repot menjelaskan kalau kalian sendiri tidak bisa melihatnya," sahut Giver.

Mulut Alyster sudah terbuka untuk membalas ucapan Giver dengan jawaban hanya-dia-dan-Tuhan-yang-tahu. Namun, syukurlah insting Astron cepat tersentil dan ia segera menyela, "Oke. Lalu ciri-ciri mangsa kesukaan mereka seperti apa?"

Drop Dead BeautifulWhere stories live. Discover now