12 - Little Blood Sucker

2.5K 388 67
                                    

TIDAK bisa tidur gara-gara dengung mengganggu adalah hal terburuk nomor tiga yang dialami Astron malam itu. Ya, nomor tiga. Masih kalah oleh kekesalannya menunggu episode terbaru Devilman Crybaby. Masih kalah pula oleh ketidakpercayaannya terhadap orang-orang yang menolak melihat pengembangan karakter Bakugou Katsuki, bahkan setelah chapter terbaru diunggah!

"Yang benar saja." Astron menggerutu di bantalnya yang bertuliskan Plus Ultra. "Dasar fandom," lanjutnya, seolah lupa tentang keberadaan dirinya di dalam fandom yang sama.

Namun, terlepas dari gejala-gejala fanboy Astron, pokok permasalahan sekarang berbeda. Tak ada sangkut pautnya dengan anime, manga, komik, light novel, action figure, cosplay—oke, stop, nanti tidak habis-habis.

Intinya, masalah Astron saat menjelang tidur sekarang adalah si makhluk kecil bersayap yang berbunyi ngung-ngung. Alias nyamuk. Maskot drakula yang tergantikan sejak kedatangan mamalia berjudul kelelawar.

Tatkala bunyi tersebut sudah kelewat batas, Astron menyerah. Ia lekas menyalakan lampu di nakas lalu mengintai makhluk-makhluk kecil yang terbang di sekelilingnya. Hening sebentar, sebelum akhirnya bunyi ngung-ngung terkalahkan oleh bunyi pak-pak beberapa kali. Pembantaian pun berbalik.

Selama lima menit, Astron sibuk melompat ke sana kemari seraya bertepuk tangan. Ada nyamuk yang di luar jangkauan? Tak masalah, banyak furnitur di kamarnya yang bisa dinaiki. Ada yang ke kolong tempat tidur? Nah, Astron baru tak bisa menjangkaunya. Namun, ia mengakali dengan cara memasukkan sapu dan menggoyang-goyangkannya, menyebabkan nyamuk yang bersembunyi berterbangan ke luar.

Astron kembali asyik berburu sampai dirinya berkeringat. Hitung-hitung olahraga malam, entah berpengaruh atau tidak.

Tampak di telapak tangan Astron yang memerah, segelintir korban jiwa bergelimpangan gepeng tak berdaya disertai percikan darah yang telah mengering.

Astron mendesah pelan, ia meninggalkan kamar guna mencuci tangan terlebih dahulu sebelum membanting diri ke kasur, melanjutkan istirahatnya yang tertunda. Lain kali, mungkin ia harus tidur dengan raket nyamuk saja.

(-)

Astron kembali bangun tengah malam gara-gara suara ketukan di pintunya. Lelaki itu mengerang kesal lalu menyembunyikan kepalanya di balik bantal serta selimut. "Kalau kau arwah atau apalah tolong pergi secepatnya aku masih mengantuk," keluhnya dalam satu napas.

"Bukan!" Ketukan pun berubah jadi gedoran. "Astron, ada Paman Hannes di sini."

Astron meraih ponsel di nakas guna melihat jam, dan ia sontak berdecak kencang. Jam tiga dini hari. Apa yang dipikirkan pamannya? Mereka sedang tidak dalam kondisi vit untuk latihan. Tidakkah ia ingat bahwa dirinya dan Alyster masih kelelahan akibat melawan Duo Cubi semalam?

Ia sudah hampir tertidur lagi ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Curang, batin Astron, berusaha memblokir cahaya dari ruang tengah dengan selimut. "Lima menit lagi?" tawarnya.

"Kau bisa tidur sepuasnya nanti," ujar Alyster seraya bersandar di ambang pintu. Salah satu tangannya memegang cangkir yang menguarkan aroma kopi.

"Maaf sok tahu, tetapi bukankah dari jam delapan pagi hingga dua siang kita memiliki jadwal kegiatan belajar-mengajar di pusat pendidikan bernama sekolah menengah ke atas?" Astron mulai sarkastik.

Alyster menyeruput kopinya. "Bibi Leighla sudah meminta izin. Kelihatannya, ada hal lain yang lebih penting ketimbang tes kalkulusku."

Drop Dead BeautifulWhere stories live. Discover now