Chapter 4

541 53 0
                                    

Sebelum aku berangkat kesekolah, seperti yang dilakukan oleh semua orang. Sarapan pagi. Yap, aku menghampiri wanita paling cantik yang ku miliki. Dia sedang melahap rotinya sedangkan ia tidak memakan sedikitpun menu makanan yang sudah tertata rapi san lezat didepan mata. Aku mulai duduk dan menanyakannya dengan menu sarapannya yang kini ia nikmati.

"Selamat pagi, sayang." Bidadari cantik itu menyapaku.

"Selamat pagi, bu." Aku menjawab salamnya. "Bu, mengapa kau hanya memakan roti saja. Kau menjaga dietmu?"  Aku menanyakan bentuk badannya yang terlihat sedikit gemuk itu.

"Tidak, nak. Hari ini Ibu harus terburu-buru. Aku harus bergegas ketempat kerja ibu untuk mengambil beberapa berkas penting sebelum ibu bertolak keluar kota untuk berkerja."

"Ow, jadi kau akan keluar kota?"

"Iya. Kau habiskan makanannya, ya? Aku harus cepat-cepat pergi." Ia nampak terburu-buru saat menjinjing tas lengannya dan setelah itu ia meninggalkan kecupan dikepalaku. "Ibu, pergi dulu Toey. Dah."

"Hati-hati, bu." Ucapku setelah ia keluar dari pintu. Lalu dia pun kembali untuk memberitahuku.

"Toey?"

"Iya, bu."

"Entah berapa lama aku pergi karena klien ini sangat penting bagin perusahaan ibu. Aku meninggalkan catatan dikulkas. Kau bisa membacanya nanti."

"Baik, bu."

"Baiklah, ibu pergi. Dah."

Ia pergi lagi untuk menuju ketempat kerjanya. Aku melahap makananku sambil mendengarkan suara pintu mobil tertutup lalu disusul dengan suara deru mesin yang menyala. Decitan ban juga kudengarkan hingga akhirnya suara tersebut pergi dari rumahku. Aku penasaran dengan apa yang ibuku katakan.

Langsung saja aku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan menuju kearah kulkan yang berada didalam dapurku. Dan benar saya, dari sekian banyak catatan hanya catatan yang bertanggal 3 Februari 2017 yang sepertinya baru ia tulis hari ini.

"Jika dalam beberapa hari ibu kembali, jika kau merasa kesepian  tinggalah dengan calon kakak tirimu. Dia tinggal di jalan (menyebutkan alamat rumah). Jaga dirimu baik-baik."

Calon kakak tiriku? Haruskah aku melakukannya. Aku bisa tinggal sendirian dirumah. Atau aku bisa membawa temanku untuk menemaniku agar aku tidak kesepian. Tapi, aku juga merasa penasaran siapa yang ibuku maksud itu. Apa aku harus melakukannya?

Entahlah aku masih memikirkannya. Tapi sebelum aku memasuki kelasku, aku sempat bertemu dengan P'God yang memang tidak sengaja lewat satu lorong denganku. Namun ia tidak sendirian ia bersama dengan seorang temannya yang bernama Kit.

"Oh, Toey."

Dia memanggilku dan mulai berjalan menghampiriku. Kau tahu betapa manisnya dia saat tersenyum. Dia membuatku luluh saat datang menghampiriku, jalannya yang indah membuat siapapun datang berlarian menghampirinya.

Ingin sekali ku pergi menghindarinya, tapi sepertinya aku merasa bahu ada paku yang menancap merekatkan kakiku agar aku tidak bisa kemana-mana. Temannya pun juga manis, meski tidak seputih P'God dia sangatlah rupawan dengan tubuh atletisnya.

"Kau sudah datang?"

Dia menanyai kedatanganku disaat aku terhipnotis akan ketampanannya itu. Dan aku mulai tersandar saat dia menjentikan jarinya didepan mataku.

"Nong?" Dia memanggilku dengan menjentikan jarinya itu.

"Ow, Apa?" Pikiranku tercecer kemana-mana saat itu.

"Aku menanyaimu, apa kau baru saja datang?" Dia mengulangi pertanyaannya.

"Ooooh ... iya." Jawabku selintas.

I'm Crush On You!!Where stories live. Discover now