Chapter 10

381 36 2
                                    

Masih ada waktu bagi Ohm untuk menanti makan malam tiba, karena pada saat itu juga ia akan bertemu dengan calon ibu tirinya. Jadi ia menikmati 12 Jam untuk mempersiapkan diri menjadi percaya diri. Entah dengan cara apa ia akan lakukan, yang jelas ia memulainya dengan bertemu dengan Bas.

Bas sedang menunggunya disebuah cafe sambil menikmati Ice Chocolate Milk. Dia pun juga sibuk memainkan ponselnya karena ia sedang membalas Direct Messege dari penggemar-penggemarnya di akun Instagram miliknya karena ia mulai menjadi selebriti setelah mengendorsekan sebuah produk minuman secara online.

Dan datanglah Ohm kala itu juga yang hendak meminta masukan padanya sebagai seorang teman. Karena ia begitu resah dan panik, sepanik itukah ia akan bertemu dengan calon ibu tirinya yang awalnya tidak disukainya? Bas pun meletakan ponselnya dan mulai fokus dengan masalah sahabatnya ini.

"Ada apa, Ohm?" Bas menanyakannya karena ia diminta oleh Ohm untuk bertemu.

"Entahlah, Bas. Aku hanya merasa resah saja. Aku bingung bagaimana aku harus menjaga sikapku ketika aku bertemu dengan calom ibu tiriku." Ujarnya Ohm meminta pendapat.

"Jika kau tidak menginginkannya, mengapa kau harus menerimanya?" Jawabnya Bas.

"Aku tahu. Tapi setelah aku mendengar ucapan Toey waktu itu, ada sesuatu dorongan yang membiarkanku untuk menuruti apa yang ayahku perbuat. Rasa sedih karena melihat beban ayahku setelah ibuku meninggal, seolah dia yang menyalurkannya."

"Tunggu dulu." Ucapnya Bas menghentikan pembicaraan Ohm karena ia curiga dengan ucapan Ohm yang mengatakan bahwa ia teringat akan ucapan Toey. "Toey?" Bas memperjelas ucapan Ohm. "Apa kau sudah pernah berbicara dengannya?" Bas menanyakannya dan membuat Ohm menyadari kecerobohannya itu karena ia keceplosan menyebut nama Toey. Why? bukankah itu tidak masalah?

"Uhm ...." Dia mulai berdengung bingung.

"Bukankah kau sangat membencinya karena duduk dibangku sebelahmu itu?" Dia menanyai Ohm lagi. "Ah ... entahlah. Kau memang misterius Ohm."

"Bisakah kau membantuku? Bantu aku untuk menghadapi ini semua." Ohm terus meminta kepada Bas yang juga tidak tahu membantu seperti apa.

Setelah bertemu dengan Bas, kini Ohm sedang duduk disebuah tempat makan yang lain. Ia menunggu pesanannya sambil bermain game diponselnya. Lalu ia pun tidak sengaja melihat ku melintas yang segera memesan makanan. Lalu ia ingin sekali menyapanya, tapi ia tetap menjaga gengsinya sebagai musuh.

Waktu itu aku sedang ingin sendiri, karena aku merasa bosan seharian ini. Aku sudah menelfon Kimmon untuk menemaniku, dan ia bilang ia tidak bisa karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Jadi aku menghibur diri sendiri dengan caraku sendiri, entah seperti apa caranya.

Aku berdiri di bartender untuk memesan sebuah minuman dulu, karena aku sudah memesan makanan saat aku duduk dimejaku.

"Selamat siang, ada yang bisa ku bantu" Serunya seorang pelayan menyambutku sebagai pelanggan.

"Aku ingin memesan satu vanila milk." Jawabku yang memesan minuman.

"Baiklah, tunggu sebentar." Serunya pelayan itu menjawabku.

Aku pun melihat belakang karena aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku. Entah benar atau hanya perasaanku saja, aku pun mengabaikannya karena aku pikir itu hanyalah ilusiku. Pelayan itu datang kemari meletakan minumanku disana saat aku hendak ingin mengeluarkan dompetku untuk membayarnya, tiba-tiba saja sebuah tangan meletaka beberapa lembar uang disamping minumanku dan berkata. "Aku pesan Choco Milk satu lagi."

"Tunggulah sebentar." Pelayan itu kembali menjawab dan pergi membuatkan pesanan pemuda ini.

Aku pun langsung menengok kepadanya, dan ternya dia Ohm. Oh, aku langsung sebal melihatnya karena aku memandang sisi jahatnya selama ini padaku. Aku pun lantas menuduhnya sebagai penguntip, karena mungkin saja ia sedang membuntutiku.

I'm Crush On You!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang