Chapter 11

343 34 1
                                    

Ohm bersiap-siap bersama dengan ayahnya menyajikan banyak makanan yang terjajar rapi diatas meja makan. Terlihat sang ayah nampak bersemangat menyambut kedatangan calon istrinya itu hingga ia lupa bahwa ia masih memakai celemek yang mengikat di badannya. Sedangkan putranya nampak grogi malam ini.

*Tok ... Tok ... Tok.*

Suara ketukan pintu dari ibuku sebelumnya. Mereka mendengarnya, dan sang ayah berkata padaku

"Mungkin mereka datang." Ujar sang ayah yang begitu senang.

"Benarkah?" Jawab Ohm yang terlihat penasaran. "Aku akan membukanya." Ohm meletakam sejenak piring yang dibawanya diatas meja dan setelah itu pergi untuk membuka pintu.

*Tok ... Tok ... Tok*

Terdengar lagi. Ohm sudah berada didepan pintu, ia pun sedikit gugup bertemu dengan calon ibu tirinya. Ia pun mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya lagi agar tidak merasa grogi.

*Cekreeeeek ...*

Dia membuka pintunya dan melihat ibuku yang saat itu aku sedang melepaskam ikatan tali sepatuku.

"Selamat malam." Salamnya ibuku pada seseorang itu.

"Selamat malam, bibi." Jawabnya pemuda tersebut yang terdengar bingung. "Ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya pemuda itu.

Aku pun kembali berdiri, dan yang membuatku terkejut hingga mataki terbuka lebar adalah ketika melihat pemuda yang ku kenali itu.

"Apa benar ini rumahnya ..." Ucapnya ibuku terpotong karena aku memotong ucapannya.

"Ohm?" Ucapku yang terkejut ketika melihatnya.

"Toey?" Dia juga terkejut melihatku yang ternyata aku adalah putra dari calon ibu tirinya.

**********

Kami pun berbicara sambil menikmati makan malam karena ayah Ohm meminta kami untuk masuk ketika melihat kami berdua saling terkejut. Ohm duduk dihadapanku bersama dengan ayahnya. Ibuku nampak menikmati sekali suasana makan malam ini, sedangkan aku terus memerhatikan Ohm yang terlihat nafsu makannya menghilang dan terus menundukan kepalanya tidak mau menatapku bahkan menatap ibuku dan calon ayah tiriku.

Hatiku juga bertanya-tanya, mengapa harus ia yang akan menjadi calon kakak tiriku? Hatiku seakan menolaknya, tapi aku tidak tahu apa yang menyebabkannya.

"Senang bertemu denganmu, nak Toey." Ucap sang ayah yang senang melihatku.

"Terima kasih, paman. Senang bertemu denganmu juga." Balasku membalas kebahagiaannya.

"Aku tidak tahu ternyata kau adalah teman satu kelasnya Ohm. Ohm tidak pernah bercerita denganku."

"Uh ... mungkin kami tidak terlalu dekat."

Beberapa menit kemudian makan malam pun selesai. Sambil menunggu ibu dan ayah Ohm mencuci piring dan bersih-bersih. Aku menghampiri Ohm yang duduk di halaman belakang menahan emosinya. Lebih tepatnya kini ia tengah duduk di sebuah meja realistis terbuat dari kayu jati dengan didominasi garis-garis yang indah.

Ketika melihat kedatanganku, ia sempat melirik kepadaku dan selepas itu ia membuang muka dariku. Dia marah padaku mungkin karena ia mengetahui bahwa calon ibu tirinya adalah ibuku yang sebenarnya. Aku juga tidak mengetahui bahwa calon ayah tiriku adalah ayahnya, jadi ini semua terjadi tanpa rencana dari siapapun. Tapi mengapa dia bersikap seperti ini lagi denganku. Aku mencoba untuk bersabar menghadapinya dan aku mulai bertanya padanya.

I'm Crush On You!!Where stories live. Discover now