Bab Empat

1.7K 242 20
                                    

"Semakin hari, Joy makin aneh," ucap Kate.

"Sudahlah, jangan berburuk sangka," jawab Rama.

"Lu inget saat Joy bilang akan menceritakan legenda di ruang musik? Kita semua tidak ada yang tahu tentang legenda itu, kan? Baru kali ini kita mendengar legendanya," ucap Kate.

"Ya, gue inget banget. Gue juga terkejut ketika Joy mengetahui legenda ruang musik. Untuk siswi bernama Cornelly dan alumni yang pernah berkomunikasi dengannya, gue sama sekali gak pernah dengar," kata Rick.

"Gue penasaran sama Joy. Sayangnya, gue bakal lulus tahun ini bersamaan dengannya. Gue harap kalian berdua bisa menyelidiki lebih lanjut. Gue punya feeling kalo ketua OSIS sekolah kita sedikit aneh," ucap Kate.

"Kenapa? Gue ngerasa biasa aja," tanya Rama.

"Lu terlalu polos, Ram. Lu gak merasa ada yang aneh ya sama Joy? Bahkan, dari ketua OSIS tahun lalu. Mereka sama-sama aneh—menceritakan legenda dengan biasa saja, wajah mereka datar. Mereka seperti terlatih untuk membaca legenda itu, seperti membaca dongeng." Kate berjalan menuju rak buku dan mengambil salah satu buku.

Daftar Legenda Sekolah

Kate membuka satu per satu halaman buku tersebut. Ia mencari-cari tentang legenda di ruang musik. Tetapi nihil. Tidak tertulis di buku itu.

Tidak mungkin, batin Kate.

***

Sabtu

Joy : Hey, ayo berkumpul di Ruang MOS untuk pembersihan

Kate : sebelum itu, gue punya pertanyaan

Joy : Apa, Kate?

Kate : Mengapa legenda ruang musik tidak ditulis di buku legenda?

Joy : Kau ingin membaca legendanya ya? Baiklah akan aku tulis saat sudah masuk sekolah

Joy : Ayo berkumpul di Ruang MOS

Joy : Aku sudah sampai di sekolah

Kate : gue bukan mau baca

Kate : cuma nanya

Joy : Aku belum sempat menulisnya sejak dulu. Aku pun baru ingat saat ada yang melapor 😫😫

Kate : gue udah di sekolah juga. Yang lain pada dateng ya

Beberapa menit kemudian, para anggota OSIS melakukan pembersihan di Ruang MOS. Memang sudah merupakan kewajiban OSIS untuk melakukan penyucian pada ruangan itu tiap minggu.

Mereka melakukan beberapa kegiatan seperti berdoa dan membersihkan ruangan dengan alat sederhana. Ruang MOS memang tetap dijaga kebersihannya meski hanya dipakai setahun sekali. Hal itu dilakukan untuk mencegah ruangan menjadi kotor dan terlihat menyeramkan.

Sesudah mereka melakukan pembersihan di Ruang MOS, para anggota OSIS segera menuju cafe terdekat.

La'cafe

La'cafe memang berada di dekat sekolah. Tidak sedikit murid yang berkunjung ke sana. Sekarang, OSIS sedang berkumpul di cafe itu. Selain relaxing, mereka juga saling berbincang-bincang.

"Rama, lu udah liat obrolan gue sama Joy di grup?" bisik Kate.

Rama mengangguk. "Kenapa?"

"Gue tau kalo Joy itu bohong. Dia gak mungkin lupa nulis," jawab Kate pelan. "Pokoknya, untuk tahun depan, gue serahin kepercayaan gue ke elu dan Rick, ya."

Rama hanya mengangguk, menuruti perkataan Kate. Meskipun Rama tidak memiliki prasangka buruk kepada Joy, tetapi lama-kelamaan, ia makin yakin dengan perkataan Kate.

Joy memang sering bersikap aneh, Rama mengakuinya. Tetapi, sangat aneh orang indigo seperti Rama tidak sadar dengan anehnya sikap Joy. Rama memang tidak bisa melihat atau berkomunikasi dengan 'mereka'. Tetapi, Rama bisa memiliki ilmu pengetahuan tentang 'mereka' lebih banyak dari orang biasanya. Ia juga memiliki kepekaan cukup kuat jika orang lain merubah sikapnya.

Tetapi, mengapa Rama tidak bisa merasakan keanehan pada Joy?

=====

01-07-2017

Bloody BellWhere stories live. Discover now