Bab Empat Belas

1.3K 191 8
                                    

Senin

"Sebentar." Kate menatap lemari yang terlihat dari kaca itu dengan teliti. "Kayaknya cap telapak tangan itu ada di belakang lemarinya juga."

"Hah?"

Rick dan Rama ikut melihat lemari besar itu dan terkejut.

"Lo bener, Kate," ucap Rama.

"Berarti cap telapak tangan ini bukan di luar? Cap ini berasal dari dalam Ruang BK?" tanya Kate.

"Yang diceritakan Joy itu bagaimana?"
"Noda itu berada di luar."

"Jadi legenda itu bohong?" tanya Rama.

Atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba berubah drastis.

"Joy tidak pernah bohong kan?" tanya Rama.

"Bagaimana jika sebaliknya?" Kate menoleh ke arah Rama.

"Maksudnya?"

"Joy tidak pernah jujur dan selama ini dia selalu berbohong?"

Mereka bertiga terdiam selama beberapa saat lalu kembali ke kegiatannya masing-masing. Kate sendiri segera masuk ke Ruang BK, memastikan noda tersebut.

Rick dan Rama melanjutkan membersihkan sekolah dengan perasaan tidak enak.

***

Kate mengetuk pintu Ruang BK lalu disambut oleh sang pemilik ruangan—Pak Tono.

"Ada apa, Kate?" tanya Pak Tono.

"Bisakah saya memeriksa lemari itu, Pak?" tanya Kate sambil menunjuk lemari besar di ruangan itu.

"Kau mencari data apa? Akan bapak bantu," jawab Pak Tono.

"Bukan isi dari lemari itu yang saya periksa," ucap Kate. "Saya ingin memeriksa lemarinya."

"Woah! Untuk apa, Kate?" tanya Pak Tono.

"Izinkan saya." Kate tidak mempedulikan pertanyaan Pak Tono. Ia langsung berjalan menuju lemari itu. Tetapi, saat ia hendak mendorong lemari itu, Pak Tono mencegahnya.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu," ucap Pak Tono.

"Kenapa?"

Pak Tono melihat ke jam tangannya. "Sekarang sudah jam pelajaran. Segera kembalilah ke kelas."

"Bapak bekerja sama dengan Joy kan?" tanya Kate tiba-tiba.

"Bekerja sama?"

"Kenapa bapak tidak memperbolehkan saya memeriksa lemari itu?"

"Untuk apa kau memeriksanya?"

"Bapak sedang menyembunyikan sesuatu kan?" Kate menyipitkan matanya. "Jika tidak, mengapa bapak harus menanyakan tujuan saya?"

"Kembalilah ke kelasmu."

"Catat nama saya di buku pelanggaran sekolah," ucap Kate lalu segera menggapai lemari itu.

Pak Tono mengenggam lengan Kate dengan erat. Ia segera menarik Kate agar keluar dari Ruang BK.

Tangan Kate tidak sengaja menyentuh sesuatu saat berusaha melepaskan genggaman Pak Tono.

Teng... Tung... Teng... Tung...

Pak Tono melepaskan genggamannya saat mendengar suara itu. Kate pun menoleh ke arah lonceng yang berada di samping Ruang BK.

BRUK!

***

"Kate!" teriak Rama.

"Hei, dia kenapa?" tanya Rick.

"Mana gue tau! Dari tadi kan gue ada di samping lu terus."

"Ciee selalu ada di samping gue."

"Mati lu besok."

Kate mengerjapkan matanya berkali-kali lalu matanya menangkap dua pasang kaki yang berada di depannya.

"Hoi, Kate! Udah sadar?" tanya Rick saat melihat mata Kate sudah terbuka.

"Belum," jawab Kate kesal.

"Lu kenapa tiduran di depan Ruang BK? Terus lu kenapa bolos pelajaran?" tanya Rick.

"Sakit," gumam Kate sambil memegang bagian belakang kepalanya.

Rick dan Rama pun menemani Kate menuju UKS.

"Ada legenda di UKS kan kalo gak salah?" tanya Rick saat mereka sudah sampai di UKS.

"Tolong jangan bicarakan legenda dulu sebentar," ucap Kate masih memegangi belakang kepalanya.

Rama mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang tempat Kate berbaring. Sedangkan Rick hanya berdiri.

Kate mencoba mengingat kejadian tadi.

"Oh iya, Kate. Berapa lama lu tidur di depan Ruang BK?" tanya Rama.

Kate berpikir sebentar. Ia sedang mengumpulkan roh di dalam tubuhnya. Sampai saat ini, Kate masih belum ingat mengapa ia bisa tertidur di sana.

"Terakhir kita bertemu itu... kapan?" tanya Kate.

"Pas lu bilang kalo cap telapak tangan itu bukan dari luar kaca, tapi dalam kaca," jawab Rama.

Ingatan Kate kembali sedikit. Beberapa saat kemudian mata Kate terbelalak.

"Setelah itu, gue ke Ruang BK, mau meriksa lemarinya," ucap Kate lalu segera duduk. Rick membantunya.

"Terus?" tanya Rama.

"Gue bilang ke Pak Tono kalo mau cek lemarinya. Tapi dia gak ngizinin. Gue yang maksa tetep meriksa lemari itu, langsung dicegat sama Pak Tono." Kate menjelaskan kejadian tadi. "Akhirnya lengan gue ditarik dan gue dibawa ke luar Ruang BK. Terus tangan gue ke..."

Kate menghentikan perkataannya lalu langsung menurunkan dirinya dari ranjang. Tetapi, saat ia hendak berjalan, kepalanya terasa sangat pusing.

"Harusnya lu tetep tiduran aja," ucap Rick.

Karena kepalanya makin sakit, Kate pun akhirnya mengikuti apa kata Rick. Kate kembali lagi berbaring di ranjang.

"Pas gue mau lepasin tangan gue..." Kate mengambil napas sebentar. "Tangan gue gak sengaja kena lonceng itu."

"HAH?!" teriak Rick dan Rama di detik yang sama.

"Lonceng itu berbunyi," lanjut Kate.

"Lalu apa yang bikin lu tidur di sana?" tanya Rama. "Kalo diitung sih, dari lu nemuin noda itu sampe kita nemuin elu, ada satu jam lebih."

"Gue ga inget pastinya," jawab Kate. "Bagian belakang kepala gue dipukul Pak Tono dengan kayu."

Setelah Kate selesai bicara, pintu Ruang UKS dibuka oleh seseorang.

Joy.

"Kate? Kau kenapa?" tanya Joy dengan wajah khawatir.

=====

27-08-2017

Bloody BellWhere stories live. Discover now