Bab Lima Belas

1.3K 179 7
                                    

Senin

Setelah Kate selesai bicara, pintu Ruang UKS dibuka oleh seseorang.

Joy.

"Kate? Kau kenapa?" tanya Joy dengan wajah khawatir.

"Tau dari mana gue ada di sini?" tanya Kate.

Joy hanya diam. Sepertinya ia masih memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Kate.

"Ah, gue lupa. Kan ada CCTV di Ruang OSIS," lanjut Kate.

Brak!!

Pintu Ruang UKS dibuka dengan paksa. Terlihat ada seorang siswa dengan wajah panik.

"Kak! Ada kesurupan massal di kelas XB!"

Joy, Kate, Rick, dan Rama membulatkan matanya. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Mereka tidak mungkin meninggalkan Kate sendirian demi menolong para murid.
"Ba-bagaimana bisa?" tanya Joy.

"Aku tidak tahu. Aku disuruh untuk memanggil para anggota OSIS. Para guru mengatakan jika kalian ada di UKS," jawab siswa itu.

"Baiklah, kami akan segera ke sana," kata Joy lalu siswa itu meninggalkan UKS.

"Hei, Joy! Lu tahu sesuatu kan?" tanya Kate.

"Aku benar-benar tidak tahu apapun." Joy segera berlari keluar dari Ruang UKS.

Kejadian mistis memang sering terjadi. Tetapi untuk kesurupan, sepertinya tidak pernah ada kejadian selama sepuluh tahun belakangan.

Harusnya reaksi Joy sama dengan reaksi sebelum-sebelumnya. Tetapi rasanya, kejadian kali ini berbeda.

Joy sungguh tidak tahu apapun.

***

"Apa kesurupan massal itu sungguhan?" tanya Rick.

"Iya." Joy mengangguk.

Sekarang para anggota OSIS sedang berkumpul di Ruang OSIS untuk rapat. Mereka membahas kasus kesurupan hari ini. Keadaan Kate sudah baikan.

"Apa mungkin ini karena lonceng yang Kate sentuh?" tanya Rama.

"Hei, kok jadi gue?" Kate mengerutkan kening.

"Itu bisa saja," kata Joy.

"Memangnya kejadian ini tidak pernah terjadi?" tanya Kate.

"Tidak," jawab Joy cepat. "Kejadian mistis di sekolah kita akan terjadi jika ada yang sengaja untuk memanggilnya. Seperti melanggar larangan, itu bisa membuat munculnya kejadian mistis."

"Apa ada larangan yang berakibat kesurupan?" tanya Kate.

"Seingatku tidak," jawab Joy.

"Setahu gue juga gak ada. Paling parah itu hanya penampakan," tambah Rama.

"Lalu mengapa hal seperti ini bisa terjadi?" Kate terlihat berpikir keras.

"Kate," panggil Rick.

"Kenapa?"

"Makin lama, kenapa lu makin mencurigakan, sih?" tanya Rick.

Ketiga siswa lainnya hanya bisa menatap Rick dengan tatapan bingung.

"Maksudnya?" tanya Kate.

"Biasanya si pembuat masalah selalu menghindar agar tidak masuk ke daftar orang yang dicurigai. Si pembuat masalah menjaga rahasianya dengan sangat baik. Ia juga berusaha menyelidiki masalah buatannya sendiri agar tidak dicurigai," ucap Rick.

"Hei, Rick, lu kenapa? Tiba-tiba kok begini?" tanya Kate.

"Awalnya iya, gue curiga sama Joy. Tapi lama-kelamaan gue curiga sama lo, Kate." Rick menatap ketiga siswa yang berada di sekitarnya satu per satu.

"Hei--"

"Lu selalu berusaha terlihat kalo lu yang menyelidiki semua kasus di sini. Lu berusaha menyelidiki semuanya agar orang lain tidak ikut menyelidikinya. Padahal sebenarnya, elu yang menyembunyikan segalanya," lanjut Rick.

Joy mendengarkan perkataan Rick dengan saksama. Rama terlihat berusaha mencerna perkataan Rick. Kate hanya bisa terdiam dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Di lain sisi, Rick terus mengingat-ingat apa saja yang sudah Kate lakukan selama ini.

"Tetapi Rick, jika Kate itu otak dari segalanya, kenapa Joy bohong kepada kita semua?" tanya Rama.

"Bohong apa?" tanya Joy.

"Legenda itu--"

Kate memotong perkataan Rama. "Legenda tentang cap telapak tangan di luar kaca. Sebenarnya cap itu berasal dari dalam kan?"

"Hah? Maksudnya gimana? Cap itu memang berada di luar kok," jawab Joy.

Joy segera berjalan menuju belakang sekolah dan mencari cap telapak tangan yang berada di legenda. Lokasinya sama dengan cap telapak tangan yang sudah ditemukan oleh Kate tadi.

"Cap ini ada di bagian dalam Ruang BK. Gue udah coba bersihin, tapi--"

"Kau membersihkan cap ini?" tanya Joy dengan nada terkejut.

"Iya. Emang kenapa? Lagipula gak bisa hilang," jawab Kate.

"Jangan-jangan kesurupan massal itu karena ulahmu," ucap Joy.

"Tapi cap ini benar-benar berada di dalam!"

"Kau boleh memeriksanya, Kate. Cakar sekalian jika kau berani menanggung akibatnya," ucap Joy.

Kate menatap cap itu dalam-dalam. Dengan percaya diri, ia menyentuh noda itu. Rasanya berbeda. Tidak seperti yang ia sentuh tadi. Ia mencoba menancapkan kukunya di noda itu. Tepat di tempat ia menancapkan kukunya, terdapat goresan kecil.

Kate sangat terkejut. Begitu juga dengan Rick dan Rama. Joy hanya diam melihat apa yang dilakukan Kate.

"Kate, sepertinya orang yang gue curigai juga elu," ucap Rama. "Gue setuju dengan Rick."

Kate masih terdiam di depan kaca itu. Sedangkan yang lain pergi meninggalkannya.

Joy, Rick, dan Rama pun memutuskan kembali ke Ruang OSIS. Joy berjalan di paling belakang.

"Gue gak nyangka Kate itu otak dari segalanya," ucap Rama.

"Sama. Padahal gue udah percaya sama dia," jawab Rick.

Tepat saat mereka sampai di depan gedung sekolah, mereka bertemu dengan Jenna.

Karena Rick dan Rama tidak mengenal Jenna, mereka berdua mengabaikannya.

Berbeda dengan Joy yang tersenyum kepada Jenna. Jenna pun membalasnya.

=======
03-09-2017

Bloody BellWhere stories live. Discover now