Bab Enam Belas

1.3K 187 10
                                    

Senin

"Gue gak nyangka Kate itu otak dari segalanya," ucap Rama.

"Sama. Padahal gue udah percaya sama dia," jawab Rick.

Tepat saat mereka sampai di depan gedung sekolah, mereka bertemu dengan Jenna.

Karena Rick dan Rama tidak mengenal Jenna, mereka berdua mengabaikannya.

Berbeda dengan Joy yang tersenyum kepada Jenna. Jenna pun membalasnya.

Di lain sisi, Kate berpikir dengan keras. Ia yakin—sangat yakin—jika noda merah itu baru saja dibuat. Cap telapak tangan eh? Semua orang bisa memalsukannya. Lagipula, tidak ada yang tahu apa yang telah dilakukan pihak sekolah selama ia pingsan.

Sebentar lagi rahasianya akan terungkap. Ini seratus persen ulah pihak sekolah. Tetapi, jika semua legenda dan larangan itu bohong, mengapa bisa ada kejadian yang sesuai  dengan legenda? Mengapa para murid mengalami kejadian seram?

Kate menunggu ketiga temannya untuk kembali ke dalam gedung sekolah lebih dulu. Ia tidak mau melihat mereka bertiga untuk beberapa hari ke depan. 

Setelah memastikan ketiga temannya itu sudah masuk ke gedung sekolah, Kate segera kembali ke kelasnya. Sama seperti yang lain, ia berpapasan dengan Jenna.

"Jenna ya?" tanya Kate.

Jenna mengangguk.

"Lu tahu sesuatu kan?" tanya Kate.

"Maksudnya, Kak?"

"Tentang legenda di sekolah kita. Lu tahu kan kebenarannya?"

"Eh? Tidak, Kak," jawab Jenna.

"Gue tahu lu bohong. Makasih," kata Kate.

Lalu Kate berjalan melewati Jenna. Sedangkan Jenna hanya berdiri mematung.

***

"Besok kita akan memanggil lima nama ini," ucap Joy sambil memperlihatkan kertas yang berisi lima nama tadi.

"Oke," jawab Rick dan Rama.

"Sebentar." Joy menambahkan keterangan di tiap nama calon anggota OSIS lalu memperlihatkannya kepada Rick dan Rama.

Shena : ranking 1 paralel

Dion : ketua kelas paling disiplin. Satu-satunya murid di sekolah kita yang bisa lolos di OSN tingkat kabupaten

Jenna : dia pintar. Aku berencana menjadikannya ketua osis

Claire : dia menyukai sastra. Mungkin akan membantu penyelidikan

Daria : aku dengar dia cukup populer di sekolah. Mungkin akan membuat osis lebih dilirik atau didengar oleh para murid

Rick dan Rama membacanya dengan saksama. Setelah mereka selesai membaca, mereka berdua menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Gue manut," ucap Rama.

"Eh bentar!" teriak Rick tiba-tiba.

***

"Eh?!" teriak Kate di sisi lain.

Kate dan Rick berteriak hampir di waktu yang sama. Rick langsung mencari buku daftar siswa. Sedangkan Kate segera berlari menuju Ruang OSIS. Ia tidak peduli akan dikata apa oleh anggota OSIS.

Tepat saat Kate membuka pintu Ruang OSIS, Rick sedang membuka halaman pertama buku daftar siswa.

"Kate?" Rick terkejut karena kedatangan Kate.

"Rick, apa di antara kita ada radar? Gue juga berpikir hal yang sama kayak lu," ucap Kate saat melihat Rick sedang membuka buku tebal itu.

"Entahlah. Tapi pikiran ini tiba-tiba datang," jawab Rick.

"Ada apa?" tanya Rama.

Joy hanya memutar bola matanya, malas.

"Kalo halaman terakhir buku daftar siswa itu angkatan 2017/2018, berarti halaman pertamanya itu tahun 2008/2009. Bukan dimulai dari tahun 2007," jelas Rick.

"Hah?" tanya Rama yang masih belum mengerti.

"Buku ini berisi sepuluh angkatan kan? Coba hitung. Kalau dimulai dari tahun 2007/2008, berarti berakhir di 2016/2017. Tapi di buku ini berakhir di 2017/2018. Artinya tahun saat pembunuhan massal itu tidak terdata dong?"

Rama menepuk kedua tangannya lalu menunjuk Rick dengan jari telunjuknya. "Cakep!"

"Nah itu! Berarti buku ini ada hubungannya dengan kejadian lalu kan?" kata Rick.

"Tapi ..." Kate menggantungkan kalimatnya.

"Kenapa?"

"Kalau angkatan 2007/2008 itu tidak ada, bukan berarti kejadian itu benar-benar terjadi kan?" tanya Kate.

"Maksudnya?" tanya Joy.

"Kalau data angkatan 2007 tidak ada, itu mungkin bisa mendukung pembunuhan itu terjadi. Tapi juga bisa menunjukkan bahwa sekolah sengaja meniadakannya agar terkesan terjadi pembunuhan, kan?" jelas Kate.

"Nah, itu bisa juga," sahut Rick.

"Sebenarnya Kate, karena masalah tadi, gue ga bisa sepenuhnya berpihak ke lu," jawab Rama.

"Gue ga peduli lu berpihak ke gue atau nggak. Gue cuma mau ngeluarin pendapat dan pikiran gue. Negara kita bebas kok ngeluarin pendapat," ucap Kate.

"Jadi ... gimana cara yang tepat buat nyelidikin pembunuhannya?" tanya Rick mengalihkan pembicaraan. "Data siswa tahun 2007 tidak ada."

"Kita tunggu program dari ketua OSIS baru kita nanti," jawab Joy.

"Gue rasa, ketuanya sama liciknya kayak lu," ucap Kate lalu keluar dari Ruang OSIS.

=====

09-09-2017

Tanggalnya bagus

Bloody BellWhere stories live. Discover now