• First Meet • (TH Ver)

4.8K 401 3
                                        

Sakit perut. Ini semua karena makanan pedas yang ditawarkan Hyura Eonni padaku kemarin. Kalau saja aku tidak mengambil makanan pedas itu tidak akan seperti ini ujung-ujungnya. Tapi, ini sedikit aneh. Biasanya aku tidak ada masalah memakan makanan pedas. Bahkan aku pernah memakan makanan dengan 30 cabai didalam nya. Dan hasilnya tidak ada masalah apapun.

Baru kali ini aku merasakan hal yang seperti ini. Keringat mulai membasahi seluruh badan ku. Sekarang juga sedang musim panas. Ini benar-benar hari tersial ku. Sekarang aku sedang berada di dalam kelas dikampus ku. Terpaksa aku menahan sakit perut ku. Sudah beberapa kali aku ke toilet tapi, gas itu tidak kunjung keluar. Membuat ku semakin gila!!

kring!!

Akhirnya. Bel pertanda pulang berbunyi juga. Aku langsung berlari kearah toilet untuk membuang gas yang ada dalam perut ku. Tak ku hiraukan semua orang yang memandangi ku aneh karena berlari macam orang gila. Yang terpenting sekarang aku harus segera ke toilet.

.

.

Sialan! Kenapa tidak mau keluar. Ini menyiksa perut ku. Aku keluar dari toilet dengan kedua tangan ku yang memegangi perut ku. Sedikit meringis kesakitan. Harus sampai kapan aku menahan ini?

"Yak! Cheon (Y/N)!! Kau tadi kenapa berlari begitu saja? Membuat ku khawatir saja."

Perkenalkan dia teman kuliah ku. Namanya Jin Young. Dia hobi bernyanyi. Hampir setiap hari dia akan mengajakku mempir ke tempat karaoke. Tapi, selalu ku tolak. Kebanyakan pria pasti akan lebih mengunjungi tempat game, club, atau tempat gym dia memang sedikit aneh. Tapi, aku suka. Justru itu yang membuatnya berbeda.

"Ahhh, tadi aku ke toilet. Perut ku sakit." Kata ku dengan suara lirih seperti orang kesakitan.

"Ya, gwenchana? Kau terlihat tidak sehat. Apa perlu ku antar ke dokter?" Tanyanya memandangi ku penuh raut kecemasan.

"Tidak perlu. Lagipula sakitnya nanti akan berkurang. Aku hanya perlu istirahat saja." Ujar ku.

Aku berpamitan pada Jin Young dan memilih segera pulang. Tidak, lebih baik aku pergi ke Apotek terdekat untuk membeli obat sakit perut. Haishh, kenapa waktunya tidak tepat. Besok sudah libur. Kenapa tidak besok saja sakitnya. Tapi,...jangan juga aku tidak mau sakit.

Diperjalanan semua mata orang tertuju padaku. Apa ada yang salah? Apa karena wajah pucat ku kali ini? Memang aku seperti mayat berjalan. Kuteruskan jalan ku hingga tepat dipertigaan jalan aku berbelok ke bangunan dengan nama *Apotek Hidup*.

Terlihat 2 orang wanita yang menjaga sedang tersenyum kearah ku. Dan salah satu mereka menyambut ku dengan ramah. Aku sudah tidak tahan lagi.

"Eummm..aku butuh obat sakit perut." Kataku dengan suara parau.

"Ah, ne. Jakkamnnyeo."

Kulihat dia sedang mencari obat ku dirak-rak obat. Saat sudah selesai ia kembali dengan membawa 1 kaplet obat pil. Kurasa itu obat nya.

"500 won. Uangnya 1000 won. Tunggu-"

"Dia tidak butuh obat sakit perut. Ambilkan obat untuk datang bulan."

Mata ku membulat. Terlihat seseorang pria dengan gaya cukup berkesan. Semua pakaian dan fashion nya seperti orang kaya. Ber-merk. Kembali pada permasalahan. Perut ku sudah tidak bisa diajak berdiskusi lagi. Aku masih menatapnya dengan ekspresi tak percaya.

Apoteker itu sedikit bingung dengan kondisi kali ini. Salah satu apoteker yang lain menghampiri lelaki disamping ku sambil memberikan kertas dan pulpen. Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang.

™BTS X (Y/N) • IMAGINE ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon