#4.1

2.9K 220 11
                                    

Malam ini langit Joseon bertabur bintang nan banyak dengan bulan yang bersinar lembut menerangi malam. Malam ini pula adalah puncak dari Festival yang diadakan pihak Istana, malam ini, semua warga berbahagia karen semua dari mereka akan menerbangkan lampion harapan.

Seorang remaja pria dan wanita berjalan di tengah ramainya hiruk pikuk pasar malam itu, namun keduanya tampak biasa saja dengan kaeadaan itu, justru tertawa bahagia saat melihat salah seorang pedagang yang dipermainkan oleh anak kecil. Mereka bedua adalah Putera Mahkota Jeongyeon dan Moon Hwa Young.

Kalian mungkin bertanya0tanya kenapa Hwa Young ada disana, bukannya malah Kim Mi Rae yang merupakan Pendamping sah Putera Mahkota Jeongyeon.

Malam ini, Putera Mahkota Jeongyeon sengaja mengajak Hwa Young untuk ikut bersamanya dan Kim Mi Rae untuk menikmati penutupan Festival. Putera Mahkota Jeongyeon merasa aneh jika ia tidak pergi keluar istana bersama HWa Young padahal selama ini ia selalu menghabiskan waktu bersama gadis itu.

Keduanya lantas berhenti berjalan, "Hwa Young-ah, kita belum membeli lampion." ucap Putera Mahkota Jeongyeon bingung, "Apa artinya keluar malam ini jika kita tidak memiliki lampion."

"Ah, benar juga jeoha. Dan sepertinya, sudah tidak ada lagi orang yang menjual lampion saat ini."

Putera Mahkota Jeongyeon menghela nafas kecewa, remaja umur 17 itu mengerucutkan bibirnya, "Kuharap langit bisa memberiku setidaknya dua lampion saja."

"Dua?" ulang Hwa Young, ia lantas segera paham. "Ah, untukmu dan Calon Puteri Mahkota Kim, kan?"

Putera Mahkota Jeongyeon menggeleng, "Tidak!" ia memberi jeda, "Satu untumu, dan satu untukku."

"Bagaimana bisa aku?"

"Karena memang untukmu." balas Putera Mahkota Jeongyeon sambl tersenyum manis ke Hwa Young. "Anggap saja hadiah dariku."

"Bagaimana dengan Puteri Mahkota Kim?"

"Dia itu gadis cerdas, aku yakin dia pasti membawanya sendiri dari rumah."

Hwa Young lalu mengehla nafas, antara lega karena Putera Mahkota Jeongyeon lebih memikirkan dirinya daripada Puteri Mahkota Kim dan merasa sedih untuk Puteri Mahkota Kim.

.

"Hey gadis kecil."

Putera Mahkota Jeongyeon berjongkok dihadapan seorang gadis kecil yang tak lain dan tak bukan adalah Song Ga Ryung.

Gadis kecil itu mengangkat kepalanya, menatap dalam-dalam mata Putera Mahkota Jeongyeon dengan matanya yang berbinar, detik berikutnya gadis itu kembali tersadar dari lamunannya, "Ada apa tuan? Mau membeli lampion?"

Gadis kecil itu mengangkat kepalanya, menatap dalam-dalam mata Putera Mahkota Jeongyeon dengan matanya yang berbinar, detik berikutnya gadis itu kembali tersadar dari lamunannya, "Ada apa tuan? Mau membeli lampion?"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Iya, aku butuh dua lampion." ujar Putera Mahkota Jeongyeon. Entah kenapa, Putera Mahkota Jeongyeon malah menatap gadis kecil itu lekat-lekat, seolah sedang mengingat dimana ia pernah melihat wajah gadis kecil itu karena dimatanya, wajah itu tampak familiar.

[Discontinued] Moon DustOnde histórias criam vida. Descubra agora