#17

1.7K 157 6
                                    

Ibu Suri Agung Baek mendapat informasi dari salah satu dayangnya mengenai Kwon Bo Ryung yang berduaan dengan Raja Seojeong malam yang lalu, langsung saja ia memanas karena kabar tersebut.

"Dasar pelayan tidak tahu malu, kali ini aku harus benar-benar menyingkirkannya." Gumam Ibu Suri Agung Baek sembari memijit dahinya, memikirkan bagaimana cara untuk menyingkirkan pelayan rendahan itu dari pandangannya.

Ibu Suri Agung Baek lantas memanggil Dayang Park, memberi perintah mengenai rencananya untuk menyingkirkan Bo Ryung sesegera mungkin dan segera mengatur jadwal malam penyempurnaan antara Raja Seojeong dan Ratu Min.

o Moondust o

Hwa Young dengan mata sembab keluar dari istana sambil membawa beberapa pakaiannya, hari ini ia meminta izin kepada Dayang Kepalanya untuk kembali ke kediaman ayahnya, alasannya karena ia tidak enak badan.

Gadis itu kini menyusuri jalanan pasar yang ramai, ia jadi mengenang kenangan bersama Raja Seojeong dan hatinya jadi sakiy lagi.

Kau tidak akan pernah mendapatkan hatinya, batin Hwa Young.

.

"Aboeji?" Panggil Hwa Young saat mendapati Ayahnya tengah menata kebun di kediamannya. Segera saja ia memeluk Ayahnya, melepas rindu serta beban pada hatinya, ia lantas menangis tersedu-sedu.

"Ada apa Hwa Young-ah?" Tanya Ayahnya bingung sembari memukul pundak anaknya.

.

"Kau yang memutuskan untuk menjadi gungnyeo, katamu itu agar kau masih tetap bisa berada di sisi jeonha. Bertanggungjawablah dengan pilihanmu, Hwa Young-ah." Ujar Moon Gong Min dihadapan putri sematawayangnya. Sebelumnya, Hwa Young menceritakan keresahan hatinya, bagaimana perasaanya kepada Raja Seojeong dan bagaimana sang pemimpin kerajaan itu menaruh perhatian lebih kepada seorang pelayan kelas rendahan.

Hwa Young sudah berhenti menangis, bercerita dengan ayahnya memang bisa meringankan beban dihatinya, selalu begitu. Namun kegiatan itu baru bisa ia lakukan hari ini setelah sekian lama, tepatnya sejak ia memasuki istana dengan status gungnyeo.

"Ayah tau kau mencintai Raja Seojeong, itulah mengapa kau rela dirimu menjadi seorang gungnyeo. Namun, jika memang takdirnya kau menjadi salah satu bunga dihati jeonha, maka kau akan sampai kesana, entah itu melalui jalan bertabur bunga atau malah penuh pertumpahan darah."

"Pertumpahan darah?" ulang Hwa Young.

"Iya, tidak ada yang tahu akan konsep takdir, putriku. Jika memang takdir berkata demikian, maka seperti itulah yang akan terjadi." Papar Moon Gong Min, "Tapi, jika memang nantinya kau menjadi salah satu dari bunga-bunga istana, kuharap jalan yang kau lalui adalah jalan bertabur bunga putriku." Meski aku berharap kau tidak disana agar kau tidak terlibat dalam kejamnya intrik istana. Tambahnya dalam hati. "Ayah tau kau mencintainya sejak lama, karenanya perjuangkan cintamu, namun bukan berarti kau bertindak egois dengan tak membiarkan orang lain berada disisinya karena perasaanmu itu. Melepaskan orang yang kau cinta dan mengikhlaskannya... itu juga cinta. Cinta yang lebih besar daripada berusaha memilikinya."

Hwa Young menatap ayahnya penuh arti, matanya kembali berlinang air mata, namun kali ini bukan karena ia sedih. Ia terharu pada ucapan ayahnya. Selanjutnya Hwa Young bangkit, mendekati ayahnya lalu memeluknya.

Hanya ayahnyalah yang selalu mendukung keputusan yang ia ambil dan ia bersyukur ayahnya masih berada disisinya. Almarhum ibunya pasti begitu beruntung karena dicintai oleh ayahnya. Dan ia pun begitu, ia benar-benar bersyukur masih dapat merasakan cinta itu.

o Moondust o

Shaman Choi tak sengaja berpapasan dengan Menteri Min yang baru saja keluar dari kediaman Ibu Suri Agung Baek, matanya menatap tak suka pada laki-laki yang sekarang berstatus sebagai Mertua Raja Seojeong.

[Discontinued] Moon DustWhere stories live. Discover now