#21

1.4K 122 20
                                    

"Ga Ryung-ah!"

"Ne Eomma?"

Ga Ryung kecil berlari-lari menuju tempat ibunya setelah panggilan barusan, padahal sebelumnya ia tengah asyik menanam benih bunga di pekarangan rumahnya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Ga Ryung kecil berlari-lari menuju tempat ibunya setelah panggilan barusan, padahal sebelumnya ia tengah asyik menanam benih bunga di pekarangan rumahnya. Sesampainya di gazebo tempat ibunya tengah menikmati teh bersama seorang wanita, ia langsung disambut hangat oleh kaka perempuannya, Ga Myung.

Semua yang ada disana lantas tertawa.

Lalu, seorang wanita yang duduk di hadapan ibu Ga Ryung memanggil gadis kecil itu untuk mendekat padanya.

"Namamu Song Ga Ryung?" tanya wanita itu.

"Iya, nama saya Song Ga Ryung."

"Kau sangat cantik, sama seperti namamu. Putraku pasti sangat senang jika bertemu denganmu."

"Putra anda?"

"Iya, dia ada disana." wanita itu menunjuk ke arah Istana, ia lalu menyentuh hidung Ga Ryung pelan, "dan ia sedang mencari seorang gadis sepertimu untuk menemanimu disana." lanjut wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Ratu Han.

Ga Ryung kecil tampak tak mengerti.

"Aku harap kau mempersiapkan semuanya sebaik mungkin, agar Ga Ryung mu bisa benar-benar bersanding dengan Putraku." ujar Ratu Han, lagi.

Ibu Ga Ryung mengangguk pelan. Sedang Ga Ryung hanya menatap keduanya bergantian, ia masih tak mengerti apa-apa. Dan Ga Myung, ia tersenyum bahagia, ia sudah cukup dewasa untuk mengerti ucapan dari dua orang dewasa di dekatnya, ditatapnya adik kecilnya penuh rasa bangga karena adik kecilnya itu sudah mendapat dukungan penuh dari Ratu Han untuk menjadi bagian dari keluarga kerajaan.

Waktupun berlalu.

Ga Ryung kecil terbangun dari tidurnya, ia kini berada di sebuah ruangan gelap, hanya cahaya rembulan yang menemaninya malam itu. Pikirannya dipenuhi oleh segala macam kenangan buruk, tentang bagaimana ia melihat tubuh ayahnya diikat dan hendak ditarik oleh empat lembu, tentang bagaimana ia melihat ibunya meninggal dihadapannya dan tentang bagaimana ia diancam oleh orang itu, diancam untuk tidak memunculkan diri lagi.

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
[Discontinued] Moon DustWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu