#4.2

2.8K 212 14
                                    

Maaf untuk update yang sangat-sangat terlambat ini.

✌✌✌✌✌✌✌✌✌

♔Moondust

"Maafkan aku."

Ungkap gadis kecil yang kini dalam posisi duduk di tanah di jalanan nan sepi, gadis itu lalu mendongakkan kepalanya, menatap wajah sendu milik gadis cantik yang wajahnya tampak familier dimatanya tapi ia tidak tahu siapa nama gadis itu.

"Jangan menangis, eonni." ujar gadis kecil itu sambil menyentuh chima warna biru milik gadis itu.

Dia Min Kyung Hee dengan wajah murung dan tatapan mata tanpa pancaran kehidupan. Sejak sang ratu malam perlahan memasuki wilayah kekuasaannya, gadis itu terus berjalan di tengah ramainya kota. Ibunya bilang kalau jalan-jalan mungkin bisa memperbaiki suasana hatinya, namun nyatanya hatinya masih saja remuk tiap mengingat Putera Mahkota Jeongyeon memilih Kim Mi Rae tepat di depan wajahnya.

Salahnya memang, berharap pada sang matahari. Tak seharusnya gadis sepertinya berharap terlalu banyak. Lagipula sudah menjadi kewajibannya sebagai rakyat untuk mencintai Putera Mahkota Jeongyeon, salahnya berpikir kalau cintanya lebih banyak dibanding Kim Mi Rae saat seharusnya tidak ada yang bisa mengukur kekuatan cinta seseorang hanya karena kau mencintainya lebih lama.

Salahnya karena hadir di dunia ini.

Bukankah lebih baik jika ia menghilang dari dunia ini?

Kyung Hee lalu menatap gadis kecil yang menatapnya iba, sejujurnya ia paling tidak suka ditatap seperti itu, seolah ia gadis paling menyedihkan di dunia, tapi apa mau dikata, memang seperti itu kenyataannya sekarang.

"Jika eonni merasa sedih karena berjalan sendirian, mari pergi bersamaku dan membuat harapan bersama." gadis kecil itu lalu memberikan sebuah lampion untuk Kyung Hee, "Eonni mau?"

Kyung Hee menatap sepasang bola mata nan jernih yang tampak familier di matanya, sayangnya gadis itu sudah terlalu lelah untuk mengingat-ngingat wajah gadis kecil di depannya ini.

"Ayo." ujar Kyung Hee dingin sambil memaksakan tersenyum pada gadis kecil ini, ia pun mengambil lampion yang diberikan gadis kecil itu dan menjulurkan tangannya pada si gadis kecil.

Dengan senang hati gadis itu menerimanya.

Dan keduanya berjalan bersama menyusuri lorong gelap yang tak tersentuh oleh rakyat malam itu, keduanya sama-sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing, namun keduanya merasa nyaman dengan keadaan seperti ini, dengan kedua tangan saling bertautan dan memandang bulan yang bersinar lembut menerangi jalan mereka.

Dalam hati keduanya berharap dapat menjadi bulan itu, yang satu berharap menjadi bulan yang dikagumi seluruh orang seperti dirinya yang mengagumi bulan itu dan yang satunya berharap dapat menjadi bulan yang berpasangan dengan matahari.

Setelah berjalan cukup jauh, keduanya lalu sampai di pusat pesta malam ini, seluruh rakyat sudah mempersiapkan diri untuk menerbangkan lampionnya masing-masing.

"Eonni." ucap gadis kecil itu, Kyung Hee menoleh. "Terima kasih karena mau menemani gadis kumuh ini. Aku benar-benar berterima kasih dan berharap akan kebaikan anda, aku benar-benar bahagia."

Kyung Hee tersenyum, "Senang bisa menjadi salah satu sumber kebahagiaan orang lain." jawab Kyung Hee.

Keduanya lalu tersenyum penuh arti.

"Namaku Kwon Bo Ryung." ujar gadis kecil itu sambil menanti jawaban dari Kyung He.

"Aku Min Kyung Hee."

"Senang bertemu denganmu, eonni."

Kyung Hee tersenyum melihat tingkah manis gadis kecil dihadapannya ini.

[Discontinued] Moon DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang