Elfarga | Nine

32.8K 1.5K 11
                                    

Felli berpegangan erat pada pinggang Mark yang sekarang, cowok itu fokus dengan jalanan di depannya. Karena motor Mark tipe ninja yang mau tak mau mengharuskan orang berpegang jika tidak mau pecah kepala. Felli sudah biasa naik motor seperti itu karena rata-rata, teman-teman lelakinya di Bandung memiliki motor ninja.

"Mark, kita mau kemana? Kok jalannya beda?" Tanya Felli dengan volume suara toa. Bagaimana tidak, motor Mark melaju cukup cepat hingga suara angin lebih besar dibanding suaranya.

"Kita makan dulu. Sekalian lo bilang makasih sama Farga," kata Mark, berusaha menjawab Felli.

"Maksudnya?"

Mark tidak menjawab. Cowok itu makin mempercepat laju motornya agar mereka segera sampai. Sekarang dirinya sudah sangat lapar dan tidak sabar untuk mengisi perutnya. Namana juga anak sekolah yang baru pulang, pastinya lapar. Makanan di sekolah belum menjamin kenyangnya siswa hingga pulang.

Felli mempererat pegangannya, sembari menyenderkan kepalanya dipundak Mark. Kepalanya berat karena helm yang dipakainya.

Setelah menempuh perjalanan yang membuat Felli kenyang angin, motor Mark menepi di depan sebuah bangunan bernuansa kayu. Di depannya terdapat tulisan Brown Cafè. Selanjutnya, Mark berhenti tepat di depan cafe itu.

"Fel, lo turun di sini. Gue mau parkir motor dulu," ucap Mark sembari membuka kaca helm fullface-nya.

"Oke!" Felli segera turun dari motor Mark dan membuka helmnya. Namun, ia masih berusaha membukanya karena tidak bisa.

Melihat tingkah menggemaskan Felli yang berusaha melepas helm raksasa yang jauh lebih besar dari kepala pemakainya, Mark terkekeh sembari meraih pundak Felli agar mendekat kepadanya.

"Sini gue bantu lepasin."

Felli menyengir lucu sembari mengangkat dagunya sedikit agar Mark bisa melepas kaitan helmnya. Tidak sampai dua detik, Mark sudah berhasil membukanya.

"Pakenya bisa, kok bukanya gak bisa?" Tanya Mark keheranan.

"Karena gue nggak bisa ngelepasin, cuma bisa pertahanin!" Jawab Felli bercanda. Mark tertawa sembari menggeleng.

"Bisa saja lo! Siniin helmnya!" Mark mengulurkan tangannya dan mengambil helm dari Felli. "Kalo lo mau masuk duluan, masuk aja. Daripada nunggu di sini, panas."

Felli mengangguk. "Gue tunggu di dalem ya!" Ucap Felli sembari melambai dan bergegas masuk ke dalam cafe. Ia sudah tidak asing lagi dengan cafe itu karena beberapa hari yang lalu, ia datang ke sana untuk bertemu dan makan bersama Rini dan Nisa.

Kaki Felli yang masih terbalut kaos kaki panjang dan sepatu sekolah itu tiba-tiba berhenti. Ia sekarang sudah ada di dalam cafe. Matanya memicing saat melihat sosok tidak asing yang duduk di meja pojok. Disana, ada dua orang cowok yang sedang mengobrol. Keduanya memakai seragam SMA Pancasila.

"Itu bukannya---Wah mampus!" Felli memutar tubuhnya membelakangi dua orang itu. Ia mendesis sembari berjalan kembali keluar cafe. Namun, saat dirinya baru ingin membuka pintu yang terbuat dari kaca tebal itu, tiba-tiba saja Mark masuk ke dalam.

"Lah, lo mau kemana, Fel?" Tanya Mark kebingungan.

"Itu---gue balik aja deh." Felli menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

Mark mengernyit semakin bingung. "Kenapa emang? Bukannya tadi lo mau bilang makasih ke Farga, ya? Tuh, dia udah duduk di pojokan," kata Mark sembari menengok sudut cafe.

ELFARGAWhere stories live. Discover now