Elfarga | Thirty Four

25.3K 1.3K 111
                                    

Vote dan komentar ya❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komentar ya❤️

***

Felli berusaha menghilangkan kegugupannya dan mencoba fokus latihan. Ia menatap lurus-lurus ke depan, mengenyahkan pikiran-pikiran yang membuatnya menjadi gugup sendiri. Masih seperti sebelumnya, tangan Farga berada di samping tangannya, ikut memegang setir motor untuk membantu dan menuntun Felli menggerakkannya ke kanan dan ke kiri.

"Kakinya dinaikin coba." Farga berucap di samping telinganya agar Felli dapat mendengar---tidak terhalang suara motor.

"Nggak ah, Kak. Nanti jatoh!" Felli berucap khawatir. Ia belum bisa menjaga keseimbangan. Jika kakinya dinaikkan, takutnya mereka jatuh terguling. Pasti sakit.

"Coba dulu." Farga berucap datar, namun tersirat penekanan agar Felli segera menuruti intruksinya.

Felli menggeleng pelan. "Takut, Kak," jawabnya pelan. Andai saja ia sudah berpengalaman dalam bersepeda, pasti tidak sesusah ini menjaga keseimbangan.

Farga pasrah, mencoba mengerti. Namanya juga baru belajar. Semua dilakukan secara perlahan, bertahap dan tetap mengikuti aturan. Dengan begitu, semuanya akan berhasil.

Cowok itu perlahan melepaskan tangannya dari setir motor, membiarkan Felli terbiasa sendiri membelok-mengikuti alur jalanan yang dilalui. Leher Felli menegang, sangat kentara jika ia takut. Masih latihan pertama, Farga bisa memaklumi.

"Dikit-dikit coba naikin kakinya, siapa tahu udah bisa." Farga kembali membuang suara.

Gadis itu menelan ludahnya kasar. Tangannya yang kaku menggenggam erat setir motornya dan perlahan menaikkan kakinya ke pijakan. Satu kaki dulu---yang sebelah kiri. Felli menipiskan bibirnya. Sambil mencoba menyelaraskan kecepatan dengan keseimbangan, Felli perlahan menaikkan sebelah kakinya lagi. Ia menahan napas sebentar dan ...

"MAMA!" Felli menjerit ketika motornya tiba-tiba limbung ke kiri.

Farga cepat-cepat menurunkan kakinya dan mengambil alih setir motor untuk menarik rem. Untung saja, Farga bergerak sigap dan kakinya lumayan panjang. Mereka nyaris saja terguling di atas rumput. Felli menahan napas sesaat, sampai motornya berhenti karena Farga menghentikannya. Felli melepaskan tangannya dari setir, lalu memegang dadanya sendiri---menenangkan degup jantung yang berpacu lebih cepat.

Farga menurunkan standar motor, lalu membuang napas lega. "Hampir aja nyium tanah air," ucapnya seraya menggeleng kecil, lalu beranjak turun dari motor Felli, membiarkan gadis itu duduk sendirian.

Felli tersenyum canggung. "Maaf ya, Kak, hampir aja aku bikin kakak jatoh." Felli menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan rasa bersalah.

ELFARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang