10. Gara-gara 'Annabelle' 2

1.3K 227 32
                                    

Cemburu, enggak, cemburu, enggak. Cemburu aja kali ya. Kan gue istrinya.

-----------

Sepanjang perjalanan pulang tadi, Yuki dan Al saling diam. Sebenarnya, bukan Al yang menginginkan hal ini. Ini karena sikap aneh Yuki setelah keluar dari bioskop. Yuki bersikap seolah baru saja kena sial dari toilet. Entah apa, tapi Al tahu ada yang tidak beres.

Flashback

Keluar dari studio, Yuki pamit pada keempatnya pergi ke toilet. Al ingin mengantar. Namun, tidak diizinkan Yuki karena takut jika Arina akan curiga. Alhasil, Yuki pergi sendirian.
Tak lama setelah ritualnya selesai, Yuki keluar. Di depan sana, keempatnya masih menunggu sembari mengobrol ringan, hingga langkah Yuki melambat saat matanya melihat Arina pergi. Bukan tanpa alasan, saat itu Arina berhasil melayangkan ciuman singkat pada pipi Al sebelum langkahnya menjauh. Dan Al tidak berbuat apa-apa.

Sesuatu dalam hati Yuki bereaksi. Reaksi yang membuat mood-nya buruk seketika.

[••••]

Yuki dan Al masuk ke rumah tanpa Icha dan Rendy. Mereka berdua masih ada keperluan di luar.

Saat masuk ke rumah, seorang asisten rumah tangga yang biasanya sudah pulang, kini terlihat membukakan pintu.

"Bi, kok tumben ada di rumah. Bunda mana? " tanya Al bingung.

"Gini Den Al, Nyonya sama Tuan mendadak ngabarin saya untuk sementara nungguin rumah sampe Aden dan Non Yuki pulang karena bapaknya Ibu Aden minta dijenguk. Nggak tau kenapa. " jelasnya dengan nada yang lembut.

Al terlihat khawatir.
"Kakek sakit? " tanyanya.

"Kalo gitu, saya sama istri saya harus ke sana Bi, " sambung Al.

"Eh,,, Den, jangan. Kata nyonya, Aden nggak perlu ke sana. Aden di sini aja sama Non Yuki. Saya juga tidak bisa lama-lama di sini, cucu saya di rumah sendirian.! "

Al menoleh pada Yuki meminta pendapat , bukannya menjawab ,Yuki malah mengindikkan bahu tidak peduli . Tak lama, Yuki memilih melangkah masuk setelah pamit pada asisten rumah tangganya meninggalkan Al di depan pintu.

Gue dicuekin. Batin Al.

"Ya udah Den, saya pamit pulang. !" izin ibu paruh baya itu . Al mengangguk.

Suasana rumah nampak sepi. Biasanya, akan ada suara Yoshi yang mengoceh atau menangis karena lapar. Baru beberapa jam, dan Yuki merasa  merindukan Yoshi.

Hufth,,   sepertinya, Yuki hanya bisa menghela napas dalam-dalam untuk mereda rasa kesal yang belum dipahaminya saat ini. Rasanya sungguh tidak nyaman. Ingin berteriak, marah atau melampiaskan pada apapun, namun Yuki belum yakin apa alasan di balik rasa tidak nyamannya itu. Akhirnya, Yuki memilih masuk ke kamar. Mengganti pakaian, membasuh muka dan melakukan ritual biasanya sebelum tidur.

Sementara itu, Al berada di ruang tengah. Duduk di sofa sambil menonton TV.

Di dalam kamar, Yuki belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih pada kejadian tidak terduga malam ini.

"Kok gue masih dongkol aja ya? "
"Gue bahkan nggak tau gue kesel karena apa. "

"Arina cuma gitu doang, dan itu pun karena dia belum tau gue sama Ale udah nikah. Terus kenapa gue uring-uringan gini sih? "
"Jutek sama Ale sampe pulang. Dan sekarang, si Ale juga nggak berusaha nanya apa,,, gitu ke gue. "

Mission 2 (✔)Where stories live. Discover now