SNEAKERS

4.5K 470 14
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : SasuFemNaru

Rated : T

Warn : Udah saya post di Fanfiction, AU, OOC, GS , Gaje, Garing, Receh, Typo nangkring di mana- mana.

Selamat membaca~

..

Naruto mengedarkan pandangan. Manik biru cerah menawannya bergulir dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Sesekali berkedip untuk menghalau masuknya debu yang terbawa semilir angin di area kantin dekat kampus. Tempat dirinya biasa nongkrong bersama manusia- manusia yang sering disebutnya kawan, teman, sahabat, serta saudara senasib dan sepenanggungan.

Hari ini panas ngomong- ngomong, dan Naruto cukup merasa tidak nyaman dengan keringat yang membanjiri tubuhnya, bahkan kemeja flannel- nya kini terasa basah dan lengket di punggung.

" Arrrgh!" pekikan pelan terdengar dari sisi kirinya. itu suara Utakata, dengan luapan kekesalannya.

Naruto tidak ambil pusing. Hanya melirik barang sebentar seorang pria bertubuh tinggi tegap tengah menelungkupkan wajah frustasinya di atas meja kantin dengan laptop menyala di hadapannya. Tugas kuliah, Naruto tahu, dan tidak mau peduli. Bukan urusannya.

" Aku mau keluar kuliah saja dan kerja di bengkel," suara berat kembali terdengar namun tak cukup membuat Naruto mengalihkan aksi mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin. Ia tengah sibuk mencari sesuatu, lebih tepatnya seseorang.

" Keluar saja. Dan kau akan mati dipenggal kak Kyuu," balas Naruto kejam seraya mendengus. Jemari kurusnya meraih kaleng cola dan meminumnya cepat. Sedikit mengernyit saat merasakan letupan soda di lidah dan tenggorokannya.

" Teganya. Kau ini saudaraku bukan, sih?" Utakata mengangkat wajah dan melirik Naruto kesal.

Gadis berambut pirang berkuncir itu hanya mengendikkan bahu sebagai balasan. Dan Utakata melengos.

" Aku mau cari burger," ucapnya seraya berdiri setelah meraih dompet dari dalam ransel.

" Belikan aku satu," ujar Naruto.

Utakata memutar bola mata bosan.

" Ya ya ya, Tuan Putri Namikaze," balas pemuda berambut cokelat gelap itu dengan bibir mencebil lucu kemudian berlalu.

Naruto mendesah, meraih ponsel pintarnya dari saku celana. Ia butuh menjernihkan pikiran dengan beberapa game online. Atau ia bisa cepat beruban karena terlalu banyak memikirkan tugas kuliah biadab dari Kakashi- sensei. Pamannya sendiri.

..

..

Lima belas menit berlalu dan Utakata tak kunjung datang. Naruto sudah memaki dalam hati karena yakin laki- laki yang sudah tinggal bersamanya sejak bayi itu pasti tersangkut di antara gerombolan cewek- cewek penggemarnya. Mungkin hanya Naruto yang menganggap wajah menawan si laki- laki berambut cokelat itu seperti wajah mesum om- om cabul.

' Dia masih tebar pesona. Padahal sudah punya Hotaru,' batinnya.

Bosan menunggu dan bosan dengan ponselnya, Naruto kembali mengedarkan pandangan. Panas terasa semakin menyengat meski ia sudah di bawah naungan payung besar berwarna warni yang di pasang pada tiap meja kantin.

" Oh, dia datang," gumamnya dengan cengiran kecil.

Mata menawannya menatap seseorang bertubuh jangkung yang dilapisi kemeja merah maroon dan jeamper hitam di luarnya. Celana jeans hitam juga melekat sempurna di kaki panjang milik seorang pemuda berambut kelam yang kini duduk tak jauh di hadapan Naruto.

Be Everything I wantWhere stories live. Discover now