Bukan Playboy

4.6K 478 73
                                    

Sasuke melempar seringai kecil kala gadis berambut kelam tertunduk malu- malu di hadapannya. Pria itu tahu Hinata tengah meremas kedua telapak tangannya yang lembut di atas pangkuan dan sesekali merona ketika mendapati dirinya menatap lekat gadis itu dengan pandangan menggoda.

" Kau cantik sekali hari ini, Hinata," ujarnya.

" Te- terima kasih, Sasuke-kun."

Si gadis semakin bersemu, bergerak gusar karena gugup berkat dua manik kelam memukau milik si pria menawan yang masih saja melabuhkan pandangan ke arahnya.

Kekehan kecil terdengar samar.

Hinata terkejut bukan kepalang. Mendongak untuk memastikan tawa kecil itu memang berasal dari bibir merah Sasuke. Pria dingin dengan sejuta pesona yang mampu membuat banyak gadis ketar ketir minta dilirik barang sedetik.

Astaga, ganteng sekaliii~

Pria itu kemudian terlihat meraih cangkir white coffe nya, dan menyesap pelan.

Hinata berdehem dengan suara kecil. Menetralkan degup jantungnya yang menggila. Jemarinya yang lentik sudah gatal ingin menyentuh bahkan mencubit pipi Sasuke yang terlihat lembut dan anti jerawat. Sungguh, ia merasa bahwa dirinya adalah salah satu gadis yang beruntung bisa berkencan dengan si pria seksi di hadapannya. Ia bersyukur sang kakak memperkenalkan dirinya dengan si pria Uchiha tempo hari.

Meski gelar playboy brengsek selalu disematkan di tengah nama si pria menawan ini, jelas tak memberikan pengaruh sama sekali untuk tetap menarik perhatian banyak wanita. Laki- laki ini tetap memiliki magnet super yang langsung menawan banyak hati siapapun. Termasuk dirinya.

Hingga kemudian...

PLAK

" Dasar gadis brengsek. Beraninya menggoda pacarku!!!"

..
..

Bukan Playboy

Disclaimer : Abang Kishimoto
Warn : AU, OC, OOC, GS, Typo nya gak nahann..
Rated : T+
..
..

" Ah, aww, sakit, Sayang."

Desahan kasar terdengar. Mengiringi tekanan lembut dari permukaan kapas yang mencumbu rahang memarnya. Lantas suara lain menyahut cepat, " Siapa yang memukulmu?"

Sasuke melirik. Sedikit meringis ketika jemari lentik itu dengan usil menekan kapasnya terlalu kuat.

" Siapa?" tanya suara itu lagi.

" Neji," balas Sasuke pendek.

" Karena?"

" Hinata."

" Hinata?"

" Hn."

Tawa renyah berderai dari bibir semerah cherry milik si gadis. Bibir yang begitu sering ia kecup lama ketika mereka sedang bersama, seperti saat ini misalnya. Tapi ia belum mendapat ciumannya sore ini, ngomong- ngomong.

" Kau menertawakanku?" Sasuke mendelik. Menatap si gadis dengan kesal.

" Ya. Tertawa saja terus sampai mampus," lanjutnya. Menoyor gemas kepala gadisnya sebelum membisik tentang untung sayang ataupun sialan aku mencintai gadis ini.

" Memangnya apa yang kau lakukan?" tanya si gadis seraya melempar kapas basah ke dalam keranjang sampah, " Mengencani Hinata kemudian siapa lagi?"

Be Everything I wantWhere stories live. Discover now