The Stranger

4.5K 432 43
                                    

" Kuso, kuso, si Rusa keji itu bisa- bisanya meninggalkanku dan pulang lebih dulu," gerutuan panjang terdengar seperti dengungan di sepanjang gang sempit dekat bangunan apartemen yang menjulang.

Sepasang kaki panjang menghentak menimbulkan kecipak air dari sisa hujan yang baru saja reda lima belas menit yang lalu.

Jalanan sepi dan sedikit gelap. Beberapa lampu jalan sudah dinyalakan meski sinar kemerahan masih tercetak samar di langit barat. Beberapa tikus got berkejaran, menabrak tong sampah kosong hingga berguling kemudian masuk kembali ke dalam selokan dengan suara mencicit berisik.

Gang ini terlihat kumuh dan kotor, tidak terawat. Gadis itu begidik saat melihat tumpukan sampah yang berceceran, menimbulkan bau tidak sedap yang membuatnya nyaris mual karenanya. Sampah organik maupun anorganik yang tercampur hingga membusuk dan bisa saja menjadi sumber penyakit tampak di sepanjang tepian gang.

Menjijikkan.

Tap.

Tap.

Tap.

Kakinya berhenti melangkah. Bayangan tinggi menghalangi sinar matahari dari ujung gang, bayangan  tubuh menjulang milik seorang pria jangkung yang tidak begitu jelas karena minimnya cahaya. Matanya menyipit untuk melihat lebih jelas laki- laki yang berdiri bersandar pada tiang listrik dengan sekaleng minuman di tangan kanannya.

' Preman?'

' Begal?'

' Copet?'

' Tukang jagal?'

' Penjahat kelamin?' segala spekulasi buruk tentang pria yang berada lima meter di depannya berseliweran begitu saja, memenuhi pikirannya yang semakin kusut. Tidak jarang manusia- manusia jahat berkedok pejalan kaki melintasi area ini. Dan sialnya jalan sempit kotor ini adalah satu- satunya jalan pulang yang paling dekat dengan apartemennya.

Gadis manis itu mau tak mau sedikit gentar. Bagaimanapun ia jago berkelahi, dirinya tetaplah seorang perempuan yang punya banyak sisi kelemahan di sana sini. Tak mau mengambil resiko, otaknya memberi perintah untuk segera berbalik dan pergi dari pada mendapat masalah yang tidak diinginkan, namun tubuhnya justru terpaku saat mendapati sepasang mata tajam milik si pria kini menatapnya lekat. Menatap dengan sepasang mata kelam yang membuatnya begidik hingga bulu kuduknya meremang.
Tangannya mengepal dan mulai terasa dingin serta basah oleh keringat. Mata tajam itu terasa begitu menusuk, membuatnya sedikit menggigil dengan suasana yang tiba- tiba terasa hening dan tidak nyaman.

Laki- laki itu menegakkan punggungnya membuat si gadis nyaris memekik karena kaget.

" Kenapa berhenti? Kalau mau lewat, lewat saja," suara berat terdengar menggema di sepanjang lorong gang. Mengantarkan getaran pelan pada tubuh si gadis yang kini mematung tanpa suara.

' Kuso,' si gadis memaki dalam hati. Menumpahkan segala sumpah serapah pada sahabat sejak bayinya yang dengan tega meninggalkannya pulang hingga ia harus menghadapi situasi ini seorang diri. Siapa laki- laki menakutkan itu?

Si gadis menarik nafas gugup, terkejut saat melihat pria di depannya tiba- tiba melempar kaleng minuman kosong pada tumpukan sampah dengan kasar. Dengusan keras terdengar dan laki- laki itu kembali berujar, " Tidak sopan. Baru bertemu dan langsung melihatku dengan wajah minta dicumbui begitu."

Apa?

Apa katanya barusan?

Wah, kurang ajar mulutnya!

Amarah tersulut. Kemarahan lantas memenuhi benak si gadis dan bersiap melemparkan rentetan panjang makian kasar yang sudah di ujung lidah. Si gadis nyaris memaki saat si pria berambut sekelam malam itu justru melangkah menghampirinya.

Be Everything I wantWhere stories live. Discover now