sweet drabble

4.3K 452 48
                                    

Sweet drable pengantar tidur 😅😅
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warn : AU, GS, OOC, typo

Happy reading~
..

" Katakan. Aku tidak mengerti," Naruto mendengus sebentar lalu melanjutkan," Aku sudah di sini dan kau tetap tidak mau makan."

Gadis manis itu nyaris melempar sendok di tangannya pada kepala bersurai hitam yang bersandar lemah di atas bantal. Memunggunginya. Ia kesal. Sungguh.

Cafe nya sedang ramai ketika tiba- tiba Itachi menelfonnya dan mengatakan Sasuke sakit dan tidak mau makan. Laki- laki 28 tahun itu juga mengatakan bahkan adiknya sempat merengek memintanya membawa Naruto dan melempar gadis itu ke kamarnya saat itu juga. Kurang bocah apalagi bungsu Uchiha ini?

" Sasuke! Aku memanggilmu, Teme!"

Apa lagi ini? Bocah 17 tahun itu justru menutupi seluruh wajahnya dengan selimut. Dan dia masih betah memunggungi kekasih pirangnya demi melancarkan aksi demo yang sedang dilakukannya.

Naruto meringis masam, gadis 20 tahun itu meletakkan mangkuk bubur pelan ke atas meja nakas di sisi ranjang. Memilih untuk mengalah. Jemarinya terulur kemudian menyentak pelan kain tebal berwarna dongker dari tubuh Sasuke.

" Suke, berhenti ngambek dan lihat ke sini," ujarnya yang kemudian dibalas dengan cengkeraman lebih erat pada ujung selimut. Pemuda itu bahkan tidak bersuara sejak kedatangannya dua puluh menit lalu.

" Sasuke, cafe ku sedang ramai dan aku tidak punya banyak waktu untuk mengurusi tingkah konyolmu! Demi Tuhan! Kau sudah besar!"

Berhasil.

Sasuke berbalik. Mendelik kesal pada si gadis pirangnya yang lantas terhenyak. Pemuda itu menatap kesal kekasihnya, kedua alisnya bertaut dan bibirnya terkatup rapat.

" Wah, hidungmu merah, Suke. Kau sedang pilek, ya? Ku pikir cuma demam," Naruto beringsut mendekat, menyingkirkan poni Sasuke dan menyelipkannya ke belakang telinga.

" Pergi saja sana," balas si pemuda dingin. Menyingkirkan tangan Naruto lalu melengos dan meraih guling empuknya untuk dipeluk erat. Mengabaikan selimutnya yang teronggok tak terpakai di sebelahnya. Mengabaikan celana pendek setengah paha yang tertarik ke atas dan sweater kebesaran milik Itachi- nii yang sedikit tersingkap hingga memamerkan sedikit perutnya yang berotot. Sasuke is .....

Naruto nyaris terpingkal melihat kelakuan pacarnya yang lebih pantas disebut bocah TK ketimbang kapten basketnya SMA Konoha yang wajahnya paling sering terpampang di majalah sekolah.

" Serius nih?"

" Hn."

" ...."

" ...."

" Oke. Aku pergi."

Dan tawa Naruto meledak kala Sasuke menggeram dan dengan gesit langsung menarik pergelangan tangannya untuk menahan dirinya lebih lama.

..
..
..

" Kau tidak menghubungiku sama sekali 2 hari terakhir, kau menolak ajakan kencan romantis dariku, kau malah pergi ketika aku apel malam minggu, dan-"

" Dan?"

" Kau genit sama Kakashi- sensei-"

" Kakashi- sensei?" Naruto memotong. Mengernyit bingung.

Sasuke mendengus," Kau senyum- senyum padanya waktu menjemputku pulang sekolah lima hari lalu."

Naruto diam, mencoba mengingat sesuatu kemudian menghela nafas geli. Dengan lembut diusapnya kepala Sasuke yang berada di pangkuannya, bergelung manja.

" Jadi itu kenapa waktu itu tiba- tiba kau datang dengan mata mendelik nyaris lepas dan bibir mengerucut seperti bebek?" godanya dan dibalas erangan tidak terima dari pemuda yang berusia 3 tahun lebih muda darinya.

" Astaga, padahal aku hanya menyapa Kakashi- san dan bertanya di mana keberadaanmu. Memangnya aku tidak boleh bersikap sopan?"

Sasuke diam.

" Oke. Terserah. Lalu apa lagi salahku sampai- sampai kau mogok makan dan main hujan- hujanan di lapangan basket supaya sakit dan kemudian menimpakan semua kesalahan padaku?" Naruto mencubit gemas pipi Sasuke yang lantas mengaduh.

" Kau memang bersalah," erang Sasuke. Meraih cepat jemari Naruto dan menggenggamnya lembut dengan telapak tangannya yang besar.

" Aku kan kangen," lanjutnya nyaris berbisik.

Naruto tertegun. Hebat sekali Sasuke bisa semanis ini. Bagaimana bisa jantungnya berdebar normal jika terus- terusan melihat bungsu Uchiha yang tak ada bedanya dengan cake cokelat paling manis ketika sedang ngambek padanya begini?

Itachi- nii pembual. Kakak Sasuke itu pernah bilang Sasuke yang sedang kesal tiga kali lipat lebih menyebalkan. Membuat rumah berantakan, mengacaukan dapur, melotot sana sini dan suka membanting pintu kamar. Tapi kenyataannya sangat berbeda dengan yang dijumpai Naruto.

" Hei, dengar aku tidak sih?" Sasuke meremas jemari Naruto. Meminta perhatian.

Naruto membalas tatapannya selama tiga detik dan menjawab," Aku dengar."

" Bohong. Kau melamun," tuduh Sasuke. Kemudian bangun dan duduk bersila di depan Naruto nya.

" Aku hanya sedang berpikir bagimana menjelaskan padamu tentang sibuknya aku akhir- akhir ini. Aku sibuk dengan tugas kuliah, dan aku juga disibukkan dengan cafe ku yang semakin hari semakin ramai. Aku belum mendapat calon waiter baru yang sesuai untuk bekerja di cafeku. Jadi, bisakah kau memaklumi jika...."

" Oke, aku memang bersalah tidak membalas pesanmu. Aku memang membacanya tapi mataku terlalu lelah saat itu sampai aku ketiduran dan aku melupakannya ketika pagi datang. Aku langsung disibukkan dengan jadwal kuliah dan mengurus cafe. Itu juga kenapa aku membatalkan kencan. Dan untuk itu aku minta maaf. Maafkan aku, oke?" jelas Naruto.

" Oh, dan aku tidak genit pada Kakashi- san. Aku hanya genit padamu," tambahnya yang diakhiri dengan senyuman usil di akhir kalimat.

Sasuke mencebil.

" Apa? Kau tidak percaya?" Naruto terkekeh. Sementara Sasuke masih tetap diam.

" Berhenti ngambek dan bicara padaku."

Sasuke menghembuskan nafas kasar. Menangkup pipi gadisnya dan mengecup bibirnya lembut.

" Aku kesal karena harus sakit dulu baru kau mau datang," ujarnya. Kedua ibu jari tangannya mengusap lembut pipi Naruto yang merona.

" Kau tidak tahu apa kalau aku kangen sekali padamu?" lanjutnya.

Naruto meringis kecil, mana mungkin dia tidak tahu, ia sendiri pun merasakan hal sama. Hanya saja kesibukannya menghalangi keduanya untuk bertemu demi memuaskan rindu.

" Aku juga kangen kok," balasnya dengan senyum kecil. Mengusap lembut punggung telapak tangan sang kekasih yang masih betah menangkup kedua pipinya.

Lagi. Sasuke kembali mengecup bibirnya sekilas.

" Jadi sekarang sudah tidak ngambek lagi?"

" Sedikit."

" Apaan," Naruto terkekeh dengan mata menyipit lucu. Menggemaskan.

Sasuke berdecak.

" Pokoknya akhir pekan nanti kita kencan. Seharian. Aku akan menyeretmu kalau sampai menolak. Dan ponselmu ku sita mulai hari ini, aku tidak mau kau sibuk terus dengan teman- teman kuliahmu," ujar Sasuke dengan mata menyipit. Tidak ingin di bantah.

" Apaan menyita ponselku-"

" Bilang iya atau aku ngambek lagi nih? Mau ku kurung di sini sehari semalam?"

Ampun deh.

Naruto mendengus lelah," Oke, oke, tapi.... Suke, bagaimana aku menelepon dan membalas pesanmu kalau ponselku kau bawa?"

" ...."

" .......eh, iya ya?"

End dengan nistanya.

Be Everything I wantWhere stories live. Discover now