[2017.10.15] HOSHI (호시) - Future

1.8K 167 3
                                    

Hari pertama ujian, mata pelajaran matematika, horor bukan? Yaa, Senin ini lebih menyebalkan dari Senin menyebalkan sebelumnya. Kalau saja aku tidak bisa tahan mungkin aku sudah gila. Dan mungkin bertambah gila dengan kehadiran laki-laki bermata minimalis di sampingku.

"Pergi sana! Mengganggu saja."

"Ayolah bantu aku, Jung."

"Tidak, tidak, untuk apa aku membantumu kalau ujung-ujungnya soal yang aku ajari kau taruh di kolong meja."

"Ck, Jung seb-"

Kring... Kring...

Nah, aku terselamatkan, ya walaupun waktu belajarku sebelum masuk tersita banyak setidaknya otakku sudah terisi hasil belajar semalam. Semoga aku bisa mengerjakannya dengan lancar.



🕐🕑🕒🕓




"Jung! Ajari aku kimia."

"Tidak, aku sibuk."

"Seberapa sibuk kau? Ahh, aku tau kau pasti sibuk dengan pacarmu ya bukan belajar?" Tanyanya berhasil membuatku memutar bola mataku kesal.

"Jangan asal bicara ya, aku tidak punya dan belum mau punya pacar," jawabku sedikit ketus lalu meninggalkannya. Bukannya jera laki-laki itu terus mengikutiku.

"Kalau belum artinya kau pasti mau kan punya pacar?"

"Apa urusannya denganmu tuan Hoshi yang terhormat?" tanyaku, ia membalasnya dengan mengangkat bahunya. "Hanya saja itu akan menjadi pertimbangan bagiku."


"Pertimbangan apa? Dasar tidak berguna sekali ucapanmu. Sudahlah, kakakku sudah menunggu di bawah, kau pulanglah, hati-hati menabrak sesuatu karena mata minimalismu itu hahahah," ujarku sambil berlari dan tertawa.

"Sialan kau Shin Chan Jung!" Teriaknya yang masih terdengar saat aku sudah berada jauh darinya.




🕐🕑🕒🕓




"Tante tinggal ya."

"Ya tante, hati-hati di jalan."

"Jangan lupa titipanku, ma."

Hahh, kenapa hari ini sangat tidak mengenakan, kenapa ibuku harus berteman dengan ibu Hoshi si pemilik mata minimalis? Ahh, Ya Tuhan, kenapa hidupku seperti ini?

Saat aku sedang serius belajar di rumah, ibuku mendapat telepon dari ibu Hoshi, ia menyuruhku untuk pergi ke rumahnya dan mengajari Hoshi kimia sekaligus menemani Hoshi karena ia harus pergi ke rumah temannya. Macam anak kecil saja minta ditemani, kalau bukan ibunya dan ibuku yang menyuruh mana mau aku datang.

"Jangan cemberut, kau jelek tau."

"Baiklah, aku akan pulang."

"Eits, aku akan bilang ibumu ka-"

"Bilang saja aku tidak takut," ucapku lalu meraih knop pintu untuk pergi dari rumah ini.

Tuk...

"Aduh!" Sial, Hoshi menimpuk kepalaku dengan sesuatu, entah apa itu.

"Maaf aku telat memberikan ini," ucapnya yang membuatku bingung.

"Hah?"

"Aku meragukan kalau kau juara kelas."

"Aish, aku memang tidak mengerti apa maksudmu, bodoh!"

"Happy Birthday," katanya seraya tersenyum, membuat matanya benar-benar berbentuk garis.

"Heh? Aku ke sini diminta untuk mengajarimu kimia, kan? Bukan untuk merayakan ulang tahun, kan?"

"Kau percaya?" Tanyanya membuatku semakin bingung. "Hahh, Jung, yaa memang aku memintamu untuk mengajariku kimia tapi selain itu aku juga mau memberikanmu hadiah yang telat," jelasnya panjang.

"Kenapa kau tidak ke rumahku saja, atau memberikannya saat di sekolah, atau-"

"Aku tidak mau semuanya tau, aku hanya mau kau, aku, dan Tuhan saja yang tau, yang lain nanti saja."

"Maksudnya?"

"Terima ini dan kau akan tau semuanya." Aku menerima kotak berwarna biru langit itu lalu membukanya, isinya adalah boneka beruang kecil, aku melirik Hoshi sekilas lalu menekan perut boneka itu karena di perutnya terdapat tulisan push here.

'Jung, terima kasih telah menjadi temanku selama ini, terima kasih telah mengerti aku sejak kecil sampai sekarang. Aku mengagumimu, Jung. Semoga ini tidak akan merusak segalanya. Would you be my girlfriend?'

"H-hosh," gumamku, Hoshi yang tertunduk mengangkat kepalanya perlahan, wajahnya penuh harap.

"Maafkan aku tapi..." ucapku menggantung. Hoshi menaikkan sebelah alisnya menunggu kalimatku selanjutnya.

"Maafkan aku tapi aku tidak bisa, maksudku, ya aku tidak bisa, sulit untuk menjelaskannya. Tapi... aku mencintaimu, Hosh, sebagai sahabat." Aku dapat melihat kekecewaan di wajahnya, maafkan aku Hoshi, bukan aku tidak mau tapi aku tidak bisa.

"Baiklah, ya, tidak apa-apa kalau itu membuatmu bahagia, kalau kau bahagia aku juga akan bahagia," ujarnya kikuk.

"Ya! Sudahlah jangan canggung, cepat keluarkan buku kimiamu, ayo kita mulai belajar." Hoshi mengangguk dan mengambil buku kimianya di kamar.

"Jung, aku mencintaimu."

"Hm, aku tau, sebagai sahabat, kan?"

"Lebih. Lihat di masa depan kita akan bersatu. Aku tidak akan membiarkanmu dengan laki-laki lain. Anakmu harus anakku juga."

"Hah, pernyataan macam apa itu? Tidak berguna."

"Selamat ulang tahun ke tujuh belas tahun, Jung. Sepuluh tahun lagi-"

"Diam atau aku akan pulang."

"Aish, galak sekali calon nyonya Kwon."

"Gila!"



THE END.

[SEVENTEEN FANFICTION] PROJECT / MY DAY - CompleteTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon