[2017.10.21] WOOZI (우지) - Winter Festival

1.5K 143 0
                                    

Tak...

"Akh!" Penghapus papan tulis berhasil mendarat dengan cantik di kepalaku. Sial! Apa salahku?

"Maju ke depan, selesaikan susunan not balok ini."

Apa katanya? Maju?

"Cepat! Jangan tidur terus."

Hah? Tidur katanya?

"Tidur? Siapa?"

"Kau, siapa lagi?"

Ck, dasar guru baru, tubuhnya kecil, aneh pula. Siapa yang tidur? Apa dia tidak bisa membedakan antara orang yang sedang berpikir dan sedang tidur?

"Tidak mau," elakku, tentu saja aku mengelak, aku tidak salah.

"Ssaem..."

"Apa? Kau mau dihukum juga?" Tanyanya memotong ucapan Saejin teman di sebelahku. Dengan sangat terpaksa aku akhirnya maju, kurebut kapur yang disodorkannya.

Dengan cepat dan percaya diri aku menyelesaikan apa yang yang diperintahkan, setelahnya aku kembali ke tempat dudukku.

Belum sempat ia membuka pembicaraan setelah kuselesaikan perintahnya bel berbunyi menandakan berakhirnya mata pelajarannya.

"Kita teruskan pekan depan," ucapnya lalu pergi meninggalkan kelas.

Seperginya aku menjatuhkan kepalaku di atas meja, kusentuh tempat penghapus papan tulis tadi mendarat. Beruntung kepalaku tidak bocor. Gila saja, penghapus papan tulis itu terbuat dari kayu.

"Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Saejin.

"Hm."

"Kau masih memikirkannya?"

"Tentu saja. Bagaimana aku tidak memikirkannya, aku harus menyanyikan lagu non-rap di acara itu, sedangkan aku senndiri tidak bisa menyanyikan lagu selain rap," ujarku panjang.

"Kenapa kau tidak coba konsultasi ke Woozi ssaem?"

"BIG NO! Aku benci padanya."

"Aih, dia guru baru, kau sudah benci saja."

"Kau lihat tadi, kan? Menyebalkan. Sudahlah aku mau cari angin, bosan di kelas terus," ucapku lalu pergi keluar kelas yang saat ini sedang tidak karuan, berisik.

🕐🕑🕒🕓

Aku kesiangan, aku kesiangan. Gara-gara alarm yang tidak bunyi, aku terlena dengan mimpiku. Entahlah, mimpi apa aku tadi, tidak begitu jelas, intinya aku lupa lirik di atas panggung. Tidak! Aku tidak mau itu sampai terjadi, apalagi ini pertama kalinya aku bernyanyi lagu di luar genre yang aku biasa nyanyikan.

"Dua puluh lima menit."

Aish! Kenapa harus dia yang jadi panitia di acara ini? Membuatku pagiku semakin hancur saja.

"Aku kesiangan, maaf." Ia menyodorkan kertas berbentuk bulat, "Itu nomor pesertamu. Tiga belas dari tiga belas peserta," katanya, membuatku membulatkan mata.

"Cepat bersiap, karena kau satu-satunya perwakilan dari sekolahmu tampilkan yang terbaik," ucapnya lalu pergi meninggalkanku pergi, sendiri, tidak ada yang kukenal di sini.

"Tapi..." Ia tidak mendengarnya, oh Tuhan aku harus bagaimana? Aku takut.

🕐🕑🕒🕓


Dengan cemas aku menunggu di ruang tunggu, Saejin tidak kunjung datang untuk menemaniku, guru berkulit putih itu juga sibuk di acara bukannya menemaniku. Heol, kenapa aku berharap ia menemaniku?

Sudah peserta kesebelas yang tampil di acara spesial musim dingin ini. Itu artinya satu peserta lagi sebelumku. Aku benar-benar tidak ada yang mendampingi.

Tanganku dingin, diriku bergetar, tidak biasanya aku seperti ini.

Hhh, kadang aku berfikir, banyak murid lain yang bisa bernyanyi genre yang diinginkan selain aku, Jeongmi misalnya. Kenapa harus aku yang dipilih untuk mewakilkan sekolah?

"Moon, setelah ini giliranmu, bersiaplah."

Duar!

Aku terkejut mendengar panggilan dari panitia yang memang bertugas memanggil peserta. Tubuhku semakin bergetar, ditambah lagi saat aku melihat penonton yang tidak sedikit. Tidak, tidak, sudah kukatakan sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, bahkan aku pernah tampil dengan penonton lebih banyak dari sekarang ini.

Aku digiring menaiki panggung, musik mulai mengalun, dentingan piano terdengar jelas di telingaku, seketika penonton hening sampai aku mengeluarkan suaraku.

Gyeoure taeeonan areumdaun dangshineun
Nun cheoreom kkaekkeuthan namaneui dangshin
Gyeoure taeeonan sarangseureon dangshineun
Nun cheoreom malgeun namaneui dangshin

Hajiman bom yeoreumgwa gaeul gyeoul
Eonjena.. malgo kkaekkeuthae

Gyeoure taeeonan areumdaun dangshineun
Nun cheoreom kkaekkeuthan namaneui dangshin

Hajiman bom yeoreumgwa gaeul gyeoul
Eonjena.. malgo kkaekkeuthae

Gyeoure taeeonan areumdaun dangshineun
Nun cheoreom kkaekkeuthan namaneui dangshin

Saengil chukha hamnida
Saengil chukha hamnida oh
Saengil chukha hamnida
Dangshineui saengireul

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday to you...

Happy birthday to you. Happy birthday, Moon Kim."

Pipiku memanas, bukan lirik happy birthday to you bukan aku yang menyanyikan, melainkan Woozi ssaem yang tiba-tiba naik ke atas panggung dan ada di sampingku.

🕐🕑🕒🕓

Woozi ssaem sudah menjelaskan semuanya. Ia adalah orang yang ternyata mengajukanku untuk menjadi perwakilan sekolah di acara ini meskipun ada yang lebih baik dariku, ia yang menyuruh Saejin agar aku menyanyikan lagu Winter Child, ia yang menukar nomor pesertaku, padahal sebenarnya aku peserta nomor tujuh, itu semua karena...

"Saya tertarik padamu sejak awal saya mengajar di kelasmu, Moon. Tapi saya tidak tau bagaimana cara mengatakannya padamu. Ini cara satu-satunya saya memberitahumu."

Gila tidak? Oh Tuhan, dia pedofil, tolong aku!

"Saya akan menunggu. Selamat ulang tahun sekali lagi, yang ketujuhbelas bukan? Semoga hari ini jadi hari spesialmu karena mulai hari ini saya menetapkanmu menjadi milikku."

Berani sekali guru kecil ini berbicara seperti itu. Saat berdiri di sampingku saja kadang aku lebih tinggi darinya.

"DASAR GURU PEDOFIL!" Teriakku karena tidak lama setelah ia berbicara tadi iaㅡlagi-lagiㅡpergi meninggalkanku.

Tidak habis pikir. Tapi... Ah, sudahlah.


THE END.

[SEVENTEEN FANFICTION] PROJECT / MY DAY - CompleteWhere stories live. Discover now