[2017.10.19] DINO (디노) - Confession

1.3K 137 0
                                    

Drrtt... Drrtt...

Dering ponselku lagi untuk yang kesekian kalinya, tapi aku tetap enggan mengangkatnya. Kenapa ada orang yang berani menelponku di keadaan seperti ini?

Gara-gara semalam, kepalaku jangan pusing dan berat seperti sekarang. Lihat saja akan kupukul habis-habisan orang itu kalau bertemu nanti.

Drrtt... Drrtt...

Aku menyerah dan mengangkat telpon itu pada akhirnya. Baru saja aku menempelkan ponselku, telingaku sudah dibuat panas olehnya.

"YA! DASAR PEMALAS! BANGUN!" Teriaknya dari seberang sana. Kupingku rasanya nyut-nyutan. Dasar gila.

"Ada apa? To the point saja. Aku sesang malas. Gara-gara kau kepalaku jadi pusing tau!" Balasku dengan mata yang masih terpejam.

"Yaa..."

"Satu..."

"Ahreum..."

"Dua..."

"Choi Ahreum..."

"Tiga!"

"SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE TUJUH BELAS CHOI AHREUM!"

"Ya terima kasih Lee Chan sayang. Sudah ya. Dadah."

Pip.

Setelah kuputuskan sambungan telpon itu, kulanjutkan kembali tidurku yang terganggu tadi. Ahh, akhirnya, aku akan tidur sampai sore, aku tidak peduli hari ini ulang tahunku. Orang tuaku saja tidak peduli, teman-temanku? Sepertinya harus diralat, aku hanya memiliki satu teman, yaa, orang yang tadi mengganggu tidurku.

🕐🕑🕒🕓

Kruyukkk...

Lagi-lagi aku terbangun karena terganggu oleh suara, bukan, kali ini bukan suara telpon, melainkan suara perutku sendiri yang minta diisi makanan. Menyebalkan, disaat aku sedang menikmati mimpi indahku tiba-tiba suara horor itu datang.

Kalau saja aku tidak lapar sangat, aku tidak akan beranjak dari kasurku dan meninggalkan mimpi-mimpi indahku. Dengan langkah lemas aku pergi ke dapur untuk mencari apa saja yang layak makan. Dan aku menemuka mie cup di atas lemari es, ya aku bersyukur ada penolong di kala lapar.

Aku menuang air panas ke dalam cup yang sudah kubuka sebelumnya, saat aku akan menuangkan bumbu ke dalam cup ada orang yang mengetuk pintuku, alhasil kuurungkan niatku.

"Siap- AAAK!" Sialan! Kenapa ada badut di depan rumahku?

Sungguh, aku takut dengan badut. Aku tidak sempat menutup pintu karena badut kijang itu sudah berbalik terlebih dulu dan menahan pintu agar tidak ditutup.

"Pergi kau!"

Tak!

"Aw! Badut sialan!" Aku hampir saja menangis saat badut kijang itu memukul kepalaku dengan gulungan kertas yang tidak lama ia buka.

"Baiklah, terima kasih, sekarang kau boleh pergi," ujarku dengan suara bergetar setelah melihat tulisan di gulungan kertas yang ditujukan padaku itu, ia juga memberiku sebucket bunga.

Saat aku hendak menutup pintu lagi-lagi badut itu menahannya. Tangannya bergerak membuka topengnya.

Dengan senyum khasnya, orang yang memakai kostum badut itu berkata "Aku menyukaimu, ayo kita mulai berkencan."

"PERGI DARI SINI SEKARANG, LEE CHAN! DASAR GILA! AKU TIDAK TIDAK MENCINTAIMU."

"YES!"



THE END.

[SEVENTEEN FANFICTION] PROJECT / MY DAY - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang