[ketemu lagi]

4.2K 545 48
                                    


Doyoung memasuki kelas dengan kesal. Lelaki itu duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku dan membantingnya di meja. Sontak, seisi kelas langsung menoleh kaget melihat Doyoung yang berubah 180 derajat menjadi lebih ganas hari ini.

"Woles dong Young." Gerutu Sejeong yang ada di belakangnya.

"Masalah? Gue gak ngganggu lo kenapa lo yang bacot?"

"Ck, sensi banget sih."

"Iya emang." Tukas Doyoung kesal. Lelaki itu langsung duduk di bangkunya sambil membuka buku tulisnya dengan kasar. Lelaki itu menutup matanya dan menggertakkan giginya, "ARGH ANJENG!"

"Anjir Young! Jangan teriak-teriak!" ucap Yerin yang baru saja terkena serangan jantung akibat teriakan Doyoung.

"Sori."

"Lo kenapa sih? Ada masalah?" tanya Yerin. Doyoung hanya diam tak menjawab. Yerin menatap Doyoung lalu mengendikkan bahunya.

"Tadi ada adek kelas nabrak gue."

"Huh? Terus?"

"Dia gak minta maaf malah nyalahin gue. Padahal dia yang nabrak gue duluan."

"Siapa adek kelasnya?"

"Gue gak kenal. Mukanya mirip bu Jessica." Ucap Doyoung. Yerin mengerjapkan matanya lalu tertawa keras. Doyoung menoleh menatapnya aneh, "Kenapa lo?"

"Lo habis ditabrak SinB?" tanya gadis itu sambil tertawa.

"SinB?"

"Hooh, adek kelas 10. Mukanya mirip bu Jessica. Anaknya tomboy, sifatnya juga mirip kayak lo gitu. Savage 24/7 . Suka nge-diss orang, ya kayak lo gitu."

"Kok lo kenal sama dia?"

"Gue kenal deket sama dia dari dulu. Kita punya kumpulan temen yang sama." Ucap Yerin. Doyoung mendecih, "Tch, temen lo emang bener-bener. Bikin nyusahin."

"Ckck, Young. Gak ngaca. Lo mah juga kayak gitu. Lo sama SinB sebelas dua belas." Yerin memandang Doyoung. "Jodoh kali ya?"

"OGAH!"

.

.

"Sumpah deh Ji, gila banget tuh kakel." Ucap SinB kesal. Gadis itu kini berjalan keluar kelas dengan Umji beserta teman-temannya yang lain.

"Emang kakelnya kenapa?"

"Nyerocos banget. Ya dia itu yang bikin gue dihukum. Gue jadi gak sempet nyalin pr lo!" gerutu SinB. Umji tertawa kecil, "Bukan salah dia kali. Itu mah salah lo, kenapa gak ngerjain pr di rumah. Pr kan singkatan dari Pekerjaan Rumah. Bukan Pekerjaan Sekolah. Jadi Ps dong."

"Duh iya-iya nyonya pintar."

Umji tertawa sekali lagi dan menatap SinB, "Emang kenapa kok bisa sampe marah ke kakelnya?"

"Tadi kita tabrakan. Lo liat pipi gue yang merah ini? Ini gara-gara gue jatuh ke lantai karena tabrakan. Terus tuh orang pake nyalahin gue terus minta gue minta maaf."

"Ya mungkin emang lo yang salah Bi. Lo kan lagi situasi cepet-cepet. Pasti lo lari-lari terus gak liat sekitar. Alhasil lo yang nabrak kakelnya itu. Wajar lah kakelnya marah karena lo gak minta maaf."

"Kok lo jadi nyalahin gue Ji?!"

"Ck kan emang lo yang salah Bi. Masa lo gak tau."

SinB menggerutu kesal. Yah, memang dia mengakui kalo itu kesalahannya. Mulai dari tidak mengerjakan pr hingga menabrak kakak kelas.

"Btw, ini kita bersihin sekolah bagian mana?"

"Halaman belakang."

SinB mengangguk-angguk mengerti. Sekolah mereka mengadakan kerja bakti dan kelasnya kini sedang menuju taman belakang. SinB menghela nafas pelan, ia malas dengan hal beginian.

"Gengs! Gue yang nyapu ya!" teriak SinB keras yang langsung disahuti teman-temannya yang lain.

"Nyapunya yang bener!" ejek Chanwoo. SinB melirik sinis Chanwoo dan memukul pantat lelaki itu, "Bacot bener lo!"

"Ji, gue ambil sapu dulu." Ucapnya pada Umji. SinB pun akhirnya berjalan ke tempat sapu-sapu lidi disediakan. Ia berlari cepat ketika sadar sapu itu tinggal satu.

GREP!

Tepat saat tangan SinB menggapai sapu itu, sebuah tangan lain ikut memegang gagang sapu itu juga. SinB menoleh dan langsung melotot lebar.

"LO LAGI?!" Teriak keduanya.

"Sana lo gue duluan yang megang."

"Eeee enak aja. Gue dulu!"

"Sama kakak kelas harus ngalah njeng!"

"Duh, kakak kelas lagi. Lo suka ngegunain senioritas lo hah?" damprat SinB.

"Emang kenapa? Kan emang bener. Udah ini gue yang megang duluan. Sapu ini buat gue." Ucap Doyoung sambil menarik sapu itu.

"Eh! Gue! Ini sapu gue!"

"Ini sapu sekolah bego."

SinB menghembuskan nafasnya kesal. "Lepasin gak?! Woi lepasin anjeng!"

"HEH! Lo ngomong kasar di depan kakak kelas?! Sopan santun lo emang udah gak ada ya?!"

"Makanya lepasin dulu!"

"Ogah! Gue dulu yang ngambil ini!"

"Nggak! Jelas-jelas tangan gue dulu yang nyentuh ini! Lepas!" Teriak SinB sambil menarik sapu itu. Doyoung tidak mau kalah, lelaki itu ikut menarik sapu itu.

"Lo aja gak mau ngakuin kesalahan lo yang begitu jelas tadi. Gimana lo mau ngakuin kalo gue yang duluan megang sapu ini hah?"

"Pertama, gue gak nabrak lo. Kedua, gue yang duluan ngambil sapu ini!"

Doyoung mengeraskan rahangnya, "Ogah! Gue! Gue duluan!"

"Pokoknya gue!"

Mereka saling menarik sapu itu dengan berlawanan arah hingga,

KRAK!

Doyoung dan SinB terjungkal ke belakang. Mereka menatap satu sama lain dengan memegang patahan sapu lidi di tangan mereka masing-masing. Sapu itu patah karena ditarik begitu kuat oleh keduanya. Mereka berdua terdiam dan berdiri dengan tidak percaya.

"K..Kan! Gara-gara lo nih jadi patah kan!" tuding SinB. Doyoung memandang SinB tidak percaya. "Gue?! Gue?! Kalo aja lo ngalah ngasiin gue tuh sapu gak bakal kayak gini!"

"Ck, lo tuh cowok tapi gak mau ngalah. Cowok macam apa lo?! Oh jangan-jangan lo cewek hah?!"

"Heh gak usah sok-sok deh! Lo tuh juga cewek kelakuan cowok. Harusnya lo juga gak usah keras kepala kek!"

"Tolong ngaca!"

"Ngaca balik!"

"Dasar lo ikan sotong gak guna!"

"Monyet bulukan!"

[2] savage | sinb doyoung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang