[ngamuk]

2.7K 436 25
                                    







"SINTING BANGET SIH DIA?! PENGEN GUE REMUKIN WAJAHNYA. GAK TAU KALO GUE MARAH ITU SEREM KALI YA?!"

SinB melempar boneka empuk itu ke lantai. Hidungnya kembang-kempis, nahan marahnya. "KAMPRET ANJINGGGG!"

"GUE GAK HABIS PIKIR. OTAKNYA SEDENG KALI KEBANYAKAN TUGAS?! DUH ANJER MARAH GUE MARAAH!"

SinB melempari boneka-boneka yang ada di kasur ke lantai.

"PENGEN GUE SANTETT!"

"Iya, deh iya, tapi gak usah ngebuangin boneka gue bisa kan mbih?"

Yerin menatap SinB datar. Tiba-tiba aja SinB dateng ke rumahnya padahal dia sendiri banyak tugas. Tapi si SinB bilang mau curhat, akhirnya dengan senang hati dia ngelupain tugasnya. Eee, malah kamarnya diberantakin kayak gini.

"Gue kesel banget soalnya kak."

"Iya, iya.. lah lo sih, kok bisa salah naruh."

"Hng..." SinB mendengus.

"Lo jangan terlalu marah sama dia. Ntar bisa suka lho."

"HIIH, GUE?! SAMA TUPAI KEK GITU? OGAH!"

Yerin meringis, "Lah, apanya. Buktinya Yuju sama Jaehyun tuh jadian. Yuju suka sama si Jaehyun setelah berbulan-bulan gamon sama Dokyeom."

"Amit-amit.." SinB menggelengkan kepalanya.

"Yah, apaan. Doyoung lumayan lho Mbih. Gitu-gitu dia banyak yang suka." Yerin tertawa.

"Sori, gue gak suka kek begituan." ucap SinB. "Kalo lumayan, kenapa gak pacarin aja tuh orang?"

Yerin menggeleng, "Nggak, gue gak suka sama dia. Lagipula fokus belajar you know."

"Oh, iya. Lo kan juga habis putus sama kak Hanbin itu."

Yerin mengendikkan bahunya. Hubungannya dengan Hanbin tak berlangsung lama, hanya 2 bulan saja.

"Iya, lo masih suka sama si pinokio itu. Hhhh, terus ini GIMANA NASIB GUE?!"

"Pinokio apanya njir. Ya gak gimana-gimana."

"Putusin aja deh lah."

Yerin meringis, "Kalo putusin sekarang, uhh.. ntar lo dibicarain yang gaenak sama yang lain Mbih."

"GAK PEDULI!"

"Saran gue sih ya—"

"Saran lo gak pernah bagus."

"DENGERIN DULU!" Teriak Yerin kesal.

"Oke, apa?"

"Saran gue sih lo jalanin aja dulu sama si Duyung. Oke, Duyung tuh emang nyebelin pake banget, tapi dia juga perhatian ke cewek. Coba aja, siapa tau lo nyaman sama dia dan ngelupain si Hoshi."

Yerin memandang SinB, "Lo tau kan? Hoshi sekarang.."

"Iya, pacaran sama kak Momo." balas SinB lesu.

"Nah, mending lo gunain di Duyung buat ngisi hati lo yang kosong ini. Coba-coba, Mbih."

SinB menghela nafas kasar dan mau tak mau mengangguk menyetujui.

.

.

.

Esoknya, SinB keluar dari pintu rumahnya, sedikit malas untuk pergi ke sekolah. Ia membuka pagar dan melihat seseorang ada di depan rumahnya, bersama sebuah motor.

"Lah? Lo ngapain disini?" tunjuk SInB.

"Lo lama banget sih, gue jamuran nunggunya."

"Heh lo belum jawab. Lo ngapain disini nyet?"

"Gitu lo manggil pacar lo sendiri?"

"HOEEEEKKKKK!"

Doyoung memandang SinB yang pura-pura muntah itu. "Awas keselek."

"Apa peduli lo?"

"Lo keselek ntar ganggu pemandangan gue."

"MPRET!" SinB berjalan meninggalkan Doyoung namun dengan cepat lelaki itu menahan tangannya.

"Jangan pergi dulu!"

"Apaan?! Gue telat ntar teri!" SinB memandang Doyoung sengit, "Mau apa lo? CEPET NGOMONG!"

"Lo masa gak ngerti sih? Gue kesini sambil bawa motor?!"

"Napa? Lo mau pamer motor?"

"YA MAU NGAJAK LO BERANGKAT BARENG LAH GOBLOKKK!"

"BIASA AJA GOBLOK!"

"LO TERLALU GOBLOK SIH!"

"KAMPRET! LO KESINI CUMAN MAU NGEJEKIN GUE?!"

"GUE KESINI MAU NGAJAKIN LO BERANGKAT BARENG! ASTAGA LO LEMOT BANGET SIH?!" Doyoung menepuk dahinya kesal.

"Gue ogah! Bye!"

SinB berbalik meninggalkan Doyoung yang masih setia berdiri disitu. SinB berjalan kaki menuju halte hingga sebuah motor lewat.

"SELAMAT TELAT!" teriak Doyoung sambil menjulurkan lidahnya.

SinB menatap Doyoung kesal, ingin sekali melempar sepatunya ke pria itu tapi ntar dia harus ngambil sepatunya dan Doyoung pake helm, jadi gak mempan.

.

.

"Telat 10 menit."

Guru tatib itu menyuruh SinB tanda tangan di buku. SinB menandatanganinya dengan sebal. Ia lalu berjalan dan pergi ke taman, memunguti sampah-sampah daun disana.

"Tau gitu gue berangkat bareng tuh curut tadi." gumam SinB pelan.

"Yeuu, nyesel juga gak lo?"

SinB menoleh melihat Doyoung yang ikut mengambili daun kering.

"Lah lo napa disini?"

"Gue pengen liat nasib lo jadi tukang pungut daun."

"Alasan. Lo telat juga kan? Jujur."

"Nggak. Mantan waketos kayak gue gak mungkin telat." ucapnya lalu berdiri. "Yeu, semangat pacar~"

"GUE BUKAN—"

SinB langsung diam saat yang lain menatapnya. Ia baru sadar seluruh orang sekarang tau dia pacaran sama Doyoung. Dan SinB juga baru sadar Doyoung cuman pencitraan biar dikira pacar yang romantis, mungutin sampah bareng pacar.

Wait, kok kedengarannya gak enak banget.

SinB membuang sampahnya dan melihat Chengxiao, anak kelas sebelah yang juga telat.

"Beruntung banget sih pacaran sama kak Doyoung."

SinB tertawa garing, "Apanya.."

"Yah beruntung pacaran sama cowok kayak kak Doyoung. Idaman banget. Yah, semua kakel idaman semua sih haha." Chengxiao ketawa.

"Idaman apanya."

"Ih, kak Doyoung meskipun dulu jahat, romantis banget tau!"

"Romantis darimana?"

"Tadi kak Doyoung nungguin lo terus di depan gerbang sampe dimarahi guru tatib buat balik ke kelas."

[2] savage | sinb doyoung ✔️Where stories live. Discover now