[consultation]

2.6K 413 56
                                    




SinB berangkat ke sekolah dengan lesu. Matanya bengkak dan untuk pertama kalinya SinB memakai make up. Untuk menutupi kantung matanya yang tebal.

Gadis itu berjalan sendiri, tanpa Doyoung disisinya dan itu.. aneh. SinB merasa aneh tidak bersama Doyoung. Padahal dia sering menyuruh Doyoung untuk pergi tapi kenapa sekarang dia menginginkan kehadirannya?

SinB berjalan menunduk dan nyaris menabrak orang. Gadis itu meminta maaf dan dalam sekejap mengingat pertemuannya yang pertama bersama Doyoung. Mereka bertabrakan dan bertengkar hebat.

SinB menghela nafas pelan lalu berjalan lagi. Matanya melihat Doyoung yang kini berjalan berlawanan arah dengannya. Ia sibuk berbicara dengan teman kelasnya tentang tugas di tangannya.

SinB mengalihkan pandangannya, ogah menatapnya dan mungkin menangis.

Mereka berdua berpapasan tanpa saling tegur sapa. Dan keduanya sama sekali tidak terganggu. Walau dalam hati mereka ingin berbicara satu sama lain.








"Ten,"

Ten menoleh melihat Yerin yang kini berjalan ke arahnya. Ten tersenyum lebar, "Iya ada apa bidadari cantikku?"

"Gue minta tolong." ucap Yerin tidak menghiraukan panggilan Ten yang menjijikkan itu. "Gue pengen lo ngomong sama SinB."

Ten melotot. "Hah? Apa? Gila lo? Gue ngomong sama singa? Heh gue aja gak kenal dia?!"

"Plis. Ngomong aja lo temen gue, sama temen Doyoung udah kan?"

"Kenapa gak lo aja?"

"SinB udah bosen gue ceramahin. Dia butuh penceramah yang baru." ucap Yerin. "Udah ngomong ya? Gue bakal yang ngomong sama Doyoung."

Yerin lalu pergi meninggalkan Ten dan berhenti saat lelaki itu berteriak.

"JANGAN TERLALU DEKET DOYOUNG NTAR GUE CEMBURU!"


***

SinB duduk di kantin sendirian. Jamnya kosong dan dia ingin pergi ke kantin, ingin sendiri.

"Oi."

SinB mendongak melihat teman Doyoung dan juga teman Yerin kini duduk di depannya. Gadis itu menaikkan alisnya. "Mau apa?"

"Weis selow bro."

"Gue gak kenal lo."

"Ckckck, lo temen Yerin dan pacar—maksud gue mantan Doyoung. Otomatis lo temen gue lah!" Ten menyunggingkan senyumnya mencairkan suasana.

"Ada urusan apa?" tanya SinB dingin. "Gue lagi gak mau diganggu."

"Oke, gue cuman minta beberapa menit sama lo. Gue cuman mau ngomong. Atau menceramahi," ucap Ten lalu berdehem.


"Lo berdua goblok banget ya?"


SinB menaikkan alisnya, merasa tersinggung.

"Udah tau kalo suka satu sama lain masih aja nyangkal. Herman gue. Kalian itu gengsinya segede pantat gajah huh? Gengsi-gengsi tapi dalam hati kangen. Cuih. Basi!" ucap Ten.

"Gini ya biar lo gak nyesel, mending lo minta maaf atau apa. Lo harus minta maaf meskipun lo ngerasa gak salah karena mungkin bagi lo itu biasa aja tapi bagi orang lain itu menyinggung mereka." ucap Ten.

"Terus, UNGKAPIN PERASAAN LO! ASTAGA GUE GEREGETAN!" Ucap Ten. "Iya kalo lo semenyedihkan gue yang suka sama si Yerin yang masih suka sama Hanbin. Lo gak papa mendem biar gak malu-maluin diri sendiri. Lah ini kalian berdua udah SALING SUKA. KENAPA GAK LANGSUNG JOS AJA HUH?!" Teriak Ten menggebu-gebu.

"Gini ya dek, jangan nyepelein perasaan lo. Doyoung itu senior, dia udah mau lulus. Kalo lo gak ngungkapin perasaan lo, dia bakal lulus dan lo bakal gak ketemu dia lagi. Lo mau hah? Gimana kalo Doyoung kuliah di luar negeri? Mau apa lo? Ntar lo nyesel dan nyalahin waktu. Makanya mending lo sekarang ngungkapin perasaan."

"BUANG EGO LU! GOSH, KALIAN BERDUA TERLALU GENGSI!" Ucap Ten. "Udah, selesai. Makasih udah dengerin. Dan lo harus ngelakuin itu!" tunjuk Ten lalu pergi meninggalkan SinB.

SinB terdiam, memikirkan kata-kata Ten.











"Young."

Yerin duduk di sebelah Doyoung yang memandang lurus ke lapangan. Lelaki itu menatap lapangan dengan tatapan tajam, seolah berniat untuk melelehkan lapangan besar itu dengan matanya.

"Gue mau ngomong. Gak usah nyangkal, dengerin aja oke? Dan mungkin, lakuin saran gue." ucap Yerin.

"Hhh, mending lo minta maaf ke SinB tentang semua yang lo lakuin. Mulai dari hal main-main itu. Jujur Young gue pun juga sakit hati karena secara gak langsung lo mainin hatinya SinB tapi gue pun gak bisa marah karena lo punya kartu as buat SinB untuk move on."

"Yah ini rumit. tapi.." Yerin memegang pundak Doyong, "Lo suka sama SinB kan?"

Doyoung terdiam.

"I know you do. Pandangan lo beda Young. Gue tau kalo lo bener-bener suka sama SinB dan pengen ngelindungi dia. Dan, lo harus. Lo harus jadi cowok yang ngedampingi dia Young." ucap Yerin.

"Lo habis ini lulus. Kita lulus. Gue ntar mungkin putus kontak sama lo. Dan lo gak bisa ketemu SinB atau tanya ke gue gimana keadaan SinB. Sebelum lo nyesel, mending lo ngungkapin perasaan lo."

"Gue yakin, SinB punya perasaan yang sama kayak lo. Gue bisa yakin karena SinB yang cerita sendiri sama gue." ucap Yerin.

Yerin memandang Doyoung. "Plis, gue pengen dua temen gue bahagia. Nggak terpuruk gara-gara salah paham dan kebodohan sendiri."

besok lebaran ya hehe author minta maaf kalo punya salah ya minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batinn😊

[2] savage | sinb doyoung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang