#24 The New Life and Finally, ACC Coeg!

241K 18.4K 1.6K
                                    

"Laper ya Nak? Daddy suapin ya. Eh Pablo makannya lahap banget. Enak ya sayang."

Tahan saudara, tahan. Jangan terlalu cepat berspekulasi. Ini bukan tiga tahun atau sepuluh tahun kemudian. Masih di bulan yang sama, cuma selang dua minggu doang. Pablo bukan anak kami. Ya kali dua minggu kemudian langsung brojol buntut. Gue yakin kalian semua pada cerdas. Pasti bisa menebak siapa sosok Pablo Pablo ini.

Yaps

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yaps. Tepat sekali. Pablo is ikan Cupang peliharaan Pak Nugra. (Buset dah saingan gue) Salah satu ikan kesayangan Pak Nugra yang hidup damai sentosa di dalam akuarium ruang TV. Dengan ukuran badan ngga lebih panjang dari jari telunjuk gue. Berwarna merah keunguan di sirip ekor, perut sama punggungnya. Yang kalo kata Pak Nugra paling macho di antara yang lain. Preeet. Macho my ass.

"Ndeh, pasiak pajako mangecek jo limbek, apo ka den antaan ka Gadut." (duh gila ini orang ngobrol sama ikan, apa mau gue anterin ke Gadut. (Gadut: rumah sakit jiwa di Padang)

Gue berdecak dengan kepala menggeleng-geleng prihatin, mendengar obrolan satu arah antara Pak Nugra dengan Pablo and the gang. Kasian itu orang, kelamaan ngebujang jadi alig. Ikan di sayang-sayang, di ajak ngobrol, di respon juga ngga. Mending gue kan yang di sayang eh.

"Kamu ngomong apa?" tanya Pak Nugra, menengok dari balik punggungnya. Membuyarkan pikiran gue.

Gue nyengir. "Ayok makan. Opornya udah mateng."

Dengar aja itu kuping.

"Terjemahannya jauh lebih pendek dari yang kamu omong tadi." katanya curiga.

Gue senyum-senyum mesem. Itu enaknya nikah dengan pasangan beda provinsi. Mau ngatain terang-terangan juga santai ae. Ngerti juga ngga dia.

"Senyum kamu mencurigakan." alisnya terpaut makin curiga.

"Suudzon aja." gue meletakkan mangkuk berisi opor di meja makan. Mendekati Pak Nugra. Mendorong punggung pria itu ke ruang makan dan mendudukannya di kursi. "Mau makan bareng Pablo atau mau makan Pablo? Pablo di masak Pindang enak juga kayaknya." tanya gue usil.

"Makan kamu!" katanya garang.

"Arrr serem. Segitu sayangnya sama itu ikan cupang." gue ketawa. "Daripada ikan cupang mending saya yang di cup--" mata gue mendadak melotot. Wadoh! Bablas!

"Cup?"

Gue mengerjap cepat beberapa kali.

"Cup apa Junia?"

Suami Satu Semester (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now