13 | Own story

982 168 38
                                    

23:00 KST

Perlahan Sana memutar kenop pintunya. Mengendap-endap masuk, berharap Jiro tidak akan terbangun dari tidurnya. Sana memutuskan untuk tidak mengenakan alas kaki agar meminimalisir suara yang di hasilkan.

Suasana flat nya sudah gelap saat ia masuk. Sana bernapas lega karena itu berarti Jiro sudah tertidur, anak itu sulit terlelap jika lampu dinyalakan. Sana melepas tas kecilnya dan meletakannya di atas meja sebelum secara tiba-tiba lampu menyala dan menampakan sosok Jiro yang berdiri tepat didepan stop kontak.

"Ku kira kau tersesat karena lupa jalan pulang." ujar Jiro melipat kedua tangannya.

"Omo! Kau mengejutkanku. Apa yang kau lakukan? Bukankah besok hari pertamamu kuliah? Ini sudah larut, kau akan terlambat." ucap Sana seraya berjalan ke counter dapur untuk mengambil segelas air minum.

"Baiklah jika begitu. Aku akan tertidur pulas sementara kakak perempuan nya berkeliaran di luar sana, dimana dan bersama siapa aku tidak perlu tahu. Terserah dia akan pulang atau tidak, seberapa larutnya ia sampai aku tidak perlu peduli. Ahh senangnya bila aku bisa berpikiran seperti itu." ujar Jiro.

Sana tersenyum kecil memperhatikan Jiro yang mengomel sepanjang ini. Ternyata Jiro semakin dewasa dan Sana senang dengan cara Jiro memperhatikannya. "Arraseo, mianhae jadi berhentilah bicara, ne? Kau lebih terlihat seperti ahjumma saat ini." ucap Sana mengacak-acak rambut Jiro yang sedang berdecak kesal menerima perlakuan Sana.

"Tidurlah." titah Sana.

"Bagaimana pertemuannya? Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Jiro seraya mengikuti Sana duduk di atas sofa.

Sana teringat akan pertemuannya dan membenarkan posisi untuk bersiap menceritakan semuanya pada Jiro. "Kau tahu? Oppa ternyata selama ini menyukai seseorang." ucap Sana.

"Mwo?!"

Sana menepuk pundak Jiro pelan. "Sstt, pelankan suaramu."

"Ah mian, apa maksudmu?"

"Yeoja yang ku temui pagi ini ternyata adalah mahasiswi dimana oppa mengajar sebagai dosen saat itu. Dan aku rasa mereka memiliki sebuah perasaan tertentu." jelas Sana dengan mata besarnya. "Dan kau tahu? Aku sudah bertemu dengannya sebelum ini. Dia yeoja asal Taiwan dan dia sangat cantik. Kau akan terkejut melihatnya, bentuk tubuh dan wajahnya yang begitu orisinil. Jika aku seorang pria maka aku akan jatuh cinta padanya."

Sana berhenti membanggakan Tzuyu begitu ia menyadari bahwa Jiro sama sekali tidak tertarik dengan ceritanya, setidaknya perhatiannya benar-benar berhenti saat Sana mengatakan bahwa Yuta menyukai seseorang.

"Yah! Kau tidak mendengarkanku?" ucap Sana kesal.

"Ini aneh." ucap Jiro memegang dagunya.

"Aneh? Apanya yang aneh?" ucap Sana menautkan alisnya bingung.

"Jika memang hyung menyukai yeoja itu. Bukankah seharusnya mereka saling berhubungan satu sama lain? Itu yang dilakukan oleh sepasang kekasih bukan? Mereka harus saling berkomunikasi." Sana mengangguk menyetujui perkataan Jiro.

"Tapi, apa yang kutemukan bukanlah hal seperti itu."

"Lalu? Apa itu?" tanya Sana.

"Dari ponsel hyung yang menyimpan data riwayat secara otomatis selama satu bulan, hyung hanya menghubungi nomor itu sekali sebelum ia menghubungimu saat itu. Apa benar mereka memiliki hubungan semacam itu?" tanya Jiro.

Sana tertegun mendengar perkataan Jiro yang menurutnya sangat benar adanya. Apa hubungan sebenarnya antara Yuta dan Tzuyu masih menjadi tugas untuknya dan Jiro.

ANAGATA. (Completed) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum