14 | Shadow of life pt.1

1K 163 30
                                    

16:00 KST

Berdiri sejak tadi, Sana mulai merasakan tumit kakinya merasa pegal. Heels yang ia pakai memanglah tidak terlalu tinggi, tapi mampu membuat telapak kakinya merasakan kesemutan.

Tidak pernah terpikirkan oleh Sana meskipun hanya selintas, tentang bagaimana cara dirinya bisa masuk kedalam apartemen Mingyu yang terkunci, sementara sang empunya apartemen tidak bisa mengangkat teleponnya sama sekali.

Beruntung pekerjaannya menuntut Sana agar selalu bisa berpikir kritis dimanapun dan pada keadaan apapun terutama keadaan darurat. Ia sudah menghubungi Hoseok, teman dekat Mingyu lain yang Sana ketahui, sekarang ia hanya tinggal menunggu Hoseok membalas pesannya. Sana harap bisa secepat mungkin karena meskipun ia sedang bersama Momo tidak semestinya Hoseok membiarkan Sana berdiri sejak tadi. Menyebalkan.

Sebuah pop up muncul di layar ponsel Sana disertai dengan senyum yang mengembang dari bibirnya. Dengan segera Sana memasukan password protection pada pintu apartemen Mingyu dan masuk ke dalamnya. Bagi seseorang yang dikatakan sebagai kekasih selama 6 bulan, ini merupakan pertama kalinya Sana masuk ke kediaman Mingyu.

Apartemen mewah dengan nuansa warna putih dan krem tidak seperti kebanyakan pria, membuat Sana cukup tertegun dengan penataan ruang yang sangat rapih bagi seorang pria. Sejak itulah Sana mengambil keputusan bahwa Mingyu merupakan seseorang yang terobsesi dengan kerapihan.

"Mingyu-ya," panggil Sana. "Kau didalam?" ujar Sana seraya mendekati sebuah pintu yang di curigai merupakan kamar dari seorang Kim Mingyu.

Mengharap sebuah jawaban tidaklah mungkin Sana terima. Jadi, dengan secuil keberaniannya Sana memutar kenop pintu dan menyembulkan sedikit kepalanya kedalam. Gelap.

Bagaimana bisa ia membiarkan ruangan tersebut gelap tanpa ada sedikit pencahayaan? Bahkan diluar pun matahari masih bersinar terang. Tangan Sana menelusuri dinding untuk menemukan dimana biasanya saklar lampu berada.

"Gotcha! Mingyu-ya, aku akan menyalakannya." ucap Sana sebelum tangannya benar-benar menekan dan membiarkan lampu menyala. Mata Sana dikejutkan oleh pemandangan yang luar biasa tidak terduga.

Sana menemukan Mingyu yang sedang duduk memeluk lututnya di atas kasur membelakangi dirinya. Seluruh isi kamar tidaklah lagi sama dengan pemandangan sebelumnya, barang-barang yang tergeletak dimana saja sedikit membuat Sana bertanya-tanya apa yang terjadi pada Mingyu.

"Mingyu-ya?" ucap Sana berjalan perlahan mendekati Mingyu.

Perlahan kepala Mingyu menoleh memperlihatkan lekukan rahangnya dari samping yang tergambar tegas. Sebentar saja Mingyu kembali seperti semula menghidari kontak mata dengan Sana.

"Mengapa kau kemari?" ucapnya pelan.

Sana tertegun, ia menghentikan langkahnya yang hanya tinggal beberapa lagi saja untuk dirinya sampai di dekat Mingyu. "A..ah Jimin mengatakan bahwa kau sakit jadi aku kemari hanya untuk me,-"

"Bisa kau pergi sekarang?" ucap Mingyu memotong perkataan Sana.

"Mingyu-ya," ucap Sana lirih.

"Kumohon Sana-ya, bisa kau tinggalkan aku sendirian?" ucap Mingyu.

"Mengapa aku harus?" ujar Sana membuat Mingyu menaikkan alisnya. "Dimasa ini aku adalah kekasihmu, membiarkanmu seperti ini hanya makin membuatku merasa bahwa tidak ada yang pernah aku lakukan untukmu selama ini. Kau bahkan bersikap baik padaku." jelas Sana.

" jelas Sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ANAGATA. (Completed) Where stories live. Discover now