19 | Our Story

1K 166 20
                                    

21.00 KST

Angin malam berhembus menyapu anakan rambut milik seorang wanita yang sedang berjalan seorang diri di tepian jalan jembatan sungai Han. Tidak tahu apa yang sedang ia coba temukan, wanita itu hanya berjalan lurus kedepan sambil memikirkan sesuatu yang kini sedang mengganggu pikirannya.

Sana sengaja berjalan ke luar untuk menghirup udara segar. Hari ini mungkin bisa saja menjadi hari paling menyebalkan bagi Sana. Di tempat kerja ia melakukan beberapa kesalahan, seorang perawat senior memarahinya habis-habisan karena kesalahan yang ia perbuat.

Sebenarnya hanya satu yang ia pikirkan. Beberapa hari lalu saat pertemuannya dengan Jungkook membuat Sana tidak bisa berhenti untuk tidak menghiraukannya.

Sana menghela napasnya dalam-dalam. Sebenarnya apa yang ia lupakan? Mengapa Jungkook berkata seperti itu? Pun Sana juga merasakan telah melupakan sesuatu tentangnya.

Sana berhenti melangkah dan menghadapkan tubuhnya pada hamparan luasnya suangai Han. Menarik napas dalam-dalam dan menutup matanya. Membiarkan angin malam berhembus ke arahnya.

"Kau tidak akan melompat dari sini bukan?"

Suara seseorang membuat Sana kembali membuka matanya dan terhenyak kaget. Jungkook sudah berdiri tepat di sampingnya, tersenyum manis memperlakukan Sana seperti kekasihnya.

"Mengapa kau bisa sampai disini?" tanya Sana heran.

"Kemana lagi? Toh kapanpun kemanapun aku pergi pada akhirnya akan kembali lagi padamu. Aku ini bagian dari kisahmu." ucap Jungkook tidak menatap Sana.

"Jungkook-ah,"

"Ini menyenangkan, kau memanggil namaku. Bisa kau katakan sekali lagi? Namaku." ujar Jungkook menatap Sana lekat.

"Jangan seperti ini, kau dan aku,-"

"Apa yang salah dengan ini? Menjelajah waktu, melupakan satu sama lain dan menemukan kebenaran, pada akhirnya semua tidak akan berubah. Kau akan berakhir denganku."

Sana terdiam, sungguh ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan Jungkook. Ia seperti menjadi satu-satunya yang terlihat bodoh saat bersama Jungkook, dan Sana tidak suka.

"Wae? Kau merasa tidak nyaman aku selalu mengikutimu?" tanya Jungkook. "Aku sengaja melakukan ini agar kau merasa tidak nyaman. Ini lebih baik daripada kau bersikap seperti tidak pernah ada yang terjadi di antara kita." sambung Jungkook.

Sana terdiam, ia menatap kosong ke depan tanpa membalas tatapan mata Jungkook. "Jadi sebenarnya kita ini apa?" tanya Sana.

"Ne?"

"Aku, kau dan semua omong kosong ini. Aku tidak mengerti mengapa disini hanya aku yang tidak mengingatnya?" ujar Sana tegas.

"Noona,"

"Kau bilang aku melupakanmu? Bagaimana bisa? Sementara aku memang tidak tahu apapun tentang dirimu. Kau tiba-tiba saja datang bersikap seolah kau ini dekat denganku dan menggantungkan hidupmu padaku." tutur Sana frustasi.

"Awalnya aku tidak tahu apakah kau ini gila, atau memang kau mengenalku di kehidupan sebelumnya dan semacamnya. Tapi kau selalu datang dan mulai membuatku ikut gila. Siapa kau berani merebut semua perhatianku?! Mengapa bayangmu selalu memenuhi pikiranku? Apa yang sebenarnya sudah kau perbuat?!" Sana terhenti sejenak mengatur napasnya.

Tidak ada yang bicara setelah itu, suara deruan angin dan desiran ombak terdengar memenuhi keheningan diantara mereka berdua yang saling bertatapan.

"Noona, sudah merasa baikan?" tanya Jungkook lembut.

"Eh?"

"Kerja bagus. Kau tidak mendamnya sendirian lagi. Gwaenchana, teruslah berpikir bahwa aku adalah penyebab semuanya. Teruslah beranggapan jika aku menggantungkan hidupku padamu, karena selama ini itulah yang aku lakukan." ujar Jungkook.

ANAGATA. (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang