8. He Looks so Perfect

263K 25.3K 1.2K
                                    

"Khanza..."

Aku menghentikan laju langkahku dan berbalik badan. Seorang cowok yang aku tahu ketua BEM berlari ke arahku, dia adalah Dimas.

"Lo Khanza, anak Manajemen C?"

"Iya, kenapa?"

"Sebelumnya gue Dimas, lo pasti tahu gue siapa 'kan?"

Ada apa nih cowok? Padahal tinggal to the point mau apa, pakai segala harus kenalan dulu.

"Iya, terus?"

"Ngobrolnya sambil jalan aja, lo mau ke kelas?"

Aku mengangguk, berjalan pelan mengikuti langkah Dimas.

"Jadi gini, besok Fakultas kita mau ada seminar tentang berbisnis sukses via online kan?"

"Yepp."

"Nah, pembukaannya kita mau menampilkan jaipong, terus rampak angklung dan yang terakhir itu band. Dan ternyata vokalis band kita itu kemarin sakit typus, gak mungkin dong kalau kita maksa dia buat tampil. Terus gue punya rekomendasi dari Wulan, katanya suara lo bagus ya?"

Jadi biang keladinya itu Wulan.

"Gak bisa dikategorikan bagus sih, cuma gue emang bisa dan hobi nyanyi," ungkapku.

"Lo keberatan gak buat gantiin Nesya manggung besok?"

"Harus gue banget ya? Kenapa gak coba cari yang lain dulu? Gue takutnya audiennya pada pingsan kalo denger gue nyanyi," ringisku.

Dimas tertawa santai, dia lalu menunjukan layar ponselnya padaku. Ternyata Dimas lagi nge-stalk instagramku, dia memutar salah satu video yang menunjukan aku lagi bernyanyi lagu Attention diiringi gitar oleh Fajar.

"Gue percaya sama lo," katanya yakin.

Bingung. Masalahnya kalau seminar itu pesertanya pasti banyak. Belum berpengalaman dan takutnya demam panggung. Tapi, kalau nolak tidak enak juga.

"Boleh deh, tapi nanti lagunya apa?"

"Terserah lo mau lagu apa, tapi banyak yang request lagu Akad sih. Masih jadi trending soalnya. Hampir semua orang tahu lagu itu."

"Oke berarti Akad ya, cuma nyanyi satu lagu?"

"Dua, terserah lagu apa aja yang lo kuasai."

"Lagu Inggris boleh?"

"Boleh, kok. Mau nyinden juga boleh," celetuk Dimas bercanda. "Deal, Za?"

"Oke, kapan gue harus latihan?"

"Pulang kuliah lo bisa langsung ke Aula. Kebetulan kita lagi ngedekorasi panggung sama mau gladi."

"Sip, nanti gue ke sana."

"Thanks, Za. Gue duluan."

Aku mengangguk, dan melanjutkan perjalananku ke kelas yang berada di lantai dua. Undakan terakhir tangga, aku melihat Arkan sedang ngobrol sama salah satu mahasiswi yang cantik.

Aku berusaha mengabaikan, berjalan melewatinya namun ternyata Arkan memanggilku hingga aku harus berhenti melangkah.

"Kuliah?" tanyanya.

Sebelum menjawab aku melirik mahasiswi di sebelah Arkan, yang sedang memandangku kesal. Mungkin dia pikir aku mengganggu waktunya yang asyik berbincang hangat dengan Arkan.

"Iya, Pak."

"Matkul siapa?"

"Bu Diani."

"Oh, Metodologi penelitian dan bisnis?"

Dosen Idola (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang