24. Persahabatan Bagai Kepompong

149K 17.1K 1K
                                    

Tukang Sol Sepatu : Selamat pagi rindu, sudahkan menemukan tempat pelabuhan ternyaman?

Aku tertawa geli membaca chat yang baru saja masuk dari Tukang Sol Sepatu. Tentang semalam yang masih terasa seperti mimpi, intinya aku menerimanya bukan karena perasaanku sudah terbuka untuknya. Aku hanya sedang berusaha, semoga bisa.

Pelan-pelan ya, iya pelan-pelan. Mie Instan saja butuh prosedur sebelum bisa dinikmati. Begitu juga hati. Hatiku mungkin belum sepenuhnya menerima hatinya, hatiku masih sebatas menerima kehadirannya.

Me : belum, tunjukan saya jalan yang lurus

Tukang Sol Sepatu : knock knock your heart... Izinkan saya masuk untuk membangun pelabuhan rindu kamu

Me : Iiiihhh lebay

Cinta tidak pandang usia, muda dan tua bisa merasakannya. Bahkan kakek-kakek yang sudah renta sekalipun bisa menikmati cinta dengan cara tersenyum walaupun seluruh giginya sudah luntur dimakan usia.

Tukang Sol Sepatu : ada acara hari ini?

Me : nggak, cuma ngumpul bareng wulan dan fajar. Jangan cemburu ya pak. Dicemburuin bapak gak enak :( nanti saya dicuekin

Tukang Sol Sepatu : takut ya saya cuekin?

Me : -.-

Tukang Sol Sepatu : dimana kumpulnya?

Me : dimana dimana dimana... Kuharus mencari kemana

Tukang Sol Sepatu : sayang, nganti memutih rambutku ra bakal luntur tresnaku

Me : mulaikan jayusnya

Tukang Sol Sepatu : makanya jawab yang bener, sayang

Me : sayang anak sayang anak hahaha cuma dikosan kok pak, mau ngerujak mangga gitu

Tukang Sol Sepatu : Jangan baper sama fajar lagi

Me : gak usah posesif

Tukang Sol Sepatu : saya gak posesif. Cuma ngingetin

Me : iya iya

"Eiitt, ngapain lo senyum-senyum sendiri?"

Aku tersentak saat Fajar merebut ponselku. Bahaya! Jangan sampai Fajar membaca semua chat dari Arkan.

"FAJAR BALIKIN!" Aku melompat-lompat untuk menjangkau ponselku yang berada di genggamannya. Kelemahan orang pendek sepertiku dibuktikan di sini, aku sampai naik ke kasur pun tetap saja tidak bisa menjangkau tangan Fajar yang panjang.

"Balikin dong, Jar. Aaaaahh, ayolah, Jar! Jangan jahat sama gue," rengekku persis anak kecil yang minta jajan.

"Selamat pagi rindu, sudahkah menemukan tempat pelabuhan ternyaman? Uluuuhh, so sweet banget sih ini Tukang Sol Sepatu." Fajar terbahak. "Nah, ada chat masuk lagi. 'Lagi apa sayang?' sayang-sayang pala lu peyang," cibirnya dengan seringai mengejek.

Mampus gue! Untung nama kontaknya belum kuubah lagi. Arkan sendiri tidak memakai foto profil menggunakan foto sendiri. Jadi aman. Tapi masalahnya pembahasan di chat tadi tuh ada sangkutpautnya sama Fajar.

"JAAAARRR, BALIKIN!"

"Gak! Sebelum lo jawab Tukang Sol Sepatu ini siapa? Kenapa lo bawa-bawa gue segala?"

Dosen Idola (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now