13. Kegep

3.3K 470 6
                                    

Ternyata Guanlin membawa gue ke mall. Ngapain coba beli aqua doang ke mall? Gayaan banget.


"Mau apa?" Guanlin tiba-tiba nanya ketika kita lagi jalan.

"Hah?"

"Chatime? Jco? Starbucks? Dum dum?"

"HAH SERIUSAN? KATANYA MAU GANTIIN AQUA?!"

"Ya itu gantinya. Aqua gak harus diganti aqua, kan? Bisa diganti yang lain, kan?"

"Ya, iya sih. Tapi kan gaenak aja gitu,"

"Gapapa. Anggep aja gue lagi traktir lo."

"Ya, tapi kan-"

"Halah, biasanya juga lo doyan."

"Hehe," gue nyegir.

"Kemana? Chatime?"


Gue mengangguk semangat. Seneng gue. Jarang-jarang Guanlin mau bayarin gue. Biasanya harus gue paksa.

Setelah gue dan Guanlin memesan Chatime, kita mencari tempat duduk di foodcourt. Setelah menemukan tempat yang pas, gue dan Guanlin duduk.


"Udah gak kesel sama gue, kan?" Tanya Guanlin gak lama setelah kita duduk.

"Oh, jadi ini sogokan gitu ya biar gue gak kesel?" Gue melihat dia dengan tatapan pura-pura curiga.

"Hahaha, nggak." Guanlin tertawa. Membuat diriku ambyar.

"Ya, sebenernya gue masih kesel,"


Guanlin menaikkan alisnya sambil menatap gue.


"Abisnya lo ganggu jam molor gue. Tadi pas pulang sekolah, seharusnya gue molor. Eh, ditarik sama lo ke sini," gue memasang tampang pura-pura cemberut.

"Yaudah, molor bareng gue aja." Guanlin ngomong dengan santainya.


Hah?

Maksudnya gimana?

Gimana, Lin?

Kok gue ambigu gini?


"Hah?" Gue mengernyitkan kening sambil menatap Guanlin.

"Ng... gak. Udah. Pulang. Udah mau malem." Guanlin mengambil ancang-ancang berdiri.

"Hmmm.." gue menatap dia curiga.

"Apa, sih? Buruan. Gue tinggal, nih," Guanlin langsung berdiri lalu jalan meninggalkan gue.

"EEEIYA IYA AMPUN" gue langsung berdiri lalu berlari menyusul Guanlin.


*****


"ADEL BANGUN!" Bang Minhyun gedor-gedor pintu kamar gue.

"Apaan, sih? Gue udah bangun juga daritadi. Udah siap malah nih udah pake seragam" gue membuka pintu lalu mengomeli Bang Minhyun.

"Ye... kan gak tau," Bang Minhyun hanya menyengir.

"Makanya jangan sok tau."

"Yeu, dah sono turun sarapan,"

"Iye."


Gue balik lagi ke kamar untuk mengambil tas gue. Setelah itu, gue turun ke bawah untuk sarapan.

Ngomong-ngomonh, ini yang buat sarapannya Bang Minhyun. Idaman banget kan? Gak, sih. Ya.. walaupun cuma buat sandwich sama kentang goreng.

Selesai sarapan, gue pamit ke Bang Minhyun, mama, dan papa.


"Bang, gak nganter gue?"

"Gak."

"Dih, jahat." Tumben banget Bang Minhyun gak mau nganter gue. Dengan terpaksa gue harus naik gojek.


Setelah itu, gue keluar rumah, memakai sepatu, lalu berjalan ke gerbang. Ketika gue membuka gerbang, gue gak liat Guanlin yang biasanya udah stay di depan rumahnya buat ngurusin motornya itu.

Tumben amat.

Ya udahlah ya, biarin aja. Lalu gue menutup gerbang, membuka hp, dan membuka aplikasi gojek untuk mengorder gojek. Iyalah, masa ngorder uber. Belum sempat gue mengorder gojek,


"Del," gue menengok ke sumber suara yang ada di samping gerbang gue.


Guanlin? Kok gue gak nyadar, ya?


"Hah? Ngapain lo?" Gue kaget. Tentu saja.

"Mau nebeng gue gak?"

"Hah?" Tampang gue udah bloon abis kayaknya.

"Mau nebeng gue gak?" Ulang dia sambil menekankan setiap katanya.

"Gue... udah order gojek," gue berbohong. Anjir, ngapain ya gue bohong? Biasanya juga mau lo, Del.


Guanlin melirik hp gue.


"Bohong lo. Buruan naik. Telat nanti." Guanlin memakai helmnya lalu menyalakan motornya.

"Iye..." yah, kegep juga kan lo, Del. Hadeh.

*****

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Random✔ | Lai GuanlinWhere stories live. Discover now