Chapter 31 : Busan

744 78 21
                                    

Aku melihat kearah luar jendela KTX. Hanya sawah dan gunung yang terlihat sepanjang perjalanan ini. Pemandangan menuju Busan memang sangat indah sekali. Ini pertama kalinya aku melihatnya. Tentu saja karena selama ini aku tidak pernah menggunakan KTX sama sekali. Jimin melihat kearah telapak tanganku

"Apakah tanganmu sudah tidak apa-apa?" tanya Jimin sambil mengusapnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apakah tanganmu sudah tidak apa-apa?" tanya Jimin sambil mengusapnya

Aku mengangguk

"Memarnya masih ada..."

"Tapi tidak sakit seperti sebelumnya" jawabku

"Mianhaeyo Jagiya..."

"Jimin... perjalanan menuju rumahmu sangat indah" kataku sambil melihat kearah luar jendela KTX mencoba mengalihkan pembicaraan. Aku tidak ingin Jimin selalu merasa bersalah atas hidupku

Jimin mengusap kepalaku yang sedang bersandar dibahunya. Tangan kami saling berpegangan. Baru kali ini aku dan Jimin mendapat kesempatan bisa mengunjungi kedua orang tua Jimin di Busan

"Aku berasal dari kota kecil" kata Jimin

"Aku tidak perduli" kataku

"Dibelakang rumahku hanya ada gunung" kata Jimin

"Tidak masalah bagiku"

"Tidak ada keramaian" tambah Jimin

"Oh itu semakin bagus buatku dan calon bayi kita" jawabku tidak mau kalah

"Eomma mu cerewet" kata Jimin ke arah perutku

Aku memukul lengannya

Setelah menempuh 5 jam perjalanan akhirnya kami sampai juga dirumah orang tua Jimin. Kami mengetuk pintu

"Knock..knock..."

Seorang wanita paruh baya membuka pintu untuk kami

"Eomma...." pekik Jimin

"Omo...omo... omo...." wanita itu terkejut melihat kedatangan kami

"Kami datang eomma..." ucap Jimin sambil tersenyum lebar

"Aigoo..... mengapa kamu tidak memberitahu eomma akan datang kemari" kata eomma Jimin ramah

"Surprise...." jawab Jimin

"Masuklah... Masuklah... kami sudah menunggu kedatangan kalian" ucap eomma Jimin

"Annyeonghaseyo ahbonim, eommonim" sapaku sambil membungkuk

"Aigoo istri putraku cantik sekali seperti bidadari" puji eomonim sambil mengusap pipiku

"Anakku...." pekik Appa Jimin dari dalam rumah. Tangannya memegang koran

"Appa...." pekik Jimin tidak mau kalah

"Sudah lama kamu tidak pulang kerumah Jimin-ah" kata Ahbonim

Unconditional Love [NC21+]Where stories live. Discover now