ANGEL - 9

4.8K 305 11
                                    

Suara getaran ponsel membuat Sandra yang sedang menyisir rambutnya pun mengalihkan perhatiannya. Ia menaikan sebelah alisnya kala membaca siapa yang mengirim pesan kepadanya.

Alvaro : Habis mandi jangan lupa makan, terus istirahatin.

"Tumben-tumbenan nih anak perhatian segala," gumamnya acuh tanpa membalas pesan dari Alvaro. Tetapi tak lama kemudian, handphone Sandra bergetar kembali.

Alvaro : Aku baru sampai. Gak ada niatan buat nyuruh mandi, makan, sama istirahat gitu?

Sandra terkekeh sendiri begitu membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh Kakak temannya itu. “Yeee, ternyata pamrih dia.”

Sandra yang masih asyik bermain ponsel pun menghentikan aktivitasnya kala mendengar suara sang ibu yang mengajaknya untuk makan malam.

"Iya sebentar Mi."

“Jangan lama!” ucap Gio tak terbantahkan membuat Sandra mau tak mau menyimpan ponselnya dulu. Beranjak dari duduknya dan segera melangkahkan kakinya menuju sang ibu berada.

"Loh Papi?" Sandra mengerutkan keningnya begitu melihat sang ayah yang sudah duduk bersama ibunya di meja makan. “Tumben.”

Sandra mencebikan bibirnya. Ayahnya memang jarang sekali bisa pulang di waktu makan malam seperti ini, karena biasanya sang ayah selalu pulang tengah malam. Itu pun selalu Sandra yang sudah pergi ke alam mimpi.

"Yuk makan," ajak sang ibu yang tak mengindahkan ucapan putri semata wayangnya.

"Papi gak lembur?" tanya Sandra seraya memandang sang ayah.

"Enggak."

Sandra mendengkus mendengar jawaban singkat dari Ayahnya. Selalu saja begitu.

"Nanti ngobrolnya, sekarang makan aja dulu," ucap sang ibu menengahi.

Setelah kegiatan makan malam mereka selesai, Sandra kembali 
berbicara, mengeluarkan unek-uneknya kepada sang ayah yang kini sedang bersantai dengan sebuah buku tebal di tangannya. Tak lupa kaca mata baca yang bertengger di hidung mancungnya. Ayahnya masih terlihat tampan, bahkan di usianya yang sudah tak muda lagi.

"Papi gak lembur?" Sandra mengulang pertanyaannya yang tidak sempat dijawab oleh sang ayah.

"Kalo Papi lembur gak bakalan ada di rumah dong sayang." Gio menjawab pertanyaan putrinya seraya tersenyum. Gio mengerti jika Sandra merindukan Ayahnya, karena beberapa minggu ke belakang suaminya selalu saja lembur.

"Ya bukan gitu dong Mi."

"Iya, Papi gak lembur." Iqbal menjawab pertanyaan putri semata wayangnya, masih dengan nada cuek.

"Kenapa?"

"Bukan jadwal Papi dong." 

"Biasanya kan...." Sandra menggantungkan ucapannya.

"Karena kebetulan pasien sedikit."

"Lagian papi kangen rumah," lanjutnya membuat Sandra mengerucutkan bibirnya. "Gak kangen gitu sama aku?"

ANGELWhere stories live. Discover now