ANGEL - 23

3.7K 211 1
                                    

Hari ini, sepulang sekolah Sandra dan kawan-kawan akan bekerja kelompok di rumah Sherly. Setelah bel berbunyi, ketiganya pun langsung menuju ke rumah Lyly tanpa pulang terlebih dahulu.

"Lah, gak asyik! Gue gak sekelompok sama kalian," komentar Rayhan membuat ketiga temannya tertawa.

"Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah." Viona berucap seraya menyanyikan kalimat tersebut.

"Awas ya Vi kalo lo kangen sama gue."

Viona mendelik. "Mana ada sejarahnya gue kangen sama lo, onta!"

Sandra yang sedari tadi hanya memperhatikan Viona dan Rayhan yang sedang beradu mulut pun menggelengkan kepalanya. "Udah deh, kek bocah aja sih kalian."

"KITA EMANG BOCAH!" pekik Rayhan dan Viona dengan kompak membuat tawa Lyly dan Sandra pun pecah.

"Jodoh emang kompak yes," desah Lyly pelan masih sambil cekikan yang langsung diangguki Sandra.

Alvaro yang baru datang ke kelas sang adik pun mengerutkan keningnya tatkala melihat Lyly sedang tertawa. "Kenapa deh ni anak?" ucapnya dengan tangan yang merangkul bahu Sandra.

"Tangannya Pak," komentar Sandra yang dibalas cengengesan oleh Varo.

"Yuk pulang Ly."

Lyly menoleh. "Duluan deh, kita mau ke perpustakaan dulu nyari bahan tugas."

"Lah, kalo gak lama gue tungguin."

"Gak usah, lagian ntar gue mau ngerjain tugas."

"Di mana?"

"Di rumah."

"Sama siapa?"

"Vivi sama Sandra."

Alvaro mengangguk-anggukan kepalanya. "Ya udah, gue pulang dulu bawa mobil biar semua muat."

"Gak usah, kita naik taxi aja."

Alvaro berdecak. "Ya udah! Sand, ayo pulang!"

"Eh?"

"Iya lo pulang sama gue deh, biarin noh si Lyly yang keras kepala mah."

"Lo kok nyalahin gue," ucap Lyly dengan kesal.

"Ya ya ya."

"Jangan ngambek," bisik Sandra kepala laki-laki yang masih merangkulnya.

Alvaro mendengkus. "Ya udah, gue pulang deh. Kalian hati-hati, ntar beli makan ya!" ucapnya sambil berlalu.

Begitu sampai di rumah Lyly, keempatnya langsung berkumpul di ruang keluarga. Iya berempat karena Rayhan yang maksa pengen ikut.

"Gue ganti baju bentar yaps," pamit Lyly yang langsung diangguki teman-temannya.

"Lah Bang, lo mau ke mana?" tanya Lyly begitu melihat Alvaro yang sudah rapi keluar dari kamarnya.

"Jalan," jawab Varo singkat sambil berlalu.

"Ke mana?" teriak Lyly yang diacuhkan oleh Varo.

"Mau ke mana Bro, rapi bener," komentar Rayhan begitu melihat kakak temannya turun dari tangga.

"Kencan," jawab Varo sambil melirik sedikit ke arah Sandra.

"Dih, sok-sokan mau kencan, orang lo jomblo Bang," ucap Viona mmebuat Rayhan terkekeh. "Bener tuh. Palingan nongkrong sama si Ziomblo."

"Sumpah, gue ngantuk," ucap Rayhan yang kini sedang berbaring di kursi memerhatikan ketiga temannya yang sedang mengerjakan tugas.

"Molor sana," balas Viona.

---

Si lain tempat, Alvaro yang janjian jalan dengan Veli pun sedang menunggu di depan rumah Veli.

"Maaf lama," ucap wanita yang lebih tua darinya satu tahun itu sambil tersenyum manis.

Alvaro mengangguk. Sejenak ... ia terpesona dengan wanita yang memakai dress merah muda sore ini."Berangkat sekarang ?" tanyanya setelah sebelumnya berdehem, menghilangkan rasa canggung dalam dirinya. Pikirannya melayang di mana dirinya dulu pernah menjalin hubungan dengan wanita ini.

Alvaro menepuk kepala pelan, berusaha menyingkirkan ingatan bodohnya. Tidak! Ia tidak boleh jatuh cinta kembali untuk ke sekian kalinya pada Velicia.

Setelah berdiskusi akan pergi ke mana, keduanya pun pergi dengan mobil yang dikendarai oleh Alvaro. Keduanya sama-sama tertawa kala mendengar lelucon satu sama lain. Di mata Alvaro, Velicia tetaplah Velicianya yang dulu. Velicia yang manja, cerewet. Dan entah kenapa, ia merasa nyaman. Ia ingin waktu yang ia alami sekarang berhenti sejenak. Tak bisa dipungkiri memang, jika wanita yang duduk di sampingnya ini nyaris sama dengan Felicianya dulu. Mungkin juga, inilah alasan dirinya menyayangi wanita yang sekarang anteng dengan ponselnya.

Brengsek memang, jika dirinya hanya menjadikan Velicia sebagai pelampiasannya.

---

04 Juni 2018
Ekapertiwi

ANGELWhere stories live. Discover now