ANGEL - 11

4.3K 280 9
                                    

Samar-samar Alvaro mendengar lagu yang selalu mengingatkannya pada seseorang, kekasih hatinya. Dengan langkah perlahan, ia mencari dari mana suara berasal. Dan deggggghhh hatinya berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Dia Sandra, Assyfa Yusfina Sandra ... seseorang yang akhir-akhir ini selalu menghantui hati dan pikirannya. Sandra yang sedang bersama sang rival, Reno Saputra.


Tak terasa setetes air mata membasahi pipinya, Alvaro menangis. Bukan karena melihat Sandra bersama Reno, tetapi lagu ini, lagu yang selalu mengingatkannya pada seseorang. Entah mengapa, sampai saat ini juga hatinya selalu rapuh ketika ia mengingat kekasihnya, belahan jiwanya, Felicia Dwi Putri.

Setelah kesadarannya berkumpul sepenuhnya, Alvaro mengusap wajahnya dengan kasar, mengusap air mata yang berserakan di pipinya. Dan hal itu, tak luput dari pandangan dua orang yang berdiri agak jauh dari Alvaro. Mereka cukup mengerti, mengerti mengapa seorang Alvaro dapat terlihat rapuh seperti itu. Mereka tahu, karena mereka juga sedang mencari suara merdu seorang wanita yang menyanyikan lagu yang berjudul Angel milik Cody Simpson tersebut. Mereka adalah Dera dan Zio. Setelah melihat Alvaro meninggalkan tempatnya, mereka pun beranjak tuk menysul sahabatnya itu.

Dilihatnya, Alvaro yang memasuki ruangan UKS, keduanya pun mengernyit.

"Kenapa dia?" ucap Dera yang dibalas dengan acuh oleh Zio.

"Samperin."

----

Alvaro termenung di tempatnya, kini ia sedang berbaring di salah satu ranjang yang ada di UKS. Yang tadinya semangat untuk latihan pun tak ada.

Ia memejamkan kedua matanya dengan tangan yang dijadikan bantal untuk kepalanya. Matanya memerah, jelas jika ia sedang menahan tangisnya. Tak lama kemudian, ia pun beranjak dari tidurnya dan melangkah menuju parkiran sekolah. Entah tak terlihat atau bagaimana, Dera dan Zio yang baru saja memasuki UKS pun dihiraukannya.

Kini Alvaro sedang berada di tempat kekasihnya, tepatnya di tempat peristirahatan kekasih hatinya, Felicia Dwi Putri. Ia tersenyum melihat batu nisan dihadapannya dengan sesekali menciumi benda mati tersebut. Kemudian ia pun menaruh mawar putih favorit pujaan hatinya yang sempat ia beli tadi sebelum berkunjung. Lalu ia pun memanjatkan do’a untuk kekasih hatinya.

Setelah merasa cukup untuk melepas rindunya, Varo pun meninggalkan tempat tersebut dengan berat hati. Biasanya, ia akan berbicara sendiri mengenai apa saja yang telah dilakukannya tempo hari atau rencana untuk esok hari, atau bahkan hanya sekedar berbicara rindu.
Namun kali ini, ia meninggalkan tempat tersebut tanpa sepaath kata kecuali do’a.

---

Alvaro
Aku di depan rumahmu.

Sandra yang tengah menyisir rambut setelah mandi pun menghentikan aktivitasnya ketika ia mendengar Handphonenya berdering. Ia pun mengernyit, "Ngapain?" ucapnya sambil menuliskan kata yang sama untuk Alvaro.

Alvaro
Turunlah.

Setelah ia menyelesaikan ritual dandannya, ia pun segera perdi menemui kakak dari sahabatnya itu.

Dilihatnya Alvaro yang tengah bersandar pada motornya di depan gerbang rumah Sandra.

"Ada apa?" tanya Sandra begitu ia sampai dihadapan Alvaro.

ANGELWhere stories live. Discover now