Salah Menilai

1.2K 74 18
                                    

Jangan asal menyimpulkan sesuatu jika tidak ingin membuat kekacauan. Hidup itu realistis bukan asal menyimpulkan.
🌾

Kekesalan Via sudah berada di ujung. Dia tidak menyangka akan ada pengkhianatan di hubungan persahabatan yang mereka jalani bersama.

Rasa kesal menguap berubah menjadi sesak yang tak berkesudahan. Dia menarik nafas berulang-ulang hanya untuk meredakan rasa sesak yang bersarang di dadanya.

Tapi nyatanya itu tidak membantu sedikit pun. Sesaknya masih ada hingga membuat setitik air mata jatuh membasahi pipi mulusnya. Lalu, titik air mata itu mulai jatuh secara berkala dengan cepat di pipinya.

Dia benci air mata. Tapi ia tidak bisa mencegahnya. Mungkin itu pengalihan emosi dia terhadap sesuatu yang terjadi. Dia tidak ingin marah kepada siapapun itu. Dia akan mencoba realistis terhadap sesuatu.

"Kenapa gue nangis coba?" lirihnya. Punggung tangan kanannya sibuk menghapus air mata yang merembes di pipinya.

"Gue cengeng banget sih! Nggak biasanya gue gini," sugestinya. Dia mengipasi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Berharap, siapa tahu itu bisa membuat dia tidak menangis.

Tapi rasa-rasanya itu tidak ada manfaatnya. Ia masih saja menangis. Rasanya sakit, kecewa, sesak semua dia rasakan.

Dengan berdecak pelan. Ia bangkit dan berjalan keluar dari kelasnya. Dia berjalan menuju kamar mandi yang letaknya sangat jauh dari kelasnya.

"Kalau gue nggak lagi marahan sama lo. Pasti sekarang gue ke kamar mandi aja ada yang nemenin," gerutunya pelan.

Dia tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya dengan penuh tanda tanya. Emang dia pikirin, kalau diteliti sih semua orang punya jiwa kepo.

***

"Via mana sih?" tanya Ify yang entah sudah ke berapa kalinya.

Entahlah dia yang terlalu polos dengan apa yang baru saja terjadi. Atau dia yang terlalu fokus dengan yang terjadi dengan dirinya.

Sebenarnya, Shilla juga merasakan ketidakberesan diantara Alvin, Ify, dan Cakka. Tapi selama ini ia pendam sendiri.

Dan mungkin, untuk sekarang Via sangat merasakan. Apalagi tadi Alvin terlihat sangat dekat dengan Ify. Di depan pacarnya sendiri.

"Gue aja yang cari Via. Kalian disini aja, entar kalau udah ketemu biar gue telfon kalian semua," putus Shilla.

Tidak mungkin dia mengajak Alvin dan Ify bersama. Karena mungkin mereka berdua adalah biang masalah dari semua ini.

"Ok, jangan lupa kabarin kalau udah ketemu Via," ucap Alvin sedikit frustasi.

Dia tidak tahu apa salahnya? Karena tiba-tiba saja Via mendiamkannya dan juga menjauhinya.

***

"Vi, akhirnya ketemu juga," ucap Ify dengan nada senang.

Tapi tidak direspons oleh Via. Gadis itu hanya memberikan tatapan datarnya kepada Ify. Ify pun menatap Via dengan tatapan bertanya? Apa dia ada salah.

(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔Where stories live. Discover now