Penyesalan

1.5K 68 14
                                    

Memaksakan orang jatuh cinta kepada orang yang tidak disukainya itu. Bagaikan menunggu batu besar di sungai agar terbawa arus, tidak mungkin dan tidak akan bisa.
🌾

Qeyla termenung di dalam kamarnya. Sebenarnya, ia merasa bersalah dengan semua ini. Tapi, dia juga ingin merasakan bahagia. Bukan hanya mereka saja yang merasakannya.

Qeyla menghela nafas panjang sambil berjalan ke arah meja belajarnya. Ia membuka sebuah kotak, dan itu membuatnya semakin tertekan.

Ini semua bukan salah gadis itu, tapi ia melampiaskannya kepada dia. Dia, tidak tahu apa-apa tapi semua beban jatuh di pundaknya.

"Kak, udah makan?" sebuah suara terdengar dari dalam kamar Qeyla.

Dan tak lama kemudian, sang pemilik suara melongokkan kepalanya ke kamar Qeyla. Dia adalah, Qeylo adik Qeyla yang masih duduk di bangku SMP.

"Udah, Qey, kamu udah makan belum?" tanya balik Qeyla.

"Udah kak, tadi Qeylo udah makan di luar sama temen-temen."

Keduanya saling diam menyisakan suasana canggung oleh kedua kakak beradik itu. Hanya suara hembusan nafas yang terdengar.

"Kak, lo lagi ada masalah sama bang Rio?" tanya Qeylo memberanikan diri.

Qeyla mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku mata pelajarannya ke arah sang adik. Apa sebegitu kentaranya dia sedang bingung dan galau?

"Aku, bingung Qey," hanya jawaban itu yang terucap dari bibir Qeyla.

"Emang kenapa?" Qeylo sudah kepo dengan semua ini dari kemaren-kemaren.

Sebenarnya ia sedikit kepada gadis itu karena menjadi korban. Dan kakaknya adalah salah saru orang yang mengorbankannya. Padahal gadis itu tidak salah apapun.

"Aku, ngerasa bersalah Qey. Dia nggak ada salah apapun sama kakak, tapi kakak ngerebut kebahagiannya. Yang salah itu bukan dia, tapi orang tuanya. Tapi dia yang jadi korban. Dan aku malah nambahin. Tapi, aku juga nggak mau lepasin dia," ucap Qeyla lirih.

Raut wajahnya nampak rasa bersalah, sedih, marah, kecewa, dan juga bingung. Dan, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

"Kak, gue cuma ngasih saran aja ya. Mending lo lepasin dia aja. Dia nggak salah dan lo manfaatin rasa bersalahnya dia buat diri lo sendiri. Lo nggak kasian sama hatinya yang lo paksain cinta tapi tetep nggak bisa?"

"Gue cuma ngasih saran aja kak, semua keputusan ada di tangan lo. Gue nggak bisa ngatus itu. Btw, semua yang lo pilih itu yang terbaik."

Qeylo menepuk bahu kakaknya lalu berjalan keluar dari kamar sang kakak. Walau pun dia masih SMP. Tapi, jangan ragu jika sifatnya susah kayak orang kuliah.

Setelah sang adik keluar dari kamarnya, ia kembali termenung. Dia memang sudah jahat melakukan ini, tapi ini sudah terlanjur.

Jika ia berhenti, sama saja bunuh diri. Tapi jika tetap lanjut, ia dalam rasa bersalah yang terus-terusan mengejarnya bagai polisi yang mengejar penjahat.

(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔Where stories live. Discover now