Clear It Now

791 58 5
                                    

Mungkin aku telat menyadari ini. Tapi yang terpenting aku masih mau berusaha memperbaiki.
***
Dedicated to AristaDewi5


Rio bertemu dengan Qeyla sore ini. Setelah dia tadi pagi bertemu dengan kedua mantan sahabatnya yang entah tiba-tiba saja ingin bertemu. Rio sebenarnya tidak mau mempercayai apa yang diucapkan oleh Cakka dan Alvin. Tapi dirinya juga selalu kepikiran.

"Ada apa Yo, kok tiba-tiba saja ngajak ketemuan?" tanya Qeyla memulai pertemuan sore ini.

Rio menatap Qeyla dengan seksama. Menimang-nimang ucapan yang pas untuk dirinya ucapkan. Melihat wajah Qeyla, sepertinya tidak seperti yang Cakka dan Alvin ucapkan.

"Qey, mending kamu jujur sama aku," balas Rio. Nada suaranya berubah, tidak seperti dulu. Itu yang Qeyla tangkap.

"Apa maksud kamu sih Yo?"

Qeyla tidak tahu dengan maksud dari ucapan yang Rio ucapkan. Dia jika ada sesuatu pasti akan langsung berbicara dengan jujur ke Rio. Seolah Rio adalah tempat penyelesaian masalahnya.

"Jujur sama kenyataan yang sedang kamu hadapi Qeyla!" Rio masih saja dengan nada kerasnya.

"Yo, aku tuh nggak lagi ngadepin sesuatu kok. Kamu nggak percaya sama aku?" Qeyla mencoba menjawab Rio dengan nada lemah lembutnya.

"Nggak usah bohong sama aku Qey! Jelasin ke aku apa hubungan kamu sama Ify! Nggak usah ngelak kamu, aku udah tahu!"

Qeyla gelagapan mendengarkan ucapan Rio. Apa Rio sudah tahu masalah hubungannya denganIfy. Atau masalah jika dia berani dengan Ify bahkan tidak takut dengan Ify.

"Rio, kamu ngarang cerita ya?" entah apa yang ada dipikiran Qeyla. Dia seolah-olah masih ingin mengelak.

"Aku udah tahu, kamu saudara tiri Ify. Anak dari selingkuhan papa Ify. Lebih tepatnya kamu seumuran sama Cakka dan Alvin. Kamu kakak Ify," kenapa sekarang Rio mempermasalahkan itu. Padahal dulu Ify memohon-mohon kepadanya saja, dia tidak peduli.

"Dan lo sudah berani sama Ify. Lo nyakitin dia? Memang apa pangkat lo? Yang boleh begitu sama Ify, cuma gue Rio. Nggak usah sok besar kepala gara-gara lo jadi cewek gue ya, gue juga dulunya terpaksa pacaran sama lo karena merasa bersalah."

Rio dengan jujur mengingatkan tentang status Qeyla. Dan dia tidak segan-segan menerangkan jika dia terpaksa pacaran dengan Qeyla hanya karena dia merasa bersalah. Bukan karena cinta. Qeyla merasa sangat sakit hati mendengarnya.

"Jadi kamu cuma kasihan sama aku gara-gara aku ditinggal papa aku Yo?" tanya Qeyla dengan nada parau. Bahkan air matanya sudah menggenang di matanya siap untuk jatuh.

"Ya, dan sekarang sudah nggak lagi. Nyatanya papa kamu masih hidup. Dan bodohnya gue nggak nyadarin kalau lo anak papanya Ify. Padahal wajah kalian mirip," dengus kasar Rio. Entah mengapa sekarang dia muak.

"Mending kita putus aja. Lo udah puas buat Ify patah hati sampai pernah sakitkan?"

"Yo, aku nggak mau. Kamu nggak bisa giniin aku!"

"Terserah guelah. Lo siapa bisa ngatur gue, mending benahin hidup lo dulu baru berpikir punya pacar yang baik!"

Rio langsung meninggalkan Qeyla sendirian disana. Dia sudah tidak ada respect sama sekali dengan cewek itu. Dia hanya tidak percaya saja jika cewek yang dia kira baik, pendiam, dan penurut malah bisa berbuat yang sangat kejam dan melukai psikis seseorang.

(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔Where stories live. Discover now