Chapter Sepuluh

434 84 2
                                    

"ayo naiklah. Aku akan mengantarmu pulang." ucapan Yoongi yang tiba-tiba itu terdengar seperti ayo, aku akan mengantarmu ke neraka. Eunji tidak berkutik sama sekali. Bahkan ia tidak ingin sedikitpun untuk membalasnya. Ia lebih memilih diam disana dengan pikiran kosong di otaknya. Tidak-tidak. Ia sedang memikirkan bagaimana bisa tiba-tiba kena sial seperti ini?.

Lantas Yoongi turun dari motornya dan langsung memakaikan helmet di kepala Eunji membuat gadis itu terkejut.

"ti-tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, lagi pula busnya sudah datang." Eunji langsung membuka helmet itu dan segera di tahan oleh Yoongi yang menarik tangannya naik ke motornya.

Rasa takut yang terukir di wajah Eunji terlihat sekali di mata Yoongi. namun ia sama sekali tidak berniat menghilangkan ekspresi itu dari wajah Eunji. Sekelebat pikiran kotor terus menghantui gadis itu. Dia pasti akan membawaku ke tempat sunyi yang tidak ada orangnya dan jauh dari kota, ia pasti punya niat untuk mencelakaiku, atau jangan-jangan dia sudah menyiapkan benda tajam didalam ranselnya. Pikiran-pikiran itu membuat Eunji menggigiti jari-jarinya sendiri. Yoongi yang menyadari itu tersenyum simpul. Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi yang hampir membuat gadis itu terjungkal kalau tidak segera berpegang erat pada pinggang Yoongi. Sial, lelaki ini malah semakin membuatnya ketakutan setengah mati.

Yoongi menghentikan motornya di salah satu tempat. Yoo Mi tidak pernah kemari, hanya saja ia yakin tempat ini sangat tinggi karena hamparan kota Seoul bisa ia lihat dari sini. Yoongi membuka helmet Eunji yang masih terpasang di kepalanya, membuat rambutnya jadi berantakan. Eunji sudah bersiap-siap melarikan diri kalau memang pria ini benar-benar akan mencelakainya. Ia sudah menggenggam hanphonenya sedari tadi dan siap menelepon seseorang. Yoongi membawanya duduk di pinggiran jalan yang lengang. Sangat sunyi di tempat itu, yang terdengar hanya suara serangga malam dan gesekan lalang-lalang yang terkena hembusan angin malam. Yoongi memberikan sebotol soda pada Eunji yang membuat pikiran kotornya langsung hilang. Keduanya menikmati malam itu tanpa ada yang berniat untuk bercerita.

Eunji menyadari satu hal. Dilihat dari wajah Yoongi yang terlihat ada luka dan memar yang tidak sedikit lelaki ini pasti banyak mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan. Ia menatapi wajah pria itu diam-diam. Ada wajah kejenuhan disana. Wajah dimana ia membutuhkan seseorang untuk mengerti keadaannya. Sendu. Itu yang ia lihat diwajah Yoongi saat ini. Malam ini wajahnya tidak menakutkan sama sekali. Apa karena terpaan angin malam yang membuat rona merah dipipinya itu sedikit terlihat manis? Tapi tak bisa dipungkiri bahwa ada sisi baik di wajah kejamnya itu.

"apa sudah puas menatapku? Apa kau ingin menatapnya dari dekat?" ucap Yoongi menyadari gadis itu menatapnya sedari tadi. Ia pun tak segan-segan mendekatkan wajahnya kegadis yang kini menjatuhkan pandangannya ke bawah.

"jadi, apa benar kau dan Chanyeol itu berpacaran?" tanya Yoongi setelah meneguk minumannya.

Eunji langsung mendongakkan kepalanya menatap Yoongi dengan kening berkerut. Secepat mungkin ia mengatakan "tentu saja tidak" sebelum pria ini berpikir yang tidak-tidak. Dari mana datangnya gosip murahan seperti itu? Waah tidak bisa dipercayam ternyata selama ini orang-orang menganggapnya begitu.

Yoongi tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya Yoongi melontarkan pertanyaan semacam itu pada seorang gadis, justru pertanyaan itu sering ia dengar pada gadis-gadis yang pernah mendekatinya. Namun kali ini ia bisa meraskan sendiri rasa penasaran pada seseorang. Dan ia juga sangat merasa senang ketika jawaban dari pertanyaannya itu sesuai dengan yang diharapkannya.

"kalau begitu, bagaimana kalau kita pacaran saja?"

~TBC~

Sweet Black CatWhere stories live. Discover now