Chapter Duabelas

368 75 3
                                    

Terdengar derapan langkah kaki yang terburu-buru menuju kelas Eunji. Gadis yang kini sedang menatap papan tulis dengan tatapan kosong itu tidak berniat melakukan apa-apa setelah apa yang terjadi semalam. Satu hal yang paling ia syukuri adalah ia masih selamat karena Yoongi mengantarkannya sampai kerumah. Dan satu hal lagi yang membuat ia tidak berniat melakukan apa-apa, yang masih membekas dibibirnya sampai sekarang. Eunji menggigit bibir bawahnya dengan kening yang mengerjit dan tatapan bodoh. Pikirannya masih berputar pada kejadian itu. dan ia tidak berhenti merutuki dirinya sendiri-membiarkan Yoongi melakukan itu bahkan sampai dua kali. ia membuang napas beratnya untuk yang keempat kalinya. Kalau saja dia bisa mengulang waktu, ia tidak akan mau bertemu dengan Yoongi sampai kapanpun. bersamaan dengan pikirannya itu ia mengetuk meja dengan tangannya seolah itu adalah kepala Yoongi. Namun bersamaan dengan itu juga Chanyeol mendekati Eunji dan mengusap bibirnya dengan tisu basah.

"kalau kau ingin berciuman, jangan didepanku". Chanyeol berbisik di telinga gadis itu dengan jarak yang sangat dekat sampai membuat seisi kelas menatap aneh pada mereka berdua.

"YA! apa yang kau lakukan? aish" Eunji langsung melemparkan tisu basah yang masih melekat di bibirnya. Dasar lelaki pintar yang bodoh. Apa sih yang dia lakukan?. Seperdetik kemudian Eunji baru tersadar. Kenapa dia bisa tau?

"sepulang sekolah aku akan menemuimu dikelas, jangan kemana-mana. Awas saja kau".

***

Sudah lima belas menit yang lalu pelajaran usai tapi Chanyeol tidak juga datang kekelasnya. Alih-alih menunggu Chanyeol lelaki yang seharian ini tidak ingin ia lihat malah menemuinya dikelas. Dengan gayanya yang selalu terlihat keren dengan pakaian sekolah dengan kancing yang terbuka memperlihatkan kaos dalamnya yang berwarna puti. Yoongi berdiri bersender di sisi pintu kelasnya menatap gadis itu dengan kepala sediki dimiringkan kesamping.

"kenapa tidak kau angkat teleponku? Apa kau sudah lupa atau kau sengaja menghindariku karena malu? Aku benar kan?"

Mendengar Yoongi berkata seperti itu membuat pipi Eunji memerah lagi. Sial, kenapa ia begitu mudah digoda seperti ini. apa sikapnya begitu terlihat sekali? Lagi-lagi membuat jantungnya berdetak tak karuan lagi.

"sedang apa kau disini?" tanya Chanyeol yang sudah berdiri dibelakang Yoongi dengan jarak dekat.

"hey santai bung, aku hanya berbicara pada gadis itu, ada apa dengan nada bicaramu itu?" tidak senang mendengar nada tinggi Chanyeol, Yoongi mendorong bahunya dengan agak kasar.

"aku sekarang yang akan bicara padanya, jadi sebaiknya kau pergi dari sini".

Melihat mereka berdua jadi terasa atmosfer bumi yang bertentangan, seperti ujung magnet yang selalu tolak menolak. Tapi itu mungkin wajar saja, mereka sama-sama memiliki tempramental yang sama-sama tidak bisa dikontrol. Eunji sedang memutar otak. Bagaimana caranya menghindari mereka berdua? Ia seperti berada di tengah dua kucing yang sedang berkelahi memperebutkan tikus kecil untuk dijadikan mainan. Bukankah mereka itu sangat keterlaluan?

Eunji meletakkan hanphonenya tepat di telinga kanannya sambil berteriak.

"apa? Ibu sudah berada di depan? Ne eomma, aku akan segera keluar". kemudian meletakkan hanphonenya diatas meja sambil menatap kearah dua lelaki itu yang dengan balasan tatapan kecewa.

~TBC~ 

Sweet Black CatWhere stories live. Discover now