Chapter Duapuluh Satu

281 58 3
                                    

"YA! Eunji ya, masih terus bermalas-malasan? Cepat bangun!" teriak Ibunya dari balik pintu kamar Eunji.

"Ahh eomma~, aku masih tidak enak badan, biarkan aku kali ini saja ya" jawab Eunji dari dalam selimutnya.

Terdengar derapan langkah cepat dan dalam sekali hentakan ia membuat Eunji langsung membuka selimutnya.

"masih sakit katamu hha? Lalu semalam bagaimana kau bisa tertawa terbahak-bahak denan ponselmu itu hha bahkan selama berjam-jam. Lagi pula sudah tiga hari kau tidak masuk sekolah, kau mau tidak naik kelas, cepat bangun!" teriak Ibunya sambil memukul punggung Eunji beberapa kali.

"Ah sakit, ahh eomma satu hari lagi ya, tolonglah! Ahh kepalaku pusing sekali."

"YA! kalau dalam hitungan ketiga kau tidak bergerak dari tidurmu, aku akan mengoyak gambar-gambarmu ini. Satu...."

"Ay ya ya aku akan bangun. Aishh eomma keterlaluan."

***

Seharusnya tadi malam ia kunci saja pintu kamarnya supaya ibunya tidak bisa masuk. Arghh... Eunji berjalan dengan malasnya. Bagaimana kalau ia berjumpa dengan Chanyeol nanti? Apa yang harus ia lakukan? tapi mungkin saja dia lupa kan? Bisa jadi begitukan? Arghh ia mengacak rambutnya sendiri ketika berjalan menuju sekolah.

Namun belum lagi ia sempat memikirkan apa yang ia lakukan, matanya menangkap pria itu yang tidak jauh berdiri di dekatnya. Jantungnya langsung berdesir kuat sampai membuatnya hampir kehabisan napas. Langsung saja tanpa pikir panjang ia langsung cepat-cepat ia memutar haluan mencari jalan lain menuju kelasnya. Langkahnya sangat cepat bersamaan dengan jantungnya yang terus berdegup kencang.

Akhirnya ia hampir sampai di depan kelasnya, "Hei Park Chanyeol!" teriak seseorang di belakangnya. Kontan saja Eunji langsung menarik napasnya dalam-dalam melihat seseorang yang tengah berjalan kearahnya. Hampir saja ia pingsan disana kalau tidak segera putar haluan menuju kamar mandi.

Ia menutup pintu kamar mandi rapat-rapat lantas bersandar dibalik pintu sambil mengatur napasnya yang tidak stabil.

"kenapa aku jadi seperti ini?"

***

Jam pelajaran sudah dimulai, semua siswa sudah masuk kedalam kelasnya masing-masing, sedang Jung Eunji kini tengah bersandiwara di depan penjaga UKS.

"perut saya sakit sekali pak, sepertinya karena datang bulan. Aughh..." jerit Eunji memegangi perutnya.

Penjaga UKS juga tak mengambil tindakan lain selain menyuruhnya untuk berbaring sebentar dan mengambil obat pereda nyeri di lemari.

Eunji tersenyum puas, sulit memang mengelabui Pak Kim ini. ia bernapas lega sambil membaringkan tubuhnya di kasur UKS yang berada di sudut ruangan. Ia bisa menenangkan diri setidaknya sampai usai jam belajar, untuk selanjutnya akan ia pikirkan nanti. Tak beberapa setelah Pak Kim meletakkan obat pereda nyeri dan air minum ia pamit keluar sebentar dan tak lupa mengingatkannya untuk segera meminum obatnya.

Setelah berpikir lama ia baru menyadari bahwa ia seorang diri di sekolah ini, tidak punya teman dekat dan tidak ada yang ingin mendekatinya. Semenjak Yoongi menyatakan perkataannya waktu itu ia semakin dijauhi-mereka seperti takut dan benci melihat dirinya. Kalau diingat-ingat memang sejak ia masuk disekolah ini tidak ada yang berniat mendekatinya. Kalau pun ada itu adalah Park Chanyeol dan Min Yoongi. lagi-lagi terlintas dipikirannya, dosa apa yang pernah ia perbuat sampai merasakan kesengsaraan sebegininya.

Berselang waktu kemudian terdengar bunyi pintu tertutup dan derapan langkah seseorang. Oh Pak Kim sudah kembali, cepat-cepat Eunji memasukkan isi obatnya kedalam tas dan meneguk airnya sampai habis dan langsung berpura-pura tidur, sepersekian detik kemudian terdengar suara pintu yang terkunci. Kontan saja ia langsung bangun dari tidurnya. Kenapa Pak Kim mengunci pintunya sih? Segera ia mengecek keluar tirai dan menemukan Min Yoongi tengah menatap nanar kearahnya.

"Glek".

"k-kenapa kau disini?" tanya Eunji tercekat.

Sambil menaikkan alisnya sebelah Yoongi berkata "tentu aku ingin bermain dengan mainanku hari ini, sudah lama sekali aku merindukannya. Padahal hampir setiap hari aku menelepon mu tetapi tak pernah sama sekali kau menjawabnya. Apa kau pikir begitu mudahnya menyingkir dariku?" tiba-tiba saja Yoongi sudah berada dekat dengan Eunji.

"bu-bukan begitu, hanya saja waktu itu aku sedang sakit. Ngh sepertinya sekarang aku sudah baikan. Aku harus kembali kekelas dulu." cepat-cepat ia meraih tasnya dan beranjak menjauh dari Yoongi sebelum terjadi hal tidak menyenangkan disana.

Namun benar saja dugaannya, dengan cepat pula Yoongi meraih tangan Eunji dan menariknya sampai terhempas kedinding. Jelas saja Eunji langsung meringis kesakitan.

"Apa yang kau lakukan?" Eunji sudah tidak berkata-kata lagi karena Yoongi mengunci tubuhnya dengan kedua tangannya. Wajahnya kini berubah lebih mengerikan dari sebelumnya.

"bukankah sudah kukatakan padamu bahwa siapapun yang berani mendekatimu akan berakhir seperti Minseok? Kau ingin merasakannya juga ya?" bisik Yoongi.

Eunji tak berani menatap wajahnya, ia memalingkan wajahnya kebawah dan berusaha setenang mungkin untuk tidak menangis dan semakin ketakutan.

"memangnya apa yang telah aku-"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya Yoongi sudah meremas kedua bahunya dan mendorongnya ke atas kasur.

"Kya! Min Yoongi, apa yang ingin kau lakukan? dasar brengsek". Teriak gadis itu penuh ketakutan. Yoongi menindih Eunji diatasnya sampai tubuhnya tidak bisa bergerak. Yang ia tahu bahwa sekarang dirinya berada dalam bahaya.

"kau tahu, aku bisa saja berbuat semauku. Bahkan aku bisa memilikimu seutuhnya." Bisik Yoongi ditelinganya.

~TBC~


Sweet Black CatWhere stories live. Discover now