Chapter Tujuhbelas

233 48 0
                                    

Eunji bersender di rak buku di toko buku yang ia kunjungi dengan Chanyeol. Dengan tatapan bosan dan sedikit kesal ia tujukan pada pria yang sedang sibuk memilah buku yang akan di belinya. Apakah cara berkencan orang punya IQ tinggi seperti dia semua? Seharusnya ia ikuti saja kata hatinya tadi sebelum mengiyakan kemauan Chanyeol. Eunji juga sudah punya firasat bahwa Chanyeol pasti tidak benar-benar mengajaknya berkencan. Yaah setidaknya Chanyeol sekedar mengajaknya nonton atau makan seperti pergaulan anak muda biasanya. Ia juga tidak berfikir jauh-jauh kalau Chanyeol akan melakukan hal romantis atau sesuatu yang menggetar hatinya. Itu sangat jauh dari pikirannya. Chanyeol sama sekali tidak punya perasaan terhadapnya. Ia sangat yakin dengan ucapannya. Walaupun ia agak sedikit bingung dengan kejadian di belakang panggung waktu itu. ah, lupakan saja. Itu jelas-jelas tidak mungkin.

Chanyeol sudah membawa 3 buku di tangannya. Semua buku pilihannya berhubungan dengan pelajaran. Chanyeol tahu gadis yang bersamanya pasti sudah bosan setengah mati, walaupun begitu ia masih ingin berlama-lama disini dan memilih satu buku lagi untuk diberikannya pada Eunji nanti. Melihat Eunji seperti itu, Chanyeol memberikan satu buku padanya untuk dibaca. Cara Menggunakan Otak dengan Benar. Begitulah judul buku yang terpampang di covernya.

"Yak, kau menghinaku?" kata Eunji sedikit berteriak, membuat Chanyeol sedikit terkikik.

***

Keduanya sudah keluar dari toko buku dan berjalan pulang padahal masih pukul 2 siang. Eunji memandang kesal kearah Chanyeol yang berada di depannya. Bagaimana tidak, Eunji yang akhirnya membawa empat buku tebal-tebal itu dengan susah payah, walaupun buku-buku ini pemberian Chanyeol. Tapi setidaknya ia bisa memberikannya nanti ketika akan sampai rumah. Lagi pula, ia sama sekali tidak mengharapkan untuk diberikan buku-buku ini semua. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu berharganya untuk membaca buku-buku itu. Sial, benar-benar sial. Disaat-saat seperti ini perutnya lapar minta diisi. Kalau begini jadinya, ia tidak akan mau lagi diajak berkencan dengan Chanyeol. tidak akan.

"duuh~~~" badan Eunji membentur punggung Chanyeol membuat buku-bukunya hampir terjatuh.

"Yak, Mengapa berhenti tiba-tiba?" ucap Eunji sedikit berteriak.

"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan dulu?"

"benarkah?" mata Eunji berbinar-binar mendengarnya.

~~~

Eunji langsung saja menyambar hamburger dan kentang goreng yang baru saja terhidang di mejanya. Ia makan lahap sekali dengan satu gigitan besar di makanannya membuat kedua pipinya menggembung sempurna. Chanyeol melihatnya hampir terbahak, ia ingin sekali mencubit pipinya yang menggembung itu dan mengatakan 'kau sangat menggemaskan'. Tapi itu ia lakukan di dalam hatinya saja.

"hei, pelan sedikit. Bukankan aku yang mengatakan aku yang lapar, kenapa jadi kau yang terlihat kelaparan sekarang hha?" ucap Chanyeol yang mulai menggigit makanannya dengan santai.

Masa bodoh dengan ucapan Chanyeol, sekarang ia hanya ingin menjinakkan perutnya sampai kenyang dan setelah itu kembali pulang menikmati sisa weekendnya dengan tidur.

Dan sekarang mulut Eunji jadi sedikit berantakan terkena saus yang meluber dari roti burgernya.

"Hahahaha" Chanyeol lepas kendali, ia tidak lagi bisa menahan tawanya. Ekspresi Eunji benar-benar sangat lucu baginya. Di tertawai begitu membuat Eunji malu dan langsung berhenti mengunyah. Dengan sedikit bibir atas dinaikkan sedikit ia mencibir Chanyeol membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Walaupun begitu, ia kembali melanjutkan makannya.

Namun tiba-tiba Chanyeol mengusap bibirnya dengan tisu yang ada di atas meja.

"makanlah pelan-pelan, arra"

Deg~~ Eunji terdiam seperti es.

"Yak, kenapa kau menjatuhkan rotimu." Ucap Chanyeol setelah melakukan kegiatannya.

"uhuk...uhukk" Eunji tiba-tiba tersedak. Ia memukul-mukul dadanya dengan kuat berharap detak jantungnya kembali normal. Semakin dipukul jantungnya semakin berpacu cepat. Apalagi saat ia menatap Chanyeol yang sedang menatapnya dengan wajah bingung.

Langsung saja Chanyeol menyuruh Eunji untuk minum banyak. Tapi setelah minum pun Eunji masih terbatuk-batuk dengan memukul-mukul dadanya lagi.

"kau tidak apa-apa?"tanya Chanyeol mulai khawatir.

Eunji kembali menatap Chanyeol. Kenapa aku seperti ini? pikir Eunji. Tidak-tidak, tidak mungkin aku punya perasaan seperti itu.

"ja-jangan menatapku seperti itu". tukas Eunji.

"kenapa? Ada apa dengan tatapanku?" tanya Chanyeol yang masih menatap Eunji dengan bingung.

"Yak. Berhentilah menatapku begitu. Haish...."

~TBC~

Sweet Black CatWhere stories live. Discover now