Chapter Tiga Puluh Satu

229 42 9
                                    

Tangan Eunji begitu piawai memilih barang-barang belanjaannya, sudah saatnya ia mengisi lemari es dan beberapa kebutuhan lainnya mengingat ini sudah memasuki awal bulan Desember, dimana musim dingin pun akan segera tiba. Ia mendorong trolli belanjaannya sambil merogoh saku kemeja panjangnya mencari benda persegi panjang yang biasanya selalu ia kantongi. 'ahh... aku lupa' ia menepuk kepalanya sendiri. Biasanya ia menghitung harga belanjaannya dulu sebelum dibawa ke kasir.

Eunji sukses memborong belanjaannya dua kantong plastik penuh masuk kedalam mobilnya. Untung beberapa waktu lalu mobilnya sudah diservice setelah beberapa lama mendekam di garasi rumah karena rusak parah. Ia melajukan mobilnya dengan tenang sambil melirik ke salah satu toko baju yang tertera disc sampai 70%. Dengan sigap mobilnya langsung ia parkirkan dipinggir jalan. Angka itu begitu menggugah isi dompetnya yang masih tersisa banyak mengingat ia baru mendapat gaji kemarin. Dan benar saja, mata eunji berkelap kelip bak bintang dilangit begitu melihat baju berderet-deret yang di jual dengan harga murah. Langsung saja tangan luwesnya memilih beberapa baju untuk diambil. Dua puluh menit waktu yang dibutuhkannya untuk mengambil dua baju pilihannya yang langsung ia bawa ke kasir.

"maaf barang yang di discon hanya bisa dibeli dengan menggunakan aplikasi yang ada di ponsel anda. Anda bisa menggunakan ponsel Anda untuk capture barcode ini" jelas kasir itu dengan ramah.

Eunji segera merogoh sakunya lagi, satunya lagi dan tasnya. 'argh... benar-benar menyusahkan' gerutunya dalam hati. Dengan berat hati ia meninggalkan baju pilihannya tergeletak di meja kasir. Sial, kenapa dia mengambil ponselku sih!.

Eunji berdiam diri disana, meratapi jendela dapurnya yang melemparkan hawa dingin disana sambil menunggu panci berisi mie yang akan menjadi santapan malamnya. ia tidak suka musim dingin, tentu saja. Semua orang juga pasti merasa begitu. Ia benci karena harus menghidupkan pemanas ruangan yang membuat tagihan listriknya melonjak naik seperti tahun lalu. Ia tidak suka merasa kedinginan. Belum lagi memakai baju berlapis-lapis dan berjalan di jalanan yang licin. Hanya satu yang ia nikmati ketika musim dingin, yaitu memakan makanan selagi panas, itu lebih nikmat bahkan hanya ramyeon, seperti yang ia santap malam ini. Lobak, kimchi, rumput laut sudah cukup menemani ramyeonnya mala mini. 'wuuh' ia meniup mienya yang masih berasap, nikmat sekali rasanya.

Ting tong

Bell rumahnya berbunyi. Eunji berharap penuh pada orang yang berada di balik pintunnya, tukang kurir yang membaca ayam goreng pesanannya. "ya sebentar" teriaknya sambil bangkit dari duduknya.

Damn, seorang berkaki panjang berdiri di hadapannya sambil tersenyum lebar penuh arti.

"a-apa yang kau lakukan disini Chanyeol?" Tanya Eunji begitu gelagapan. Pasalnya ia mengenakan piyama panjang yang cukup memalukan.

"bukankah kau berharap aku datang menemuimu?, harum sekali. Kau sedang makan apa?" Chanyeol langsung melangkah masuk begitu ia tergoda dengan aroma ramen yang masih mengepul di atas meja.

Eunji kebingungan disana, bagaimana ini? Kenapa dia tiba-tiba disini?. Ia menutup pintu dan mendekati Chanyeol yang sudah duduk sila di depan meja makan kecilnya. Eunji menggaruk pelipisnya sambil pandangannya ntah kearah mana. Lelaki didepannya hanya diam menahan tawa dalam hati melihat wajah bingung Eunji. Belum pernah sejarahnya ia membawa masuk seorang laki-laki kedalam rumahnya. Bahkan Hyun Sik selalu berdiri di depan pintu karena tidak pernah dipersilahkan masuk olehnya. Dan kini dengan wajah biasa ia masuk dengan mudahnya sampai mulutnya tidak bisa berkata apa-apa.

"kau membawa ponselku?" katanya sambil menatap mie instan yang sudah hampir mengembang.

"kita makan saja dulu, setelah itu baru kita bicara. Kebetulan aku juga belum makan malam". Tukas Chanyeol langsung mengambil sumpit dan dengan cepat menyeruput mie ramyeon buatan Eunji.

"Ya! Kenapa kau seenaknya saja memakan makananku hha? Aish..." tangannya merampas sumpit itu dari Chanyeol.

"hei, aku kan tamu. Seharusnya kau perlakukanku dengan baik. Sini sumpitnya" sumpit itu pindah lagi ke tangan Chanyeol.

Dibalas tatapan sinis Eunji yang melihat Chanyeol melahap mienya dengan rakus, bahkan ia menggeser panci itu di dekatnya. Heol! Benar-benar tidak tahu malu.

Eunji hanya diam sambil memeluk kedua kakinya dengan pasrah melihat Chanyeol menghabiskan mie instannya, padahal perutnya masih keroncongan minta diisi.

Ting tong

Bellnya berbunyi lagi. Dengan cepat ia langsung menyambar knop pintu dan membukanya. Dengan mata berbinar-binar ia menyambut ayam goreng hangatnya dari tangan sang kurir.

"terimakasih"

Eunji menatap Chanyeol yang juga menatapnya, menatap kotak ayam goreng yang dibawanya.

"ini punyaku" tukas Eunji dengan tegas dan langsung membawanya ke meja dapur menjauh dari Chanyeol yang sudah menandaskan isi pancinya. Tak sabar Eunji langsung melahap sepotong paha besar ayam goreng yang masih hangat, dan bunyi gigitannya membuat Chanyeol mendekatinya.

"aku mau juga" jawab Chanyeol sambil berekspresi imut layaknya kucing kecil yang memanggil induknya. Eunji langsung menggeser kotak ayam gorengnya ke dekapannya.

"tidak boleh" tekannya sambil menggigit paha ayamnya lagi, dan 'haap' Chanyeol ikut menggigit paha ayam goreng yang dimakan Eunji membuat bibir mereka hampir bertemu. Kontan saja ayam goreng itu jatuh seketika mendapati ekspresi kaget Eunji yang diam tak bergerak.

"enak juga" ucap Chanyeol sambil mengusap bibirnya yang berminyak. Walau dalam hati ia tertawa geli melihat ekspresi Eunji.

"ambil saja semuanya, ini" dengan segera ia menyodorkan kotak ayam gorengnya pada Chanyeol yang dibalas dengan senyuman kecil diwajahnya.

***

Chanyeol benar-benar merasa kenyang. Sudah lama sekali ia tidak makan mie instan dan memakan ayam goreng di toko kaki lima. Rasanya benar-benar nikmat. Berbeda dengan Eunji, ia malah masih merasa lapar setelah hanya memakan 2 potong ayam dan sisanya dihabiskan 5 potong oleh Chanyeol sendiri.

"kukembalikan hanphonemu. Maaf lama"

Eunji langsung menyambar ponsel itu begitu Chanyeol meletakkannya di atas meja.

"kalau begitu aku pulang dulu" kata Chanyeol sambil beranjak.

Akhirnya ia merasa tenang setelah Chanyeol sudah pulang dari rumahnya. Kini saatnya ia melepas rindu pada ponsel kesayangannya itu. Ponselnya masih terkunci, itu artinya Chanyeol pasti tidak menyalahgunakan ponselnya. Namun begitu kuncinya terbuka, wallpaper handphonenya muncul wajah Chanyeol.

"apa-apaan ini?"

Eunji melihat foto selca Chanyeol di wallpaper handphonenya.

'bip'

Sebuah pesan masuk dengan nama kontak 'pacarku'.

"simpan saja semua fotoku, terimakasih sudah lama mengagumiku. Kau pasti senang dengan fotonya kan"

"heol! Dia melihat foto itu rupanya!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kira-kira kalian pengen lanjutannya seperti apa?

please comment dibawah! 

Sweet Black CatOnde histórias criam vida. Descubra agora