Chapter 9.2 | Lie and Unexpected Kiss

35.3K 2.3K 248
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Aneira membeku di tempat. Mereka tetap berdiri berdekatan dengan tangan lelaki itu yang mendekap bahunya erat meski bibir Zean kini sudah tidak lagi menempel.

Ada perbedaan ekspresi yang begitu kentara di antara keduanya. Jika wajah Zean cerah dihias seringai, raut muka Aneira justru sebaliknya, terlihat sepucat porselen dengan napas yang tercekat karena gugup.

Seberapa kali pun ia berusaha mencerna kalimat itu, nampaknya otak Aneira sudah terlanjur blank karena tindakan gila Zean hingga gagal menangkap maksud yang sesederhana itu.

Aneira menoleh ke samping dan menatap mata biru Zean dengan pandangan tak percaya ketika lelaki itu berkata, "sampai bertemu di perayaan festival. Kuharap kau sudah menyiapkan hatimu saat itu."

Zean menyeringai tipis, sempat merapikan surai pirang Aneira ke belakang tengkuknya sebelum melenggang pergi dari hadapan wanita itu dengan santai.

Bahkan sampai Zean selesai mengambil mobilnya dan melajukannya dengan lambat persis di samping Aneira, Aneira masih saja termangu hingga tak sadar kalau bus yang ingin ditumpanginya sudah pergi.

"Dia bertingkah seperti tidak pernah berciuman saja," cibir Zean di balik setir kemudinya seraya terus memperhatikan Aneira dari kaca spion tengah. Tanpa sadar ia mengukir senyum saat mengingat eskpresi lucu wanita itu yang terlihat begitu polos.

Sementara itu.., kembali pada Aneira yang masih berdiri bak patung. Selang beberapa detik setelah Zean lewat, ia tersadar dengan sendirinya.

Wanita itu langsung membuang napasnya kasar dan mendengus geram lalu berbalik badan. Bola matanya berapi – api.

"That jerk!!!" maki Aneira nyaring sampai tenggorokannya menjadi sakit.

"Harusnya aku menampar wajahmu tadi. Sialan!!" umpatnya kesal lantas menyentuh bibirnya sendiri dengan ekspresi ngeri.

Aneira baru bertemu dengan Zean beberapa hari yang lalu dan belum terlalu dekat hingga saling mengenal satu sama lain, jadi hitungannya mereka adalah orang asing. Tetapi pria itu sudah seenaknya berbuat hal tidak senonoh padanya di depan umum!

"Ish! Tadi itu sebenarnya di bibir atau di pipi sih? Aku tidak tahu...." Aneira mengerang frustasi sambil menjejakkan kakinya ke tanah dan menjambak rambutnya sendiri.

Yang Aneira ributkan adalah posisi Zean menciumnya. Dia terlalu bingung menyimpulkan karena rasanya pria itu melakukannya di antara itu. Jadi Aneira tak bisa menyimpulkan apakah pria itu benar mencuri ciuman pertamanya atau tidak?

Kenapa dia harus meributkan hal yang tidak penting kalau nyatanya dia memang sengaja dipermainkan Zean. Damn!

***

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now