Chapter 16 | Going Steady

30.5K 1.9K 267
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zean sama sekali tak mengindahkan peringatan darinya dan justru melihat kemarahan Aneira sebagai sesuatu yang menarik. Dia masih mengurung wanita itu dengan intens di bawah tubuh kekarnya.

"Ze-Zean..," nada suara Aneira terdengar gugup seiring tangannya yang berusaha menahan dada lelaki itu.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanyanya gelisah saat Zean kembali mendekatkan wajahnya sambil tersenyum miring. Seperti ingin menciumnya lagi. Zean mulai menyentuhkan ujung hidungnya ke hidung Aneira, membuat wanita itu tersengat perasaan aneh yang begitu mendebarkan dan reflek menutup mata.

Mereka sangat dekat. Bibir keduanya nyaris menyatu. "Apa yang terjadi Zean? Mom mendengar suara keributan dari baw–"

"Astaga!"

Nathalie tiba – tiba datang dan terdiam beberapa detik. Ekspresi kagetnya langsung tergantikan dengan senyum lebar.

Mereka berdua kompak menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka lebar. Wajah Aneira langsung pucat dan mendadak kaku digerakkan. Demi apapun.. Dia sangat malu terpergok dalam keadaan yang memalukan. Sementara batinnya merutuk lelaki yang saat ini masih bergeming mengukungnya di atas ranjang.

"Inilah yang ingin kubicarakan denganmu, Ane. She is my Mom," desis Zean. Dan seketika itu juga Aneira langsung tersadar dan mendorong kuat tubuh Zean hingga terjungkal ke belakang.

Tak memedulikan ringisan pria itu yang protes karena sikunya terbentur meja, dia segera duduk dan mengibaskan tangannya. "Ah... Ini tidak seperti yang anda pikirkan, Mrs."

Nathalie terkekeh geli. "Syukurlah... Kupikir kalian sedang bertengkar. Jika urusan kalian sudah selesai, segeralah turun. Karena kita akan makan bersama," ujarnya.

Aneira melongo. Dia menatap kepergian wanita itu dengan heran. Aneira tidak percaya respon Nathalie setelah melihat semua ini justru kelewat biasa saja!

"Kau sudah dengar sendiri, Ane... Itu artinya Mom ingin mengenal calon menantunya."

"APA?" pekik Aneira. Jadi alasan Zean membawanya ke kediaman Archer hari ini dalam rangka pendekatan dengan ibu mertua.

"Ya, kau calon istriku sejak kemarin." Zean mengingatkan.

Rupanya drama yang mereka lakukan itu bukan sekedar mimpi. Aneira mengerang sambil mengacak – acak rambutnya frustasi. Tatapan tajam yang dia layangkan juga sepertinya tidak akan mempan bagi Zean sedikit pun. Senjata andalan Aneira adalah melempar barang, mungkin bantal terbang bisa menjadi hukuman yang ampuh untuk memberi Zean pelajaran.

"You jerk!" umpatnya geram saat lemparannya meleset.

"I'm honored," kata Zean bangga. Membuat Aneira semakin berang dan siap meledak kapan saja.

My Beast Charming✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang