Chapter 33 | Trapped In Golden Cage

21.2K 1.4K 164
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Cepat sembuh.., sinar matamu redup saat kau sakit. Aku tidak suka." Zean berucap dengan mata biru yang terlihat menatapnya teduh sebelum memeluk erat dan membubuhkan kecupan sayang di kening Aneira.

Lelaki itu sungguh – sungguh berniat menggoyahkan hatinya lagi. Terbukti, bagaimana bisa hanya dengan perhatian kecil yang Zean berikan Aneira dibuat diam tak berkutik? Mungkin kalimat itu sarkastik jika orang lain yang mendengarnya, tapi tidak. Aneira tahu itu mewakili perasaan terdalam Zean.

Dan ketika ia masih terpaku dengan ketidakpercayaannya, Zean sudah menjadikan Aneira, Belle yang terkurung dalam sangkar emas sepanjang hari. Memberi semua kebutuhan Aneira penuh kemewahan. Bedanya, Beast satu ini jauh lebih parah. Setelah membawa Aneira ke mansion keluarganya pagi tadi, Zean langsung pergi untuk menghadiri rapat penting yang sempat ia undur satu jam dari agenda dan mendatangkan seorang dokter pribadi keluarga untuk memeriksa keadaannya.

Marx tahu Aneira hanya sedikit kelelahan dan masih dalam pengaruh efek pengar, tetapi percuma. Mengingat bagaimana sifat keras kepala Zean, Marx ragu memberi sanggahan yang jelas akan sia – sia, karena itu ia tidak ingin memperunyam suasana. Sementara Nathalie yang kebetulan juga menyaksikan tingkah putranya hanya bisa menggeleng – geleng pasrah.

"Sabar Ane... Zean begitu karena dia sangat peduli padamu. Tidak ada maksud buruk," ujar Nathalie beberapa saat yang lalu.

Aneira pun menurut dan berbaring mengistirahatkan diri usai meminum obat yang diberikan Marx. Beruntung Nathalie terus meyakinkan Aneira untuk mengambil keputusan dengan kepala dingin. Jadi, walau semarah apapun dirinya, Aneira tidak akan menunjukkan tanda – tanda ingin lari dari Zean.

Aneh memang. Dia sedang disandera, tapi Aneira malah memaklumi perbuatannya dan sedikit pun tidak mengutuk Zean.

Itu membuat Aneira jadi berpikir sebenarnya yang ia butuhkan bukan sekedar perawatan dari dokter – dokter umum, melainkan dokter psikolog. Karena kemungkinan besar jiwanya yang bermasalah di sini.

Aneira mulai merasakan stockholm syndrome pada dirinya, mengingat bagaimana keterikatan emosi yang dia miliki terhadap Zean. Ketika rasa simpati perlahan berubah menyayangi sang penyandera lalu jatuh cinta tanpa bisa Aneira kendalikan.

Ya Tuhan... Semua perasaan ini terlalu susah dipahami.

***

"Missed me, snow white?"

Sapaan Zean di ponselnya membuat kelopak mata Aneira terbuka sempurna dan menghela napas panjang begitu melihat nama yang muncul di layar. Ia bangun karena terkejut mendengar ponselnya berdering. Bayangkan, baru enam jam lelaki itu tak mengganggu hidup Aneira yang mulai tentram dan sekarang Zean berulah lagi.

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now